Friday, 31 May 2013

TATA CARA MENGAFANI

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis haturkan kepada Pembaca http://makalah-update.blogspot.com/ dimanaun anda berada. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalan ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penulis di waktu yang akan datang. Akhirnya penulis berharap makalan ini dapat bermanfaat bagi kita semua


BAB I 
PENDAHULUAN 

Salah satu kewajiban muslim terhadap muslim lainya adalah menyolatkan jenazah, manun demikian sebelum shalat jenazah dilaksajnakan ada kewajiban lain yang harus dilakukan, yaitu memandikan dan mengkafani jenazah. 
Pada pembahasan ini penulis akan memafarkan pembahasan tentang mengkafani jenazah juga dalil yang melengkapi pembahasan ini.

BAB II 
PEMBAHASAN 

A. Hukum Mengkafani Jenazah 
Mengkafani jenazah maksudnya yaitu membungkus jenazah dengan kain kafan dengan apa saja yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup. 
Rasulullah bersabda :

Artinya 
“kami jirah bersama rasul saw dengan mengharapkan keridhaan Allah. Maka tentulah akan kami terima pahalanya dari Allah. Karena diantaranya kami ada yang meniggal sebelum memperoleh hasil duniawi sedikitpun juga. Misalnya masha’ab bin umar, ia terbunuh pada uhud dan tidak ada kain kafan kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya ditutup maka bukalah kakinya dan jika kakinya ditutup maka tersebul kepalanya. Maka nabi saw menyuruh kami untuk menutupi kepalanya dan menurh rumput idzkhir pada kedua kakinya” 
B. Kain Kafan Yang Diutamakan 
Mengenai kain kain kafan ini, disunatkan sebagai berikut :
1. Hendaklah bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh. Rasulullah bersabda:

Artinya 
“Jika salah seorang dintaramu menyelenggarakan saudaranya, hendaklah ia memilih kain kafan yang baik” (Hr. Ibnu majah dan turmidzi)



Artinya 
“Sesungguhnya rasullah sa, dikafani dalam 3 lembar kain putih bersih tidak ada padanya baju dan tidak pula sorban.
2. Hendaklah putih warnanya dan sederhana yakni tidak malah harganya serte tidak pula terlalu murah. Dalam hal ini rasulullah bersabda :


Artinya: 
“Berpakilah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih, karena pakaian putih itu merupakan pakaian terbaikmu dan kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu” (H.R Turmudzi)
3. Hendaklah menggunakan wangi-wangian 
4. Jenazah laki-laki / wanita minimal dibungkus dengan selapis kain kafan yang dapat melapisi atau menutupi seluruh tubuhnya. Namun sebaiknya itu jenazah laki-laki di bungkus oleh 3 lapis kafan yang tiap lapisnya dapat emnutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan untuk wanita sebaiknya dilapisi dengan 5 lembar kain kafan yaitu :
a. Kain basahan (kain mandi)
b. Baju 
c. Tutup kepala 
d. Kerudung (cadar)
e. Kain kafan yang dapat menutupi seluruh tubnuhnya 
Abu Daut meriwayatkan dari Laila Qaif ast-tsaqifiyah 



Berkata : aku termasuk salah satu orang yang ikut memandikan ummu kushum, putrid rasulullah saw, maka maka apa yang pertama-tama berikan oleh rasulullah saw, kepadaku adalah kain kemudian kain cekak, kemudian kain kerudung, kemudain kain selimut (mantel), lalu sesuidah itu dibungkus dalam kain yang lain. Berkata laila : rasulullah saw duduk disisi pintu sambil memegang kain-kain kafan untuknya (ummu kuhsum) dan beliau memberikannya kepada kami satu persatu.
C. Biaya Kain Kafan 
Jika seseorang meninggal dunia dan meninggalkan harta maka biaya mengkafaninya mengambi dari harta peninggalanya tersebut, tetapi kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib meneydiakan kain kafan adalah keluarganya terdekat (orang yang wajib memberi nafkah jenazah dimasa hidupnya) kalau keluarga dekatnya ada atau tidak mampu , maka untuk membeli kain kafan itu diambilka dari baitul mal dan jika baitul mal juga tidak ada maka wajib yang  menyediakan kain kafan bagi jenazah tersebut adalah orang islam yang mampu. 
D. Cara Memakaikan Kain Kafan 
Orang-orang yang berhak mengkafani, ketentuanya sama dengan ketentuan orang yang berhak memandikan jenazah, adapun hal-hal yang pelu diketahui tentang cara atau ketentuan dalam mengkafani jenazah sebagai berikut:
- Mula-mula hamparkan selembar tikar diatas lantai, lalu bentangkan 4 utas tali diatasnya, kira-kira letaknya ditempat kepala, tangan, lutut dan mata kaki jenazah yang hendak dikafani.
- Hamparkan diatas tikar tersebut kain kafan yang sudah disapkan sehelai-helai dan setiap helainya diberi wangi-wangian.
- Jenazah hendaknya diberi kapur barus yang sudah dihaluskan, kemudai letakan dihamparan kain kafan yang telah disediakan. Kedua tangan jenazah diletakan diatas dadanya, tangan kanan diatas tangan kiri atau dibolehkan juga kedua tanganya diluruskan kebawah, tempelkan kapas secukupnya pada bagian muka jenazah, pusarnya.
- Setelah itu seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan sampai rapi, lalu diikat dengan 4 utas tali yang udah disiapkan yaitu dibagian atas kepala, kelangan, lutut dan mata kaki

BAB III
KESIMPULAN 

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang lain. Salah satunya adalah mengkafani, apabila salah satu mengerjakan, maka gugur kewajiban bagi yang lain. Tetapi jika tidak ada seorang pun yang mengkafani maka berdosalah satu kaum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA 

- Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, cv Asy-Syifa, Semarang. 1990
- Abdurrahman, Maskuri dan Bakhri, Syaiful, Kupas Tuntas Sholat, Tata Cara dan Hikmahnya, Jakarta. Erlangga. 2006
- Moh rifa’I, Mutiara Fiqih Jilid I, Semarang Cv. Wicaksana 

Thursday, 30 May 2013

TATA CARA BERSUCI SECARA ISLAM

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis ucapkan kehadiaran Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas kelompok ini dengan baik tanpa ada suatu halangan apapun. Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Pembaca yang bijaksan 
2. Teman-teman yang berada dalam satu kelompok yang telah memberikan bantuannya demi terselesainya tugas ini. 

Penulis mengucapkan semoga apa yang terkandung dalam tugas yang telah dibuat ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. 

Penulis


Kelompok VI

MANDI, TAYAMMUM DAN YANG TERKAIT DENGANYA  
Sebab-sebab yang mewajibkan mandi :
1. Bertemunnya dua khitan (bersetubuh)
2. Keluar mani disebabkan bersetubuh atau dengan lain-lain sebab (nomor 1 dan 2 dinamakan juga janabat / junub)
3. Mati, dan matinya bukan mati syahid 
4. Karena selesai nifas (bersalin; setelah selesai berhentinya keluar darah sesudah melahirkan)
5. Karena wiladah (setelah melahirkan)
6. Karena selesai haidh
a. Fardu Mandi 
1. Niat; berbarengan dengan mula-mula membasuh tubuh.
Lafazh Niat
*********
Nawaitul-ghusla li raf’l-hadatsil-akbari fardhal lillaahi ta’aalaa
Artinya 
“Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah”
2. Membasuh seluruh badanya dengan air, yakni meratakan air ke semua rambut dan kulit.
3. Menghilangkan najis
b. Sunah Mandi 
1. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh badan.
2. Membaca “Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” pada permulaan mandi 
3. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan dari pada kiri.
4. Membasuh badan sampai tiga kali. 
5. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah berwudhu.
6. Mendahulukan mengambil air mudhu, yakni sebelum mandi disunahkan berwudhu lebih dahulu.

TAYAMMUM
a. Arti Tayammum 
Tayammum ialah mangusam muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci. Pada suatu ketika tayammum itu dapat menggantikan wudhu dan mandi dengan syarat-syarat tertentu.
b. Syarat-Syarat Tayammum 
Dibolehkan bertayammum dengan syarat :
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnya.
3. Telah masuk waktu shalat 
4. Dengan debu yang suci
c. Fardhu Tayammum 
1. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan shalat)
Lafazh Niat :
"Nawaitul-tayammuma li istibaahatish-shalaati fardhal lillaahi ta’aalaa"
Artinya :
“Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan shalat, fardhu karena Allah”
- Mula-mula meletakan dua belah tangan di atas debu untuk diusapkan ke muka.
- Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan.
- Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah dua kali.
- Memindahkan debu kepada anggota yang diusap 
- Tertib (berturut-turut).


d. Sunat Tayammum
1. Membaca basmalah (Bismillaahir-rahmaanir-rahiim)
2. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri
3. Menipiskan debu 
e. Batal Tayammum 
1. Segala yang membatalkan wudhu 
2. Melihat air sebelum shalat, kecuali yang bertayammum karena sakit 
3. Murtad; keluar dari islam

SEJARAH AISYAH Binti ABU BAKAR r.a

Rasulullah SAW membuka lembaran kehidupan rumah tangganya dengan Aisyah r.a yang telah banyak dikenal. Ketika wahyu datang pada Rasulullah SAW, Jibril membawa kabar bahwa Aisyah adalah istrinya didunia dan diakhirat, sebagaimana diterangkan didalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah r.a, " Jibril datang membawa gambarnya pada sepotong sutra hijau kepada Nabi SAW, lalu berkata.' Ini adalah istrimu didunia dan di akhirat." Dialah yang menjadi sebab atas turunnya firman Allah SWT yang menerangkan kesuciannya dan membebaskannya dari fitnah orang-orang munafik. 
Aisyah dilahirkan empat tahun sesudah Nabi SAW diutus menjadi Rasul. Semasa kecil dia bermain-main dengan lincah, dan ketika dinikahi Rasulullah SAW usianya belum genap sepuluh tahun. Dalam sebagian besar riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW membiarkannya bermain-main dengan teman-temannya. 
Dua tahun setelah wafatnya Khadijah r.a datang wahyu kepada Nabi SAW untuk menikahi Aisyah r.a. Setelah itu Nabi SAW berkata kepada Aisyah, " Aku melihatmu dalam tidurku tiga malam berturut-turut. Malaikat mendatangiku dengan membawa gambarmu pada selembar sutra seraya berkata,' Ini adalah istrimu.' Ketika aku membuka tabirnya, tampaklah wajahmu. Kemudian aku berkata kepadanya,' Jika ini benar dari Allah SWT , niscaya akan terlaksana." 
Mendengar kabar itu, Abu Bakar dan istrinya sangat senang, terlebih lagi ketika Rasulullah SAW setuju menikahi putri mereka, Aisyah. Beliau mendatangi rumah mereka dan berlangsunglah pertunangan yang penuh berkah itu. Setelah pertunangan itu, Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama para sahabat, sementara istri-istri beliau ditinggalkan di Makkah. Setelah beliau menetap di Madinah, beliau mengutus orang untuk menjemput mereka, termasuk didalamnya Aisyah r.a. 
Dengan izin Allah SWT menikahlah Aisyah dengan mas kawin 500 dirham. Aisyah tinggal dikamar yang berdampingan dengan masjid Nabawi. Dikamar itulah wahyu banyak turun, sehingga kamar itu disebut juga sebagai tempat turunnya wahyu. Dihati Rasulullah SAW, kedudukan Aisyah sangat istimewa, dan tidak dialami oleh istri-istri beliau yang lain. Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dikatakan, " Cinta pertama yang terjadi didalam Islam adalah cintanya Rasulullah SAW kepada Aisyah r.a." 
Didalam riwayat Tirmidzi dikisahkan "Bahwa ada seseorang yang menghina Aisyah dihadapan Ammar bin Yasir sehingga Ammar berseru kepadanya,' Sungguh celaka kamu. Kamu telah menyakiti istri kecintaan Rasulullah SAW." Sekalipun perasaan cemburu istri-istri Rasulullah SAW terhadap Aisyah sangat besar, mereka tetap menghargai kedudukan Aisyah yang sangat terhormat. Bahkan ketika Aisyah wafat, Ummu Salamah berkata, 'Demi Allah SWT, dia adalah manusia yang paling beliau cintai selain ayahnya (Abu Bakar)'. 
Di antara istri-istri Rasulullah SAW, Saudah bin Zum`ah sangat memahami keutamaan-keutamaan Aisyah, sehingga dia merelakan seluruh malam bagiannya untuk Aisyah. 
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Aisyah sangat memperhatikan sesuatu yang menjadikan Rasulullah SAW rela. Dia menjaga agar jangan sampai beliau menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan darinya. Karena itu, salah satunya, dia senantiasa mengenakan pakaian yang bagus dan selalu berhias untuk Rasulullah SAW. Menjelang wafat, Rasulullah SAW meminta izin kepada istri-istrinya untuk beristirahat dirumah Aisyah selama sakitnya hingga wafat. Dalam hal ini Aisyah berkata, "Merupakan kenikmatan bagiku karena Rasulullah SAW wafat dipangkuanku." 
Bagi Aisyah, menetapnya Rasulullah SAW selama sakit dikamarnya merupakan kehormatan yang sangat besar karena dia dapat merawat beliau hingga akhir hayat. Rasulullah SAW dikuburkan dikamar Aisyah, tepat ditempat beliau meninggal. Sementara itu, dalam tidurnya, Aisyah melihat tiga buah bulan jatuh ke kamarnya. Ketika dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, Abu Bakar berkata, "Jika yang engkau lihat itu benar, maka dirumahmu akan dikuburkan tiga orang yang paling mulia dimuka bumi." Ketika Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar berkata, "Beliau adalah orang yang paling mulia diantara ketiga bulanmu." Ternyata Abu Bakar dan Umar dikubur dirumah Aisyah. 
Setelah Rasulullah SAW wafat, Aisyah senantiasa dihadapkan pada cobaan yang sangat berat, namun dia menghadapinya dengan hati yang sabar, penuh kerelaan terhadap taqdir Allah SWT dan selalu berdiam diri didalam rumah semata-mata untuk taat kepada Allah SWT. 
Rumah Aisyah senantiasa dikunjungi orang-orang dari segala penjuru untuk menimba ilmu atau untuk berziarah kemakam Nabi SAW. Ketika istri-istri Nabi SAW hendak mengutus Ustman menghadap khalifah Abu Bakar untuk menanyakan harta warisan Nabi SAW yang merupakan bagian mereka, Aisyah justru berkata, "Bukankah Rasulullah SAW telah berkata, 'Kami para nabi tidak meninggalkan harta warisan. Apa yang kami tinggalkan itu adalah sedekah." 
Dalam penetapan hukum pun, Aisyah kerap langsung menemui wanita-wanita yang melanggar syariat Islam. Didalam Thabaqat, Ibnu Saad mengatakan bahwa Hafshah binti Abdirrahman menemui Ummul Mukminin Aisyah r.a. Ketika itu Hafshah mengenakan kerudung tipis. Secepat kilat Aisyah menarik kerudung tersebut dan menggantinya dengan kerudung yang tebal. 
Aisyah tidak pernah mempermudah hukum kecuali jika sudah jelas dalilnya dari Al Qur`an dan Sunnah. Aisyah adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah SAW sehingga banyak menyaksikan turunnya wahyu kepada beliau. Aisyah pun memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada Rasulullah SAW jika menemukan sesuatu yang belum dia pahami tentang suatu ayat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ia memperoleh ilmu langsung dari Rasulullah SAW. Aisyah termasuk wanita yang banyak menghapalkan hadits-hadits Nabi SAW, sehingga para ahli hadits menempatkan dia pada urutan kelima dari para penghapal hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik dan Ibnu Abbas. 
Dalam hidupnya yang penuh dengan jihad, Sayyidah Aisyah wafat pada usia 66 th, bertepatan dengan bulan Ramadhan,th ke-58 H, dan dikuburkan di Baqi`. Kehidupan Aisyah penuh dengan kemuliaan, kezuhudan, ketawadhuan, pengabdian sepenuhnya kepada Rasulullah SAW, selalu beribadah serta senantiasa melaksanakan shalat malam. Selain itu, Aisyah banyak mengeluarkan sedekah sehingga didalam rumahnya tidak akan ditemukan uang satu dirham atau satu dinar pun. Dimana sabda Rasul, "Berjaga dirilah engkau dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma." (HR. Ahmad )

Saturday, 11 May 2013

BIOLOGI-STRUKTUR EKOSISTEM HUTAN (WAY KANAN)


BAB I 
PENDAHULUAN 


1. LATAR BELAKANG 
Semua organisme yang hidup dialam tidak dapat hidup sendiri melainkan harus selalu berinteraksi baik dengan alam (lingkungan). Organisme hidup dalam sebuah system ditopang oleh berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh, baik selara langsung maupun tidak langsung. Kehadupan semua jenis makhluk hidup sering mempengaruhi, sastra berinteraksi dengan alam membentuk kesatuan disebut ekosistem. Ekosistem juga menunjukkan adanya interaksi bolak balik antara makhluk hidup (biotic) dengan alam (abiotik). 
Ekosistem merupakan suatu kesatuan fungsional yang didalamnya mengalir energi dan makanan (nutrient) antara lingkungan fisik (lingkungan abiotik) dan lingkungan biotic. Lingkungan biotic dan lingkungan abiotik secara terus menerus memiliki dampak satu terhadap yang lainnya sehingga menghasilkan suatu hubungan ketergantungan yang kompleks. Hal tersebut dapat menciptakan keseimbangan alam dalam kehidupan adanya suatu faktor dapat menyebabkan tergantungnya keseimbangan ekosistem itu akan mengalami perubahan juga. 
Cabang biologi yang mempelajari ekosistem adalah ekologi, ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti liana. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi kita akan tahu bahwa makhluk hidup sebagai kesatuan atau system dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti diatas pertama (zologiawan jerman, 1834 – 914). 
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasna ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya yaitu faktor abiotik dan biotic. Faktor abiotik antara lain suhu, kelembapan udara, kecepatan angina, intesitas ahaya, PH tanah dan tinggi sereseh (sampah daun). Faktor biotic adalah faktor hidup yang terdiri dari manusia hewan , tumbuhan dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkat-tingkatan organisasi makhluk hidup yaitu populasi, komunikasi dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu system yang menunjukkan kesatuan kompleks. 
2. Topik/ judul : Struktur ekosistem hutan 
3. tanggal pelaksanaan
4. tujuan                             :  1.   Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem hutan taman nasional way kambas 
2.  Mengukur karakteristik struktur ekosistem hutan  taman nasional way kambas 










BAB II 
KAJIAN PUTAKA 

Dalam tingkat organisasi kehidupan, ekosistem merupakan area alam yang berlangsung interaksi antara makhluk hidup dan tak hidup, sehingga terjadi pertukaran material antara biotik dan abiotik. Didalam suatu komunitas pada dasarnya tersusun atas komunitas-komunitas. Peristiwa aliran energi yang berlangsung didalam ekosistem lebih kompleks dibandingkan dengan komunitas. Hubungan yang kompleks antara spesies dalam ekosistem disebut dengan istilah jarring-jaring makanan. Selain itu, didalam suatu ekosistem juga berlangsung perputaran materi yang bersifat siklis. Ekosistem hutan merupakan bagian ekosistem terrestrial. Didalam suatu ekosistem hubungan antara organisme dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Aliran energi (arus energi) dapat berlangsung dengan berbagai jalan. Pengamatan suatu ekosiste, tidak mudah dilakukan, diperlukan waktu yang lama. Bahkan dikatakan mungkin tidak ada suatu ekosistem pun yang dapat dipahami seluruhnya. Untuk itu diperlukan penelitian terus-menerus. 
(H. Agus Sujarwanto, M.Pd. Petunjuk praktikum biologi umum I) 
Ekosistem terbentuk karena adanya komunitas, suatu system yang hidup dan tumbuh sekaligus sebagai siste, dinamis.
Soerianegara dan indrawan (1982) mengemukakan bahwa komunitas hutan merupakan suatu system yang hidup dan tumbuh karena komunitas itu terbentuk secara berangsur-angsur melalui beberapa tahap invansi oleh tumbuhan, adaptasi, dan stabilisi. Perubahan dalam komunitas selalu terjadi bahkan dalam komunitas hutan yang stabilpun selalu terjadi perubahan, misalnya pohon-pohon yang sudah tua mengalami tumbang dan mati. Terjadilah perbukaan atau tajuk hutan, sehingga sinar matahari dapat masuk ke lapisan tajuk bagian bawah maka anak pohon dapat tumbuh dengan baik sehingga menyusun lapisan tajuk atasnya kembali. 
(Ir. Inriyanto. 982. ekologi hutan. 121). 
Menurut Hanafiah, dkk (2005: 13) asosiasi cacing sebagai mikrofauna. 
Cacing merupakan habitat atau inang bagi mikrobia tertentu sehingga juga berfungsi sebagai penyebar mikrobia ini pada saat cacing bernigrasi. Bukti cacing sebagai penyebar ditemukan pada saat isolasi 0 spesies bakteri dari usus L. terrestis, ternyata tidak satupun yang berasal dari habitatnya. Peran cacing tanah sebagai penyebar fungsi atau bakteri juga dapat terjadi melalui mekanisme memakanya pada suatu tempat dan kemudian mengekspersikanya di tempat lain. Dalam asosiasi dengan mikroba, cacing tanah dapat berfungsi dalam menstimulasi perkembangana telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa cacing tanah merupakan mikrofauna tanah yang berperan penting sebagai penyelaras dan keberlangsungan ekosisitem yang sehat, baik bagi biota tanah maupun bagi hewan dan manusia secara umum peran cacing tanah telah terbukti baik sebagai broamelioron (jasat penyubur dan penyehat) tanah terutama dalam memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti ketersedian hara, dekomposisi bahan organic, pelapukan mineral, struktur dan lain-lain sehingga mampu meningkatkan produktifitas tanah. Menurut euwise (1990: 249) hutan hujan tropika merupakan jenis hutan yang paling subur yang mempunyai suhu tinggi sekitar (25-26) dan serangan kengan kelembapan rata-rata sekitar 30m. pepohonan itu tergabung dengan tumbuhan terna, perambat, episit, pencekik, saprosit dan parasit. Salah satu corak yang menonjol adalah sebagian besar tumbuhannya mengandung kayu. Hanya beberap jenis eposit dan sebagian kecil tumbuhan teduhan saja yang bersifat terna.  Beberapa famili tumbuhan yang anggotanya dalam iklim sedang semuanya bersifat tera, misalnya rubiance dalam hutan hujan tropic mereka berupa pohon. 
Menurut cambell reaceae (25004:409) suatu ekosistem adalah tingkatan yang sangat luas dlam suatu wilayah tertentu dan factor abiotik yang membentuk lingkungan fisikanya. Energi mengalir melalui ekosistem dan zat kimia bersiklus ekosistem; proses yang saling berhubungan ini terjadi melalui transfer zat-zat nutien melalui hubungan saling makan memakan. Spesies dalam suatu ekosistem terbagi menjadi tingkat terostik (pengambilan makanan) yang berbeda-beda yang bergabung pada sumber nutrient utamanya oraganisme auto trost adalah produsen primer; organisme heterios adalah konsumen. Herbifora adalah konsumen primer yang terutama atau secara ekslusif memakan oragnisme autotros.  
b. DESKRIPSI DATA 
Dari data hasil penelitian yang kami lakukan, dapat dideskripsikan bahwa pada plot yang kami lakukan dapat di deskripsikan pada plot yang kami amati terdapat data abiotik, data biotic dan data pengurai. Pada data abiotik terdapat termratur udara, keepatan angina, inctensitas ahaya. PH tanah, serta tinggi serasah. Pada data abiotik ini temperature udara di luar hutan sebesar 75.60 C dan di dalam hutan 75.89. intensitas cahaya yang dapat menembus  hutan pada pukul 8.00-14.00 ph tanah pada hutan sekitar 7 dan tinggi seasah daun 7CM. selain dengan adanya data abiotik juga terdapat data biotic yang mencakup produsen, konsumen. Produsen pada data biotic, juga terdapat konsumen. Konsumen pada praktikum ini yang kami temukan ada 5 macam mahluk hidup yaitu burung, babi hutan, belalang, nyamuk.
Pada praktikum kami selain terdapat data biotic dan data biotic juga adanya  data pengurai, pengurai ini berperan dangat penting untuk keseimbangan huta data pengurai tersebut antara lain yaitu cacing, semut, jamur dan rayap. Cacing hidup didalam tanah, berbentuk buat silinder dan panjang, bersifat resisten terhadap cahaya. Semut, hewan ini memmiliki kaki 6 yang kecil berwarna putih hidupnya menempel di pohon-pohon yang sudah mati dan rapuh. Yang terakhir yaitu rayap, rayap ini cara hidupnya tidka begitu jauh dengan semut yaitu selalu berkelompok, hidupnya pada kayu yang sudah busuk. Jumlah sangat banyak, biasanya didalam kerajaannya seekor raja (gundek) dan beberapa panglima. 
c. PEMBAHASAN 
Dengan mengidentifikasi jenis hutan melalui cirri-ciri keadaan dan tanaman hutan merupakan salah satu jenis hutan hujan tropic. Hujan ini ditandai dengan suhu yang tinggi yaitu 28C-37C pada musim panas suhu mencapai diatas 93f atau di bawah 68 f. pada waktu musim dingin atau hujan setahun kemudian hutan ini memiliki kelembapan rata-rata 70%-93%. 
Di dalam ekosistem setiap organisme mempunyai kedudukan tugas dna fungsi tertentu. Fungsi atau kedudukan organisme didalam ekosistem disebut nisia. Berdasarkan nisianya organisme dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 
1. Produsen 
Yaitu organisme yang mampu menghasilkan zat makanan, contohnya : tumbuhan hijau atau klorofil, di dalam hutan way kanan tersebut yang termasuk produsen seperti: soka, sempur, gandaria, plangas dan lain-lain. Mereka di katakana produsen karena memiliki zat hijau daun dan klorofil, sehingga mereka bias membuat cadangan makanan untuk mahkluk hidup lain. 
2. konsumen 
Yaitu organisme yang tidak dapat menyusun zat makanan sendiri melainkan memakan dari organisme lain. Contohnya: tumbuhan, hewan atau sisa-sisa organisme lain dalam penelitian kami di hutan way kanan yang termasuk konsumen adalah: tupai, burung dan babui hutan. Di sini tupai memakan buah-buahan dan burung juga memakan buah dan biji-biji dari buah yang ada di dalam hutan way tersebut. Untuk babi hutan ia memakan rumput yang ada di lingkungan sekitar. Mereka semua (tupai, burung dan babi hutan) termasuk dalam konsumen I, karena mereka makan langsung mengambil dari produser, untuk konsumen II dan III, kelompok kami tidak menemukannya. 
3. Decomposer 
Yaitu komponen biotic yng berfungsi menguraikan bahan orgnik yng berasal dari organisme ynag telah mati taupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Di sini dikawasan hutan way kanan yang termasuk dalam pengurai adalah : lumut, jamur, cacing dan rayap. Sebagai contoh : rayap menguraikan kayu yang rapuh, cacing menguraikan daun-daun yang berguguran serta sisa-sisa pencernaan atau hasil pembuangan dari sisa mahluk hidup agar menjadikan tanah semakin subur karena mengandung banyak oksigen. 
Di daerah tropic yang lembab dan panas decomposer berjalan sangat cepat, bila dibarengi curah hujan yang tinggi, maka hasil dekomposisi akan cepat hilang di bawa air tanah ke tempat lain. Ini berarti suatu kebocoran ekosistem, kesuburan hilang padahal cadangan dalam tanah tidak ada. 
Tetapi ada bagian tanah lapisan atas tersebar rapat akar-akar halus atau bulu akar pohon-pohonan yang siap dengan cepat hara makanan dalam larutan dalam air tanah. Penyerapan ini juga dibantu dengan hadirnya jamur yang bersimbiosis dengan pohon dan membentuk mikrorisa pada akar. Tidak jarang pula akar bulu dan miselium (benang-benang badan jamur) menembus langsung pada daun-daun mati yang mengalami dekomposisi. Dengan cara itulah hara yang di lepas oleh proses dekoposisi dengan cepat di serap dan di kembalikan ke dalam tubuh pohon untuk di sintesis menjadi  bahan yan lebih kompleks dan membentuk tubuh pohon itu lagi. Dengan demikian kemungkinan hara makanan hilang kelinkungan lain dapat dicegah. 
Energi yang diperlukan untuk semua tingkatan fotosintesis itu disediakan oleh sinar matahari yang dipakai oleh tumbuhan hijaudiam sintesis bahan organic tumbuhan hijau sebagai produsen membuat bahan organic. Produsen menyediakan makanan bagi konsumen primer (herbivore) dan herbivore menyediakan amakanan bagi koneumen skunder (karnivor). Perbedaan tingkat nutrisional dalam rantai makanan menuju kepada tingkatan-tingkatan trofis (trofisme). Dalam keperluannya akan energi tingkatan trofis tertentu bergantung pada tingkat sebelumnya, oleh sebab itu ada energi yang hilang dari tingkat satu ke tingkat berikutnya. Aktivitas metabolic semua organisme itu ditambah aksi kerja decomposer (pengurai) bangkai hewan membebaskan kembali senyawa-senyawa organic itu dipakai legi oleh produsen dalam membuat bahan organic baru, jadi dalam ekosistem itu terdapat siklus biokimia. 

BAB III 
PENUTUP 

A. KESIMPULAN 
Setelah melakukan pengamatan yang dilakukan di hutan taman nasional way kembas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen ekosistem hutan tersebut sangat bermacam-maca. Dapat dilihat dari jenis-jenis tumbuhan hewan dan lingkungannya yang berada didalamnya. Semua makhluk hidup tergantung dengan makhluk hidup lainnya. Ketergantungan ini menjadikan adanya pertukaran material antara biotic dan abiotik, sehingga terbentuknya tingkat-tingkat organisme kehidupan. 
Hutan taman nasional way kambas merupakan hutan tropic jal ini di tandai dengan suhu yang tinggi yaitu 28C-37C pada musim panas jarang suhu mencapai diatas 93 f atau dibawah 68 f hutan hujan tropic ini hamper setiap tahun di guyur hujan. 
B. SARAN 
a. Agar sabar dalam membuat praktikum 
b. Bai asisten dosen harus selalu memberi bimbingan dan pengarahan untuk adik tingkatnya dengan tidak memilih-milij 
c. Bagi mahasiswa harus menambah kajian pustaka dan memperbanyak pembahasan. 

DAFTAR PUSTAKA


Euwasie. 1990. Ekologi Tropika. Bandung : ITB 
Indriyato. 1982. Ekologi Hutan. Jakarta: Buku Aksara 
Sujarwanto, agus. 2008. Panduan Praktikum Biologi Umum 1. lampung: UM 
Michel,Cambell reece. 2004. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga. 

Friday, 10 May 2013

agama islam dan dunia kontemporer


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia Islam saat ini memiliki dua tantangan: tantangan dari dalam diri sendiri (internal) dan tantangan yang datang dari luar (eksternal). Namun mengatasi tantangan internal lebih krusial, karena kita kalah sebetulnya bukan karena musuh kuat, tetapi karena kita lemah. Meskipun musuh kita kuat (dan amat wajar jika musuh senantiasa berusaha menguatkan dirinya), namun jika kita lebih kuat niscaya kita tidak akan bisa dikalahkan. Jadi, problem terbesar umat ini adalah mengatasi tantangan yang ada dalam dirinya sendiri.
Sekarang ini era global. Setiap negara di muka bumi ini pasti dipengaruhi secara kuat oleh kekuatan global, atau lebih tepatnya konspirasi global. Tidak terkecuali dunia Islam. Yang menjadi masalah adalah bahwa kekuatan global saat ini tidak berada di tangan kita. Dan yang lebih parah lagi adalah ketika kekuatan global yang ada saat ini memaksakan program “globalisasi” ke dunia Islam. Program ini tidak lain tujuannya adalah untuk semakin menggencet, menekan, dan melemahkan dunia Islam.
Islam yang dibawa diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW mempunyai peran strategis untuk menaburkan rahmat di seluruh alam ini (Q.S. al-Anbiya’/21:107). Peran strategis Islam itu dibarengi dengan titah-Nya kepada kelompok orang beriman untuk menjadi pihak yang memimpin dan memakmurkan dunia (Q.S. al-Baqarah/2:30) sekaligus sebagai umat terbaik (Q.S. Ali Imran/3: 110). Umat terbaik saja tidak cukup untuk membuat Islam berperan sentral dalam kehidupan dunia ini, maka Allah juga memerintahkan kepada umat terbaik itu untuk senantiasa berjuang tiada henti menancapkan pilar-pilar kebenaran Islam yang berlaku universal (Q.S. al-Baqarah/2: 218; Ali Imran/3:142; al-Maidah/5:35; al-Anfal/8: 72; at-Taubah/9: 41, 86; al-Hajj/22: 78).
Akan tetapi, jika dilihat dari perspektif historis umat Islam, sungguh sangat memprihatinkan. Jumlah pemeluk yang cukup besar, tidak dibarengai dengan peran yang signifikan dalam menentukan arah peradaban dunia. Bandingkan dengan jumlah Yahudi yang konon hanya sekitar 50 juta-an di seluruh muka bumi ini, tetapi kemajuan ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan tidak ada bandingannya dengan negeri Muslim di manapun.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dunia islam dan kontemporer.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa itu dunia kontemporer?
2. Bagaimana kaitannya dengan agama islam ?


BAB II
PEMBAHASAN
Adopsi peradaban dan kebudayaan Barat adalah sesuatu yang lumrah. Faktanya, ilmuwan banyak terkooptasi oleh peradaban Barat. Bahkan memaksakannya sebagai pandangan hidup. Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari kebudayaan yang maju. Dan adalah alami jika suatu kebudayaan yang terbelakang mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam. Akan tetapi, tidak berarti bahwa semua kebudayaan dapat mengambil semua konsep dari kebudayaan lain. Setiap kebudayaan memiliki identitas, nilai, konsep dan ideologinya sendiri-sendiri yang disebut dengan worldview (pandangan hidup).
Suatu kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep kebudayaan lain karena memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak dapat meminjam sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab dengan begitu ia akan kehilangan identitasnya. Peminjaman konsep dari suatu kebudayaan mengharuskan adanya proses integrasi dan internalisasi konseptual. Namun dalam proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai filter yang menentukan diterima tidaknya suatu konsep. Hal ini berlaku dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam, yaitu ketika Islam meminjam khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-lain. Pelajaran yang penting dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama meminjam konsep-konsep asing, mereka berusaha mengintegrasikan konsep-konsep asing ke dalam pandangan hidup Islam dengan asas pandangan hidup Islam. Memang, proses ini tidak bisa berlangsung sekali jadi. Perlu proses koreksi-mengoreksi dan itu berlangsung dari generasi ke generasi.
Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran dan kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk peradaban Islam. Namun tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi proses “adopsi”, yakni mengambil penuh konsep-konsep asing, khususnya Barat, tanpa proses adaptasi atau integrasi. Apa yang dimaksud dengan konsep di sini bukan dalam kaitannya dengan sains dan teknologi yang bersifat eksak, tetapi lebih berkaitan dengan konsep keilmuan, kebudayaan, sosial, dan bahkan keagamaan.
Dalam konteks pembangunan peradaban Islam sekarang ini, proses adaptasi pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Namun sebelum melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai pandangan hidup Islam dan sekaligus Barat, esensi peradaban Islam dan kebudayaan Barat. Dengan demikian, seorang cendekiawan dapat berlaku adil terhadap keduanya.
Adil, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya atau dalam hal ini didahului dengan mengambil sesuatu dari tempat asalnya. Jika ini didasarkan pada asumsi bahwa konsep-konsep dalam peradaban asing (baca: Barat) adalah hikmah Islam yang hilang, makaseseorang pemikir Muslim harus terlebih dahulu mempelajari tempat asal hikmah tersebut dan tempat dimana hikmah itu hilang, sebelum mengambilnya kembali.

Esensi Kebudayaan Barat

Kebudayaan Barat (Western Civilization) berkembang mewarisi unsur-unsur kebudayaan Yunani Kuno, Romawi, dan unsur-unsur lain dari budaya bangsa-bangsa Eropa, khususnya Jerman, Inggris, dan Prancis. Sebagian penulis, seperti Samuel Huntington, memasukkan agama (religion)–dalam hal ini Kristen–sebagai unsur penting yang membentuk kebudayaan Barat. Demikian ditulis dalam buku populernya The Clash of Civilizations and Remaking of World Order (1996).
Barat dengan filsafat dan kebudayaannya memiliki karakternya tersendiri. Menurut Profesor Naquib al-Attas, peradaban Barat memiliki sejumlah ciri. Pertama,berdasarkan filsafat dan bukan agama. Kedua, filsafat itu menjelma menjadi humanisme yang meneriakkan dengan lantang prinsip dikotomi sebagai nilai dan kebenaran. Ketiga, berdasarkan pandangan hidup yang tragis. Artinya, manusia adalah tokoh dalam drama kehidupan di dunia. Pahlawannya adalah tokoh-tokoh yang bernasib tragis.
Prinsip tragedi ini disebabkan oleh kekosongan kepercayaan (iman) dan karenanya mereka memandang kehidupan secara dikotomis. Konsep ini berujung pada keresahan jiwa, selalu mencari sesuatu yang tiada akhir, mencari suatu kebenaran tanpa asas kebenaran atau prinsip kebenaran mutlak. (al-Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin, ISTAC, 2001).
Itulah Barat yang filsafat, sainstek, dan ekonominya sedang merajai pentas sejarah dunia. Budayanya menyebar bagai gelombang melalui berbagai gerakan kultural; filsafatnya dipahami secara luas melalui pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia; sains dan teknologinya dikagumi dan ditiru bagi pembangunan sarana dan prasarana kehidupan manusia.
Gelombang kebudayaan Barat yang disebut dengan modernisme itu pada mulanya mencerminkan gaya hidup elitis, tapi kini disebut dengan postmodernisme yang bersifat populis. Secara konseptual dampaknya dahsyat. Ia tidak saja mampu mengubah konsep sejarah secara agressif, tapi juga mengubah sikap orang terhadap agama menjadi skeptis. Agama dan kitabnya diposisikan hanya sebagai suatu bentuk “narasi besar” (grand narrative) yang kering, profan, dan dapat dipermainkan melalui bahasa dan imajinasi liar yang mencampuradukkan realitas dan fantasi. Post modernisme sebenarnya tidak lain dari sekularisme yang tampil dengan wajah baru yang “pusat gravitasinya” adalah pandangan hidup Barat (Western worldview).*
Tantangan Islam Global
a. Neo-Imperialisme
Inilah penjajahan di alam modern yang dialami oleh bangsa Muslim pasca penajahan fisik yang di kenal dengan neo-imperaialisme. Penjajahan model ini jauh lebih dahsyat dampak negatifnya bagi bangsa-bangsa Muslim ketimbang penjajahan pada era kolonialisme fisik abad 18-19 M. Kedaulatan ekonomi dan politik menjadi ketergantungan ekonomi dan politik terhadap Barat yang berbasis pada kapitalisme dan liberalisme. Tidak hanya itu, dampak lebih luas dari neo-imperalisme adalah terkikisnya nilai-nilai luhur kebudayaan lokal, identitas bangsa yang semuanya berbasis ajaran agama. Dengan kata lain, ajaran Islam dalam kehidupan Mulim telah digeser oleh nilai-nilai universal Barat semisal demokrasi, Hak Asasi Manusia, liberalisasi, civil sosiety dan sebagainya.
Neo-Imperialisme mengusung agenda yang sebagian besar umat Islam menerimanya secara wajar, tanpa sedikitpun mencurigai bahwa di dalamnya tersimpan agenda dan ideologi tersembunyi yang akan membunuh ideologi Islam. Agenda noe-imperialisme itu antara lain adalah kapitalisasi, liberalisasi, dan globalisasi.
b. Clash of Civilization (Benturan Peradaban)
Tokoh yang pertama mencetuskan teori clash of civilization adalah Samuel P. Huntington. Dalam tulisan kontroversialnya The Clash of Civilization yang dimuat jurnal Foreign Affair (Summer, 1993), guru besar studi-studi strategis pada Harvard University AS itu memprediksikan makin parahnya ketegangan antara peradaban Barat dan peradaban Islam. Tesis Huntington sebenarnya bagian dari rekomendasi bagi pemerintahan Amerika Serikat untuk membuat peta tata dunia baru di planet bumi. Huntington dalam hal ini ingin mengingatkan pemerintah AS untuk waspada terhadap ancaman baru pasca perang dingin dan runtuhnya negara Uni Soviet.
Clash of civilization adalah tindak lanjut Perang Salib yang terjadi di abad 11-12 M. Barat (terutama AS) memposisikan Islam sebagai musuh utama yang harus dilumpuhkan dengan berbagai cara. Kepentingan global Barat dalam Clash of civilization sesungguhnya adalah dominasi ekonomi dan politik atas seluruh negara non-Barat. Untuk melancarkan kepentinganya itu, Barat memakai banyak cara, dari yang paling halus sampai yang paling berdarah-darah. Cara halus Barat mengukuhkan hegemoninya diantaranya melalui rezim pengetahuan. Rezim pengetahuan yang diciptakan Barat tidak memberi ruang yang bebas kepada pengetahuan lain untuk berkembang. Generasi terdidik di negara berkembang diarahkan sedemikian rupa menjadi agen dan penjaga sistem pengetahuan Barat. Dan bukan hanya cara berfikir saja yang diarahkan, tetapi gaya hidupnya pun dikendalikan.
Hegemoni pengetahuan Barat terlihat jelas ketika kaum terdidik di negara berkembang dengan setia dan tidak sadar menyebarkan dan membela nilai-nilai dan institusi Barat seperti demokrasi, civil society, hak asasi manusia. Semua yang datang dari Barat diterima sebagai nilai-nilai universal yang merupakan produk peradaban terbaik yang harus diikuti.
c. Isu Terorisme
Aktualiasi paling kontemporer dari clash of civilization adalah isu terorisme yang sedang gencar-gencarnya dipropagandakan Barat untuk menyudutkan dan mendiskreditkan Islam. Dipicu oleh serangan 11 September atas World Trade Cantre (WTC), AS dan sekutunya seakan mempunyai mandat penuh untuk menyerang kelompok-kelompok Islam yang dinilai radikal dengan dalih memberantas terorisme. Agresi AS di Afganistan dan Irak adalah bagian dari perang melawan terorisme yang dilakukan AS dan Barat.
Perang melawan terorisme hanyalah sekadar dalih dari ambisi AS dan Barat untuk menguasai negara-negara Muslim yang selama ini potensial untuk melakukan perlawanan terhadap Barat. Dan yang lebih menyedihkan, agenda perang melawan terorisme itu diterima oleh mayoritas negara-negara Muslim sebagai agenda bersama. Bahkan pemerintah RI langsung meresponnya dengan mengeluarkan UU anti-terorisme yang menimbulkan kontroversi itu serta tidakan-tindakan lain yang menyudutkan umat Islam seperti rencana membuat sidik jari santri dan lain-lain.
Dampak isu terorisme yang dialami oleh umat Islam yang tinggal di Barat sungguh besar. Gerakan mereka selalu dicurigai dan yang lebih menyakitkan adalah stigma sebagai kelompok teroris yang berpengaruh terhadap relasi sosial mereka.
Problematika Kontemporer:
Masa yang kami maksudkan di sini dimulai dari sejak jatuhnya Dinasti Usmani di dunia Islam dimana dibagi dalam dua bagian:
1- Masa sebelum Kebangkitan Islam:
Dunia Salib Barat, pasca runtuhnya Dinasti Usmani karena masalah internal yang kala itu disebut dengan "kematian orang yang sakit", yakin sekali bahwa tidak ada lagi kekuatan di dunia Islam yang secara militer mampu berhadapan dengan Barat. Kemudian mereka menyusun program "pelucutan Islam" dari kancah social masyarakat Islam. Program musuh ini bertujuan untuk mengubah identitas dan memutuskan tali hubungan umat Islam dengan latar belakang peradaban dan budaya masa lalunya. Sebab, musuh-musuh Islam sadar benar bahwa komitmen umat Islam terhadap akidah dan ikatan-ikatan keagamaan serta moral adalah hal yang selalu berpotensi mendatangkan lampu merah alias bahaya bagi mereka. Dan berikut ini kami akan menyebutkan beberapa sebab dan factor masalah ini.
Alhasil, untuk mencapai tujuannya di era ini dan mengkikis kekuatan kaum Muslimin, musuh menetapkan aksi-aksi di bawah ini sebagai bagian dari agenda dan program mereka:
a. Membagi kawasan Islam menjadi beberapa negara-negara kecil.
b. Mengangkat penguasa-penguasa yang menjadi boneka mereka.
c. Mengeksploitasi para penulis bayaran untuk tujuan-tujuan berikut: 
- Memunculkan instabilitas akidah masyarakat.
- Menyebarkan pemikiran-pemikiran asing.
- Mengubah identitas budaya dan agama Islam.
Memecah dunia Islam menjadi beberapa negara kecil dari satu sisi dan mengangkat penguasa-penguasa boneka untuk mengaktualisasikan program pengaburan/pengkikisan identitas dari satu sisi yang lain termasuk agenda musuh yang sukses dijalankan dengan baik di era ini.
Dalam bidang ini, peran para pemikir yang kebarat-baratan dan para penulis yang secara sadar atau tidak kadang-kadang bergerak sesuai dengan apa yang telah digariskan dan diprogram oleh musuh tidak kalah daripada peran para penguasa boneka mereka. Para penulis yang telah terkontaminasi dengan aroma weternisasi, seperti Toha Husein dan Salam Musa di Mesir dan dunia Arab, Diya’ Kuk Old di Turki, Sayid Ahmad Khan di India, dan Qasim Amin dan Taqi Zodeh di Iran, dan tentu masih banyak lagi para penulis dan kolomnis koran dan majalah lainnya yang nama mereka dapat disebut, menilai bahwa jalan kemajuan dapat dicapai dengan membebek dan mengikuti pola hidup ala Barat. Mereka menekankan masalah ini dalam pelbagai tulisan, orasi dan konferen-konferensi yang mereka ikuti.
Qasim Amin adalah pendukung keras anti jilbab, karena menurutnya fenomena religius, seperti jilbab kaum wanita mencegah kemajuan umat Islam. Sebagian dari mereka menganggap bahwa mengubah tulisan ke latin adalah salah satu cara lain untuk mendekatkan umat Islam ke kafilah peradaban manusia. Sebagaimana hal ini dipraktekkan secara resmi di Turki. Akibatnya, hubungan masyarakat dengan tulisan Al Qur'an pun terputus.
Meskipun permusuhan ini secara lahiriah menandai adanya peperangan antara tradisi dan modernitas, dan para pemikir ini mengklaim bahwa mereka berusaha untuk mengantarkan masyarakat pada kafilah peradaban manusia, namun sejatinya mereka hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh musuh dalam pertarungan ini; pertarungan yang esensinya adalah permusuhan peradaban dan budaya yang bertujuan untuk memutuskan umat Islam dari latarbelakang peradabannya.
Musuh sangat memahami bahwa selama hubungan masyarakat Islam dengan budaya dan peradaban masa lalu mereka terbangun dengan baik, maka hal itu berpotensi mendatangkan bahaya dan sewaktu-waktu dapat menggerakkan perlawanan dan resisitensi masyarakat terhadap serangan bangsa asing. Musuh mengetahui bahwa budaya ini memiliki benteng yang kokoh yang mampu memberikan pertahanan dan daya tahan khusus di hadapan serangan membabi-buta mereka, dan benteng yang dimaksud adalah akidah (keyakinan). Oleh karena itu, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk membuat dan merancang strategi yang kiranya dapat melemahkan faktor-faktor, yang, membuat umat Islam terikat dengan keyakinan dan kepercayaan keagamaan mereka.
Berkaitan dengan hal ini, ada suatu fenomena menarik yang kiranya dapat menjadi bahan renungan kita bersama, yaitu pada tahun 1920 M dan selanjutnya di daerah yang paling strategis di beberapa kawasan dunia Islam yang notabene berbeda secara bahasa, geografi dan mazhab, namun uniknya para pemimpin di pelbagai kawasan ini secara serempak menyatakan perang dan protes keras terhadap pelbagai symbol dan identitas keagamaan dan budaya masyarakat mereka sendiri. ‘Di Turki, pasca tumbangnya Pemerintahan Usmani, Musthafa Kamal Atatruk mengambil tampuk kepemimpinan pada tahun 1923 M, di Iran dikuasai oleh Reza Pahlavi pada tahun 1925 M dan di Afganistan kursi kekuasaan diduduki oleh Amanullah Khan pada tahun 1919 M.
Yang menarik, di tiga kawasan strategis Islam tersebut semua penguasanya melakukan gerakan yang nyaris sama dimana mereka semua berusaha merusak budaya lokal dan mengajak masyarakat untuk mengikuti gaya hidup ala Barat serta memerangi dengan serius segala bentuk fenomena keagamaan, seperti jilbab, masjid, shalat, para alim ulama, tulisan Arab, dan pelbagai fenomena religius dan budaya masyarakat lainnya.
Tak syak lagi, fenomena ini bukanlah suatu kebetulan semata dan juga tidak apat dikatakan bahwa mereka sebenarnya berusaha untuk memerangi kemunduran dan berpikir untuk kemajuan bangsa mereka. Para pemimpin boneka ini dengan sadar sedang memainkan scenario penjajah di negara-negara yang mereka ditugaskan di situ. Oleh karena itu, di era tersebut para penguasa inilah yang menandatangani kontrak/perjanjian politik dan militer yang paling merugikan.
Di seluruh negara dan kawasan Islam lainnya juga terjadi keadaan yang serupa. Termasuk program dan agenda yang diterapkan dengan serius dan sistematis di era ini di pelbagai negeri Islam lainnya adalah mensosialisasikan pelbagai pemikiran dan "isme" yang diimpor dari Timur dan Barat dan menyebarkan paham nasionalisme serta menghidupkan kembali pelbagai adat istiadat dan tradisi kaum Jahiliya dengan asumsi bahwa hal tersebut merupakan latarbelakang nasional.
Kendatipun berbagai konspirasi ini mendapat perlawanan kuat dan reaksi keras serta efektif para ulama Islam, khususnya ulama Syiah di Iraq dan Iran, namun lemahnya sarana dan alat dakwah dibandingkan dengan sarana yang digunakan pihak musuh dan usaha biadab dan tak manusiawi pihak penguasa dalam mengkikis peran ulama dan menghentikan gerakan-gerakan Islam, menyebabkan budaya impor ini berhasil melakukan penetrasi secara mendalam di banyak dari masyarakat Islam.
Di banyak negara Arab faham nasionalisme berkolaborasi dengan sosialisme. Kolaborasi ini begitu penting karena meskipun nasionalisme Arab mempunyai daya tarik kebangsaan, namun ia sendiri tidak cukup untuk mengisi kekosongan pada program dan pedoman kehidupan. Karena itu, sosialisme disosialisasikan sebagai system politik-sosial yang berdampingan dengan nasionalisme Arab.
Dan dengan penggabungan ini, setelah mensosialisasikan penon-aktifan agama dari panggung social, mereka berusaha untuk mengisi kekosongan ideologi. Di zaman itu, ideologi Sosialisme-Marxsisme yang berseberangan dengan sistem Kapitalisme yang menjadi penguasa dunia tampil sebagai sistem politik revolusioner baru yang memiliki daya tarik tersendiri di kalangan anak-anak muda dan para mahasiswa. Karena alasan ini, di banyak negara Arab, nasionalisme Arab yang memiliki karakter sosialisme berhasil mengait pengikut dan simpatisan,khususnya di kalangan cendekiawan dan generasi muda. Di Iraq, kelompok Komunis—karena dukungan dan lampu hijau dari pemerintah—secara terang-terangan bergabung dengan Materialisme-Marxsisme yang dasar pemikirannya berhaluan pada pengingkaran terhadap metafisik dan Pencipta alam. Dengan kata lain, mereka mengajak masyarakat kepada kekufuran dan ketidakberimanan kepada Tuhan. Masalah ini memunculkan kecaman dan protes keras kalangan agamis, sehingga Ayatullah al-‘Udzma Sayid Muhammad Hakim mengeluarkan fatwa bersejarah yang berlebel “Komunisme adalah kafir dan tak kenal Tuhan” . Fatwa ini berhasil menghentikan kesesatan tersebut. Sebab, dengan keluarnya fatwa ini masyarakat termotivasi untuk melakukan kebangkitan kolektif dimana mereka menyerang pusat kelompok sesat ini, sehingga membuat pemerintah mengubah sikapnya dan menarik dukungannya terhadap gerakan Komunis ini.
Oleh karena itu, dengan mudah dapat dikatakan bahwa tujuan dan agenda musuh di era ini dan di masa sebelum dimulainya kebangkitan Islam secara utama terpusat dan terfokus pada usaha menyingkirkan peran agama dan menumbuhkan pemikiran Materialisme. 
Keimanan yang kuat dan kokoh masyarakat terhadap Islam dan pelbagai ajaran abadi Al Qur'an menjadi penghalang melemahnya keterikatan mereka pada Islam, meskipun serangan musuh di era ini bak ombak besar yang menerjang masyarakat Islam dari pelbagai arah, dan kendatipun sekolah, dan universitas, koran, majalah, pena-pena bayaran, dukungan para pengusa boneka berhasil menyebarkan budaya impor dan gaya hidup Barat dan pelbagai asesorisnya di tengah masyarakat. Tetapi, mereka sama sekali tidak mampu mengubah identitas asli Islam masyarakat dan hubungan mereka dengan Islam. Sebagai contoh, di Turki, meskipun setelah jatuhnya Kerajaan Usmani, penguasa boneka Barat berhasil menjalankan pemerintahan sekularis dan menggunakan pendekatan kekerasan dalam rangka menerapkan program "menyingkirkan Islam", seperti mengubah huruf Arab, melarang wanita memakai jilbab, dan bahkan mengubah model pakaian dan menyebarkan Nasionalisme Turki dst… dll. Namun, setelah beberapa decade berlalu; dengan hanya tersedianya kebebasan untuk menampakkan akidah dan terciptanya kondisi untuk mewujudkan keinginan masyarakat, maka hanya satu kelompok politik yang menang, yaitu yang kendaraan politiknya bernamakan Islam.
Berkaitan dengan masalah Palestina juga demikian halnya. Meskipun para pemimpin bayaran dan para tokoh negara Arab yang pro-Barat dalam beberapa tahun yang lalu berusaha melihat masalah Palestina dari kaca mata non-Islam dan memberikan warna Nasionalisme Arab padanya, namun sekarang kita menyaksikan di Palestina bahwa gerakan politik dan ormas yang berhasil menarik mayoritas suara rakyat adalah gerakan politik dan ormas yang memperkenalkan dirinya dengan syiar jihad.
2. Era Kebangkitan Islam:
Kebangkitan Islam adalah nama dari suatu tahapan dimana kaum Muslimin—setelah berabad-abad terlelap dalam tidur dan kelalaiannya—mengharapkan hegemoni Islam di tengah masyarakat mereka. Era ini identik dengan kembalinya orang-orang Islam pada peradaban terdahulunya dengan tujuan menghidupkannya kembali. Tahapan ini bisa disebut era percaya diri dan penolakan terhadap semua solusi politik-sosial yang diimpor dari Timur dan Barat, dan kembali pada kekuasaan politik Islam. Keberhasilan kebangkitan Islam ini yang mampu mengubah secara luas wajah dunia dimotori oleh para reformis, pembaharu, gerakan-gerakan Islam, pusat-pusat pencerahan yang dipimpin oleh para ulama dan hauzah (sentral-sentral pendidikan tradisional agama) di Irak dan Iran. Tak diragukan lagi, terdapat banyak faktor yang melatarbelakangi perubahan ini, dan kami akan mengisyaratkan sebagiannya di bawah ini:
a. Telah tampak dengan jelas ketidakberdayaan semua pemikiran dan "isme" yang diimpor dari Timur dan Barat.
b. Telah terbongkar kedok para penguasa boneka dan para pengklaim gerakan modernisme sebagai antek-antek penjajah dan masyarakat sudah tidak percaya lagi terhadap kinerja mereka pada sejarah kontemporer.
c. Tindakan zalim para penguasa boneka yang sangat keterlaluan dan mereka dengan sengaja mengunakan aset dan kekayaan nasional untuk kepentingan penjajah.
Dengan kemenangan Revolusi Islam Iran, seolah ruh dan nyawa baru ditiupkan pada kebangkitan ini. Revolusi Islam Iran menjadi contoh bagi pelbagai gerakan kebebasan untuk semua orang-orang tertindas didunia. Revolusi Islam Iran dengan kepemimpinan Imam Khomaini adalah bak ledakan cahaya di tengah dunia gelap yang melanda orang-orang tertindas.
Musuh awalnya berada dalam kebingungan di hadapan ombak dan perubahan besar ini dan mereka berada dalam ketakutan yang luar biasa. Dan akhirnya, mereka pelan-pelan mulai memikirkan bagaimana menemukan cara dan strategi untuk menghadapi gelombang ombak ini.
Pertama, mereka memaksakan perang melalui partai Ba’ts, Iraq yang dipimpim oleh Saddam Husein Takriti. Kekuatan Adi Daya mendukung Saddam secara penuh (media, logistic, alat militer) untuk menghancurkan Revolusi Islam yang baru berlangsung di Iran. Dengan hancurnya Iran yang jelas-jelas mengangkat bendera Islam maka harapan rakyat terhadap pemerintahan dan kemuliaan Islam di dunia akan sirna. Di samping perang yang dipaksakan, Saddam juga menyiapkan pelbagai ambisi pribadi jahatnya, namun gelombang ombak ini bukan hanya tidak berhenti, tapi justru semakin tumbuh subur dan akarnya semakin kuat. Gaung kebangkitan Islam di Iran justru—hari demi hari—semakin menyebar kemana-mana dan gerakan Islam di Iran semakin matang dan mantap dalam menghadapi pelbagai konspirasi musuh eksternal dan internal.
Sampai sekarang tekad dan perlawanan yang tumbuh dari kekuatan iman masyarakat Muslim Iran menjadi faktor utama yang mampu menjaga cita-cita Imam Khomeini dan pemerintahan Islam dan juga menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi pelbagai konspirasi yang disusun sejak awal Revolusi Islam Iran.
Hari demi hari dunia Islam terus menghadapi pelbagai konspirasi yang dilancarkan para musuh untuk menghambat laju kebangkitan Islam. Konspirasi ini bukan hanya tidak berhenti, bahkan hari demi hari lebih dalam, lebih luas dan lebih sulit.
Untuk generasi yang hidup di era kebangkitan Islam dan Revolusi Islam, sangat penting bagi mereka untuk mengetahui problematika kontemporer dunia Islam dan tujuan buruk segi tiga kejahatan, yaitu kekuatan kekufuran, Zionisme, dan kaum Salibisme internasional. Di samping pengetahuan ini, memahami potensi dan kekuatan perlawanan serta unsur kemenangan di hadapan musuh-musuh bersama akan menjamin basirah (ketajaman mata hati) dan membuat kita yang berada di barisan kebenaran mengenal bagaimana caranya menghadapi front kebatilan dalam peperangan panjang yang sangat menentukan ini.
Adapun strategi yang disusun Barat untuk menghadapi dunia Islam pada era kebangkitan Islam adalah:
a. Mengkikis peran Islam dari percaturan masyarakat dunia.
b. Menghapus peran Islam di antara masyarakat Islami sendiri.
c. Melucuti infrastruktur dan potensi yang dimiliki negara-negara Islam.
Sekarang, kami akan menjabarkan ketiga strategi tersebut di bawah ini:
a. Mengkikis peran Islam dari percaturan masyarakat dunia
1. Meragukan keberadaan Islam sebagai agama samawi.
2. Meragukan keotentikan Al Qur'an.
3. Mendistorsi sejarah dan kehidupan Nabi Muhammad saw yang jelas-jelas diakui kebenarannya oleh seluruh umat Islam.
4. Memberikan gambaran yang tidak benar berkenaan dengan ajaran Islam dan Al Qur'an, dan mengenalkannya sebagai sumber kekerasan.
5. Mewujudkan kebencian dan ketegangan di antara kaum Muslimin dan para pengikut agama lainnya, khususnya umat Kristen.
6. Mengadakan pelbagai seminar ilmiah dan mendirikan pusat penelitian untuk mengenal Islam dengan tujuan untuk mempelajari kelemahan dan kekurangan agama Islam.
b. Menghapus peran Islam di antara masyarakat Islam sendiri dan menyebarkan pemikiran Liberalisme
1. Menolak kemampuan Islam dalam mengatur kehidupan manusia kontemporer.
2. Kontradiksi antara hukum social Islam dan modernitas.
3. Meragukan kembali hal-hal yang sudah pasti dan disepakati dalam Islam, seperti jilbab, hukum waris, hukum peradilan Islam, dan menganggap hokum-hukum tersebut hanya berlaku dan cocok pada masa tertentu.
4. Melawan otoritas para ulama.
5. Menolak ijtihad dan taklid dan tidak setuju kepada keharusan spesialisasi dalam hukum Islam.
6. Menyebarkan penghalalan apa saja dengan dalih kebebasan.
1. Menanamkan keraguan pada keyakinan beragama para pemuda berkaitan dengan masalah dasar-dasar epistimologi Islam.
2. Mensosialisasikan pemahaman yang dimpor dari pusat akademi Barat dan menerapkannya pada prinsip-prinsip epistimologi Islam, seperti; pluralisme agama, hermeneutic, menolak kebenaran makna lahiriah Al Qur'an dan hadis dan pembahasan-pembahasan yang serupa dengan ini.
3. Memerangi prinsip dan nilai akhlak yang mendominasi masyarakat Islam dengan memanfaatkan konvensi internasional dengan judul hak-hak asasi manusia, hak-hak perempuan, kebebasan dan lain-lain dan kemudian memaksa negara-negara Islam untuk menjalankan keputusan ini.
c. Melucuti infrastruktur dan potensi yang dimiliki negara-negara Islam
1. Menyalakan konflik antar pelbagai kaum dan mazhab di dalam negara-negara Islam.
2. Mendalangi terjadinya krisis dan ketegangan politik di negara-negara Islam melalui antek-antek bayaran mereka.
3. Mengembangbiakkan teroris dan mewujudkan instabilitas di tengah masyarakat Islam.
4. Memecah belah di antara negara-negara Islam untuk mencegah persatuan dan keharmonisan hubungan sesama mereka dan menghalangi kemungkinan tercapainya satu kata atau satu sikap di pelbagai lembaga dan organisasi internasional.
1. Menghancurkan pondasi perekonomian negara-negara Islam dan menghabiskan kekayaan alam anegerah Ilahi pelbagai negara ini dengan tujuan menahan potensi pertumbuhan masyarakat Islam. Strategi ini menggunakan beberapa kiat di bawah ini:
- Menciptakan musuh imajiner dengan maksud memaksa suatu negara untuk membeli senjata dangan modal besar.
- Membuat pelbagai negara sibuk dengan masalah-masalah dalam negeri dan menjadikan mereka terpaksa menaggung biaya yang sangat besar untuk mengontrol keadaan dalam negerinya.
- Memunculkan krisis dengan tujuan untuk menahan laju perkembangan ekonomi.
1. Melemahkan rasa percaya diri bangsa-bangsa Islam dan menanamkan rasa putus asa di antara mereka dengan tujuan menghilangkan spirit perlawanan dan rasa percaya diri. Dan mematikan segala usaha di bidang independensi unsur bersama pada seluruh tema yang telah kami paparkan di atas, politik, dan mendesain pelbagai problema dan fitnah ini dalam kemasan perang budaya dan peradaban. Sebab, sebagaimana yang telah kami singgung bahwa fenomena kebangkitan Islam tidak akan pernah dicegah oleh musuh melalui pendekatan dan aksi militer.
C. Kondisi Umat Islam
a. Terpecah belah dan diskonsolidasi
Adanya hadis yang menyebut bahwa umat Islam akan terbagi menjadi tujuh puluh tiga golongan dan yang selamat hanya satu, seolah menjadi alasan normatif bagi umat umat Islam untuk tidak bersatu. Realitas umat yang majemuk, terdiri dari beragai aliran pemikiran dan golongan serta berbagai kelompok gerakan tidak disikapi secara bijak oleh umat Islam sebagai sebuah keniscayaan sejarah, tetapi malah dijadikan alasan untuk mengutuk, menyesatkan, menafikan dan menyerang kelompok lain.
Suasana tidak harmonis antar umat Islam tidak saja terjadi di level bawah, tetapi pada level antar negara Islam. Arab Saudi, misalnya, tampak tidak begitu simpati apalagi tergerak secara kongret untuk melakukan pembelaan terhadap Hizbulloh yang diserang Israel, gara-gara Hizbulloh berpaham Syi’ah.
Belum lagi “pertarungan” antara kelompok konservatif salafi dengan gerakan-gerakan Islam modernis internasional, seperti Ikhwan al-Muslimin dan Hizb at-Tahrir, antara kelompok Islam pro pemerintah dengan kelompok Islam radikal di Mesir, Aljazair, Sudan, Somalia, Pakistan dan sebagainya. Aneka konfilk itu sangat jelas melemahkan kekuatan Islam dan menguntungkan kelompok Barat yang selama ini sedang giat-giatnya membuat Islam lemah melalui politik adu domba.
Di level nasional Indonesia, dapat disaksikan betapa umat Islam tidak mempunyai satu ritme gerakan untuk melaksanakan agenda umat melawan musuh bersama Islam. Atau jangan-jangan musuh bersama (common enemy) itu tidak pernah terpikirkan oleh umat Islam sehingga justru yang menjadi musuh adalah kelompok Islam lain. Sinergitas antar gerakan Islam tidak tampak dan yang muncul adalah egoisme kelompok, seolah hanya dengan kelompoknya sendiri seluruh persoalan umat Islam dapat dipecahkan.
b. Terpenjara oleh kesadaran magic (tahayul)
Salah satu akibat yang dimunculkan oleh kesadaran macam ini adalah mejadikan umat Islam anti terhadap ilmu pengetahuan. Padahal, kemajuan yang dicapai Barat dan yang lantas digunakannya untuk menyerang Islam adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dunia Islam terlena dengan kesadaran magic, dan menganggap seolah-olah semua persoalan umat dapat diselesaikan dengan perilaku yang bersumber dari kasadaran macam itu. Ketika Allah mengingatkan bahwa setan adalah musuh yang nyata, maka banyangan umat tentang sosok setan adalah makhluk halus yang suka membuat orang kesurupan atau hantu di malam hari semata. Umat tidak sadar bahwa manusia pun bisa menjadi setan yang tingkah polahnya bisa jauh lebih dahyat efeknya bagi kehidupan. Amerika dan Barat, yang sewenang-wenang terhadap Islam apa bukan setan namanya? Majikan yang suka memeras buruhnya, apa tidak bisa digolongkan menjadi kelompok setan? Penguasa yang dzalim dan korup apa bukan kelompok setan? Jika mereka adalah sosok setan, lantas apa bisa melawannya hanya dengan kekuatan-kekuatan magic? Kalau umat Islam mau meniru Iran, dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologinya, mengantarkan Iran menjadi satu-satunya kekuatan Islam yang paling ditakuti Barat. Bahkan konon, Iran termasuk salah satu dari tiga negara di muka bumi ini yang bebas dari intervensi Amerika.
c. Stategi gerakan yang lemah
Di samping gerakan Islam lemah dalam konsolidasi, mereka juga lemah dalam menyusun strategi gerakan sehingga tidak efektif dalam mengusung agenda Islam. Gerakan Islam lebih tertarik dengan membuat program yang bisa memperbesar anggota ketimbang program yang langsung menyentuh persoalan umat. Sehingga program pemberdayaan masyarakat, advokasi terhadap mereka yang tertindas atau membangun kekuatan ekonomi serta politik umat Islam menjadi terlupakan.
Pola-pola gerakan yang dilakukan umat Islam masih bertahan dalam pola konvensional yang tradisionalis dan anti kemajuan. Sarana-sarana modern belum dimanfaatkan secara maksimal oleh gerakan Islam, kecuali hanya beberapa saja. Kondisi ini yang membuat umat Islam sering gamang dalam menghadapi musuh-musuh Islam yang pola gerakannya demikian canggih.
Gerakan Islam juga lebih cenderung hanya bisa membuat gerombolan dan kerumunan ketimbang gerakan efektif yang langsung bisa menembak sasaran dengan tepat. Akibatnya, beberapa agenda gerakan Islam itu hanya efektif di tingkat isu tetapi tidak terasa di tingkat aplikasi kongkretnya. Gerakan anti pornografi dan pornoaksi di Indonesia misalnya, bisa dijadikan cermin tentang hal ini.

D. Pengaruhnya di Level Nasional dan Lokal
a. Mayoritas jumlah tetapi miskin peran
Kalau boleh bertanya jujur, siapa yang mengendalikan negeri ini? Umat Islamkah, atau umat Islam hanya menjadi sekadar komoditi untuk diperjual belikan. Dalam bidang politik, siapa yang berkuasa? Mereka memang beragama Islam, tetapi apakah mereka dengan serius melaksanakan agenda gerakan Islam? Dalam bidang ekonomi sudah jelas yang berkuasa adalah kelompok kapitalis. Mereka memang kemudian ramai-ramai melakukan Islamisasi ekonomi dengan membuka fasilitas ekonomi syari’ah, tetapi upaya ini bisa ditebak hanya menguntungkan kelompok mereka dan umat Islam hanya menjadi komoditi.
Dalam bidang pendidikan, sekolah mana, atau perguruan tinggi mana yang lebih unggul? Padalah ini adalah bidang strategis untuk mempersiapkan generasi masa depan Islam yang siap bersaing dengan mereka.
b. Gamang dalam menghadapi deislamisasi
Proses deislamisasi khususnya di kalangan generasi umat Islam terasa kian gencar. Tidak hanya Kristenisasi, tetapi demoralisasi juga sedang dilancarkan dengan dahsyat ke dalam tubuh umat Islam. Dan sayangnya, kondisi semacam ini dihadapi oleh umat Islam dengan tidak serius dan tidak efektif. Kristenisasi yang demikian canggih dan multi approach (dengan berbagai cara dan pendekatan) lebih banyak dihadapi umat Islam dengan mengeluh dan mengutuk.
Gelombang liberalisasi moral ditengah-tengah generasi muda Islam juga sering dihadapi secara fregmented (terpilah-pilah) dan tidak komprehensif (menyeluruh). Akibatnya, generasi muda Islam kian hari kian menjauh dari ajaran Islam. Ini adalah problem budaya yang harus dihadapi dengan counter hegemonic culture(melawan budaya dominan), dan tidak semata-mata persoalan split personality (ketidak shalihan individu).
c. Berkubang dalam konflik
Akibat dari politik pecah belah yang dilakukan Barat, terasa sampai di tingkat lokal dan akar rumput (grassroot). Umat Islam menjadi saling curiga antara satu kelompok dengan kelompok lain bahkan sampai terjadi konflik yang berdarah-darah.
Saking curiganya dengan kelompok lain, hal-hal yang semestinya bukan ajang konflik menjadi media efektif untuk menyulut konflik. Perbedaan furuiyah, manhaj gerakan, manhaj dahwah dan tarbiyah menjadi lahan subur untuk saling menafikan bahkan mengkafirkan.
Apalagi jika sudah memasuki wilayah politik, sungguh sangat sulit untuk tidak terjadi konflik. Kerusuhan yang terjadi di Madura beberapa tahun silam diakibatkan oleh berbedaan aspirasi politik walaupun mereka sama-sama Islam dan sama-sama NU. Nu dan Muhammadiyah juga pernah hampir terjadi kerusuhan besar hanya saat berbeda dalam sikap politik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dunia kebarat-baratan atau dunia kontemporer pada saat ini mulai memasuki agama islam, banyak cara yang harus dilakukan

Thursday, 9 May 2013

Mahkamah Konstitusi Dalam Sistem Hukum Indonesia


Sistem Hukum 
Indonesia diidealkan dan dicita-citakan oleh the founding fathers sebagai suatu negera hokum (rechtsstaat/ the rule of law). Bahkan dalam rangka hasil perubahan keempat UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) ditegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Oleh karena itu, hokum hendaknya dapat dipahami dan dikembangkan sebagai satu kesatuan system. Dalam hokum sebagai suatu kesatuan system terdapat (1) elemen kelembagaan (elemen institusional), (2) elemen kaidah aturan (elemen instrumental), dan (3) elemen perilaku para subjek hokum yang menyandang hak dan kewajiban yang ditentukan oleh norma aturan itu (elemen subjektif dan cultural). Ketika elemen system hokum itu mencakup (a) kegiatan pembuatan hokum (law making), (b) kegiatan pelaksanaan atau penerapan hokum (law administrating), dan (c) kegiatan peradilan atas penerapan hokum (law adjudicating). Selain itu, ada pula kegiatan lain yang sering dilupakan orang, yaitu : (d) permasyarakatan dan pendidikan hokum (law socialization and law education) dalam arti seluas-luasnya yang juga berkaitan dengan (e) pengelolaan informasi hokum (law information managent) sebagai kegiatan penunjang. 
Kelima kegiatan itu biasanya dibagi ke dalam tiga wilayah fungsi kekuasaan Negara, yaitu (i) fungsi legislasi dan regulasi, (ii) fungsi eksekutif dan administrative, serta (iii) fungsi yudikatif atau judisial. Kesemua itu harus pula dihubungkan dengan hierkinya masing-masing mulai dari organ tertinggi sampai terendah, yaitu yang terkait dengan aparatur tingkat pusat, aparatur tingkat provinsi, dan aparatur tingkat kabupaten/kota. 
Pengertian system hokum yang harus dikembangkan dalam kerangka Negara Hukum Indonesia berdasarkan UUD 1945. sebagai sontoh, karena bangsa kita mewarisi tradisi hokum Benua Eropa (civil law), kita cenderung menumpahkan begitu banyak perhatian pada kegiatan pembuatan hokum (law making), tetapi kurang memberikan perhatian yang sama banyaknya terhadap kegiatan penegakan hokum (law enforcing). 
Teori fiktie di atas memang fikstie sifatnya atau khayalan saja, karena tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Dalam masyarakat homogen seperti itu informasi hokum yang tersedia dalam masyarakat  bersifat simentris. Tetapi di Negara yang demikian besar wilayahnya, begitu banyak pula jumlah penduduknya, serta miskin dan terbelakang pula kondisi kesejahteraan dan pendidikannya seperti Indonesia, sudah tentu system informasi hokum dalam masyarat tidak bersifat simetris. Oleh karena itu, di samping adanya dan di antara kegiatan pembuatan hokum (lawa making) dan penegakan hokum (law enforcing), diperlukan kegiatan, yaitu pemasyarakatan hokum (law socialization) yang cenderung diabaikan dan dianggap tidak penting selama ini. Strategi pembangunan hokum ataupun pembangunan nasional untuk mewujudkan gagasan Negara hokum (rechtsstaat atau the ruleof law) juga tidak boleh terjebak hanya berorientasi membuat hokum saja, hanya dengan melihat salah satu elemen atau aspek saja dari keseluruhan system hokum tersebut di atas. Untuk itu bangsa Indonesia perlu menyusun suatu “blue-print”, suatu desain makro tentang Negara hokum dan system hokum Indonesia yang hendak kita bangun dan tegakkan di masa depan.
Mahkamah Konstitusi di Berbagai Negara
Kekuasaan ini dijalankan oleh lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman yang dapat berdiri sendiri terpisah dari MA atau dilekatkan menjadi bagian dari fungsi MA. Keberadaan lembaga MK merupakan fenomena baru dalam dunia ketatanegaraan. Fungsinya biasanya dicakup dalam fungsi Supreme Court yang ada ditiap Negara. Salah satu contohnya ialah Amerika Serikat. Diberbagai Negara lainnya, terutama dilingkungan Negara-negara yang mengalami perubahan dari otoritarian menjadi demokrasi, pembentukan MK itu dapat dinilai cukup popular. Ada pula Negara lain seperti Jerman yang memiliki Federal Constitutional Court yang tersendiri. Di Afrika Selatan, MK dibentuk pertama kali pada tahun 1994 berdasarkan Interim Constitution 1993. anggotanya berjumlah 11 orang, terdiri atas 9 pria dan 2 orang wanita. Masa kerja mereka adalah 12 tahun dan tidak dapat diperpanjang lagi, dengan kemungkinan penggantian karena pension, yaitu apabila mencapai usia maksimum 70 tahun. Di Republik Cekoslowakia, MK terbentuk sejak Februari 1992, aebelum Republik Federal Cekoslowakia bubar dan menjadi dua Negara (Ceko dan Slowakia) pada tanggal 31 Desember 1992. Republik Lithuania jumlah anggotanya sebanyak 9 orang diangkat oleh parlemen (Seimas) dari calon-calon yang diusulkan oleh ketua parlemen 3 orang, oleh presiden 3 orang, dan 3 orang lainnya oleh ketua MA. Ketua MK itu dipilih dan ditetapkan oleh Seimas dari calon yang diajukan oleh Presiden.

Wednesday, 8 May 2013

MAKALAH LAS LISTRIK & LAS GAS


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah las listrik dan las gas ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah banyak membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Makalah las listrik dan las gas ini disusun berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari pembelajaran las listrik dan las gas serta dari berbagai referensi yang penulis dapatkan. Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu penulis mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya, dipelihara dan digunakan sebagaimana mestinya. Akhirnya penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan semua itu kesempurnaan makalah ini dapat tercapai.

Penulis

_______


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dengan semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin terjadi. Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan. Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 
1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam yang dapat dilepas kembali. 
2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan pengelasan. Dari teknik tersebut dijadikan sebagai dasar dibentuknya benda-benda logam seperti yang dimaksud pada uraian diatas. Dalam hal ini proses pengelasan terdiri dari las listrik dan las gas.

B. SASARAN 
Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah semua sector dimana orang-orang yang terkait dalam praktik industry khususnya dalam lingkup Akademi Teknik Soroako. Dengan sasaran utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting dalam kegiatan praktik di bengkel khususnya Pengelasan yakni Las listrik dan las gas.


C. MAKSUD DAN TUJUAN
 Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini merupakan tugas utama dalam mengisi nilai akademik pelajaran teknologi manufaktur yakni las listrik dan las gas. Selain itu, sesuai sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya makalah ini ialah membagi pengetahuan serta membantu rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Akademi Teknik Soroako yang kurang memahami mengenai las listrik dan las gas, dimana diharapkan dengan itu mahasiswa dapat menguasai teori pengelasan sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam proses praktik di bengkel.


BAB II ISI MAKALAH

A. LAS LISTRIK
 1. Pengertian las listrik Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atomatom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida. 
2. Mesin las listrik Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatulengkung listrik las. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari: Motor bensin atau diesel Gardu induk Tegangan pada mesin las listrik biasanya : 110 volt 220 volt 380 volt Antara jaringandengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda kerja. Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas : Mesin las listrik – Transformator arus bolak-balik (AC) Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih rendah pada lengkung listrik.


Keuntungan – keuntungan mesin las AC antara lain : Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las Perlengkapan dan perawatan lebih murah Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC) Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC) keluar. Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa

mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala. Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain : Busur nyala stabil Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut Dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit 
3. Pengkutuban elektroda Pengkutuban Langsung Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif dan . kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

Pengkutuban terbalik Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)


4. Pengaruh pengkutuban pada hasil las Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada : Jenis bahan dasar yang akan dilas Jenis elektroda yang dipergunakan Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya. 
5. Tegangan dan arus listrik pada mesin las Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan suatu alat voltmeter. Tegangan diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan electron-elektron melintasi busur. Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat diukur dengan amperemeter. Lengkung listrik yang panjang akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan.

6. Perlengkapan Las listrik Kabel Las Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :


kabel elektroda kabel massa kabel tenaga, Kabel elektroda adalah kabel yang pesawat menghubungkan las dengan  elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC DC. Pemegang elektroda Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu. Palu Las Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya. 
Sikat Kawat Dipergunakan untuk : 
• Membersihkan benda kerja yang akan dilas 
• Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
Klem Massa Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.
Tang Penjepit Penjepit (tang) digunakan untuk: memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas.


7. Teknik dasar Pengelasan Pembentukan busur listrik pada proses penyulutan Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).

Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).  Kawat inti Selubung elektroda Busur listrik Pemindahan logam Gas pelindung Terak Kampuh las

Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan. Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.


Proses Penyulutan Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda). Menyalakan busur listrik Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni : Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja. Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan.

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ± 3,25 mm. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan : 
• Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk. 
• Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk. • Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi.


Memadamkan busur listrik Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring. Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
 • Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik. Hasilnya : rigi-rigi las yang halus dan baik. tembusan las yang baik perpaduan dengan bahan dasar baik percikan teraknya halus. 
• Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroda. Hasilnya : rigi-rigi kasar  tembusan las dangkal percikan teraknya kasar keluar jalur las. 
• Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c). hasilnya : rigi las tidak merata tembusan las tidak baik percikan teraknya kasar dan berbentuk bola. dan dari las Pengaruh Besar Arus Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah sukarnya akan menyebabkan busur Penyalaan listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.  Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam. Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar. Pengaruh Kecepatan elektroda pada hasil pengelasan Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lainlainnya. Dalam hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapi berbanding lurus dengan arus las. Karena itu pengelasan yang cepat memerlukan arus las yang tinggi. Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan pengelasan dinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las jadi menurun. Tetapi di samping itu sampai pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan akan memperbesar penembusan. Bila kecepatan pengelasan dinaikkan terus maka masukan panas per satuan panjang juga akan menjadi kecil, sehingga pendinginan akan berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah HAZ Pada umumnya dalam pelaksanaan kecepatan selalu diusahakan setinggitingginya tetapi masih belum merusak kwalitas manik las. Pengalaman juga menunjukkan bahwa makin tinggi kecepatan makin kecil perubahan bentuk yang terjadi. Kecepatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan pencairan yang banyak dan pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan terjadinya lipatan manik. Sedangkan kecepatan yang tinggi akan menurunkan lebar manik dan menyebabkan terjadinya bentuk manik yang cekung dan takik, terlihat seperti gambar dibawah ini.

Pendinginan
Lamanya pendinginan dalam suatu daerah temperatur tertentu dari suatu siklus termal las sangat mempengaruhi kwalitas

sambungan. Karena itu banyak sekali usaha-usaha pendekatan

untuk menentukan lamanya waktu pendinginan tersebut. Pendekatan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk rumus empiris atau

nomograf atau tabel seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini. Struktur mikro dan sifat mekanik
o

dari

daerah

HAZ

sebagian besar tergantung pada lamanya pendinginan dari temperatur 800 oC samapi 500 C. Sedangkan retak dingin, dimana hidrogen memegang peranan penting, terjadinya sangat tergantung oleh lamanya pendin ginan dari temperatur 800 oC sampai 300 oC atau 100 oC


Elektroda Klasifikasi Elektroda Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut : E menyatakan elaktroda busur listrik XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table. X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan. angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan lihat table. Contoh : E 6013 Artinya: Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2 Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC • Elektroda Baja Lunak •
1. E 6010 dan E 6011

Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC. • . E 6012 dan E 6013 Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi


pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis. • 3. E 6020 Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut. • Elektroda Berselaput Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenisjenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.

Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas. • Elektroda dengan selaput serbuk besi Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.


• Elektroda Hydrogen rendah Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018. • Elektroda untuk besi tuang • Elektroda baja Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik. • Elektroda Nikel Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini. • Elektroda Perunggu Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil. • Elektroda untuk aluminium Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel berikut.


• Elektroda untuk pelapis keras • Elektroda tahan kikisan Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau DC kutub terbalik.

Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau. • Elektroda tahan pukulan Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu. • Elektroda tahan keausan Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi. Macam-macam gerakan elektroda • Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap. • Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki. Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah. Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat. Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titiktitik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebutL untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan. Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari


bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar. Alur Spiral

Alur Zig-zag


Alur segitiga • Posisi pengelasan • Posisi di bawah tangan Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasan sedapat meungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan. Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kea rah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja. • Posisi tegak (vertical) Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil


dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja. • Posisi datar (horizontal) Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat – 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda kerja. • Posisi di atas kepala (Overhead) Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

Posisi datar (1G) Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar. Posisi horizontal (2G)


Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. Kesulitan pengelasan posisi horizontal adalah adanya gaya gravitasi akibatnya cairan Adapun las akan posisi selalu sudut kebawah. electrode

pengelasan pipa 2G yaitu 90º Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya. Posisi vertikal (3G) Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan elektrode pada vertikal. plate dan

Kesulitan

pengelasan ini hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi cairan elektrode las akan selalu kebawah.

Posisi horizontal pipa (5G) Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Pengelasan naik Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik rendah

kecepatannya

lebih

dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap


satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode. 2. Pengelasan turun Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis. Pengelasan posisi Fillet Pengelasan fillet juga disebut sambungan T.joint pada posisi cairan las-lasan diberikan pada posisi menyudut. Pada

sambungan ini terdapat diantara material pada posisi mendatar dan posisi tegak. Posisi

sambungan ini termasuk posisi sambungan yang relative

mudah, namun hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini adalah kemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi atau kebiasaan operator las.


8. Perlengkapan Keselamatan Kerja Helm Las Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih. Sarung Tangan (Welding Gloves) Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

Apron Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes. Ada beberapa jenis/bagian apron : apron lengan apron lengkap apron dada Sepatu Las Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai


asker Las Ma Jik tidak mem ka mungkinkan adanya kam las dan v mar ventilasi yan baik, ma gunakan ng aka nlah masker las, agar te erhindar dar asap dan debu las yang beracun. ri d g

amar Las Ka Kamar Ias dib buat dari bahan tahan. .api. Kamar las pentin agar ora r ng ang yang ad da disekitarn tidak terg nya ganggu oleh cahaya las. h Untuk me engeluarkan gas, sebaikn kamar l dilengkap las pi nya dangan si istim ventila Didalam kamar las ditempatka asi: m s an meja Ias. Meja las h . harus bersih dari bahan h n-bahan yan ng mudah terbakar agar terhind dar dari kemungkina an

a n kan as ga terjadinya kebakaran oleh percik terak la dan bung api.

Jak Las ket Jak pelindung badan+tan ket g ngan yang teb dari kul buat lit/asbes


B. LAS GAS ( OKSI - ASETILIN ) 1. Pengertian Las Oksi-Asetilin Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.

2. Bahan Bakar Gas Asetilin ( C2H2 ) Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°. Propan Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah. 3. Peralatan Las Oksi Asetilin Tabung Gas Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini


sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. Katup Tabung Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.

Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk tekann

mengurangi atau

menurunkan

hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk

mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau

pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang. Selang gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi

persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam

pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana


membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang. Torch ( Pembakar ) Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu : • Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar. • Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel. Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini : Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur. Dibedakan atas : • Injector⎫ torch (tekanan rendah) Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas oksigen. • Equal pressure torch (torch⎫ bertekanan sama) Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas : • Toch normal • Torch ringan/kecil Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas : • Torch nyala api tunggal • Torch nyala api jamak Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas : • Torch untuk gas asetilen • Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :


• Torch manual 
• Torch otomatik/semi otomatik Pematik api Las Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.

Tip Cleaner Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut pembakar.

4. Proses Pengelasan Oksi Acetilin Menentukan nyala api 
• Nyala api Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.


• Nyala api Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut. 
• Nyala api oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya. Teknik Pengelasan 
• Posisi pengelasan di bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus. 
• Posisi pengelasan datar ( horizontal ) Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.


• Posisi pengelasan tegak ( vertical ) Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°. 
• Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead ) Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°. 
• Pengelasan arah ke kiri ( maju ) Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
 • Pengelasan arah ke kanan ( mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.  
• Operasi Branzing ( Flame Brazing ) Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpa mencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnya saja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari kuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( ± 1550 °C) lebih tinggi dari kuningan ( sekitar 1080°C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebih mudah dilaksanakan daripada proses pengelasan.  
• Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut ) Kasus pemotongan logam sebenarnya dap at dilakukan dengan berbagai dan contoh cara. Proses penggergajian (shearingsewing) menggunting dari proses merupakan pemotongan logam dan lembaran logam. Proses menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya tipis.  Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapi memerlukan waktu pemotongan yang lebih lama.  Untuk dapat memotong pelat tebal denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas ini dengan peralatan khusus misalnya mengganti torchnya ( dibengkel-bengkel menyebutnya brender ).  Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikan suplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur pada torch yang memang dibuat untuk keperluan memotong.
 • Operasi Perluasan ( Flame Gauging ) Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponen logam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelum ditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alur hasil pencungkilan tadi diisi kembali dengan logam las.

• Operasi Pelurusan ( Flame Straightening ) Operasi pelurusan dilaksanakan dengan memberikan panas pada komponen

dengan bentuk pola pemanasan tertentu. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan

prinsip dasar pemuaian dan pengkerutan pada suatu logam batang. Batang lurus dipanaskan dengan pola pemanasan segitiga. Logam cenderung memuai pada saat dipanaskan. Daerah pemanasan tersebut menghasilkan

pemuaian yang besar. Logam mengkerut pasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar.


Keuntungan mengelas Oksi Asetilin 
• peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit. 
• Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari. 
• Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana 
• Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang digunakan pada proses pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat kesususahan dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik. Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang digunakan pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada proses las gas.

B. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut : Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensi agar makalah yang dibuat lebih baik. Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi


DAFTAR PUSTAKA
Cary Howard B, “Modern Welding Technology” Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey Q7632, USA, 1994. 
Messler R.W, Jr., “Principles of Welding” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.