Tuesday, 6 February 2018

Makalah Kualitas Penduduk

BAB I
AHULUAN
A.    Latar Belakang
Penduduk adalah semua orang yang menempati suatu wilayah hukum tertentu dan waktu tertentu, sehingga kita mengenal istilah penduduk tetap (penduduk yang berada dalam suatu wilayah dalam waktu lama) dan penduduk tidak tetap (penduduk yang berada dalam suatu wilayah untuk sementara waktu). Sedangkan Warga Negara Indonesia adalah semua orang yang tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, baik penduduk asli maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-undang sebagai warga negara Indonesia. Oleh karena itu kita sering menemukan istlah WNI pribumi (penduduk asli Indonesia), WNI keturunan (misalnya keturunan Tiong Hoa, Belanda, Amerika dan sebagainya), dan WNA.
Negara Republik Indonesia yang memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2, saat ini jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167 jiwa. Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per bulan September 2012,3 jumlah penduduk miskin di Indonesia  mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen), atau berkurang sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012  sebesar 29,13 juta orang (11,96 persen). Serta Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen. Adanya jumlah penduduk yang besar dan angka kemiskinan yang cukup tinggi dapat memicu adanya masalah kependudukan yang dapat dilihat dari berbagai aspek.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a.       Bagaimana kualitas penduduk berdasarkan pendapatan, pendidikan, kesehatan,dan mata pencaharian ?
 
C.     Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah:
a.      Untuk memenuhi tugas Geografi
b.      Mengetahui kualitas penduduk.
 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kualitas Penduduk menurut Tingkat Pendapatan
Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi masih tergolong rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain. Perhatikan tabel berikut:
Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara Tahun 2010
No.
Negara
Pendapatan Per Kapita (US $)
1.
Amerika Serikat
47.140
2.
Australia
43.740
3.
Jepang
42.150
4.
Malaysia
7.900
5.
Singapura
40.920
6.
Indonesia
2.580
7.
Thailand
4.210
8.
Filipina
2.050
9.
Inggris
38.540
10.
Korea Selatan
19.890






 
Dengan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan. Rendahnya pendapatan per kapita penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh:
*      Pendapatan nasional yang masih rendah. Hal ini disebabkan sumber daya alam yang dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
*      Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap tahunnya.
*      Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.
Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha, antara lain:
*      Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
*      Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
*      Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.
*      Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
*      Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.

B. Kualitas Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah (BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian, karena banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia sebagai berikut :
»        Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
»        Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
»        Rendahnya pendapatan per kapita penduduk
Hal ini menyebabkan orang tua tidak mampu membiayai anaknya sekolah, sehingga banyak anak yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
»        Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan
Hal ini yang ada seperti kelas, guru, dan buku-buku pelajaran. Hal ini menyebabkan tidak semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah, terutama di daerah pelosok dan terpencil yang sulit dijangkau program pemerintah.
»        Masih kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan
Hal ini terjadi sehingga anak tidak disekolahkan tetapi justru diarahkan untuk bekerja membantu memenuhi ekonomi keluarga.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan. Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
®    Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
®    Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
®    Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran 1994/1995.
®    Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
®    Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
®    Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
®    Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan pelatihan.
®    Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
®    Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.

C. Kualitas Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan
Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
v  Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
v  Penyakit menular sering terjadi.
v  Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
v  Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar 71 per 1000 kelahiran bayi.
v  Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah:
v     Kekurangan vitamin A
v     Kekurangan kalori protein
v     Kekurangan zat besi
v     Gondok
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
Ø  Melaksanakan program perbaikan gizi.
Ø  Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
Ø  Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
Ø  Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Ø  Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
Ø  Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Ø  Penyediaan air bersih.
Ø  Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kegiatan posyandu meliputi:
*Penimbangan bayi secara berkala
*Imunisasi bayi/balita
*Pemberian makanan tambahan
*Penggunaan garam oralit
*Keluarga berencana
* Peningkatan pendapatan wanita             
                     
 
 
Gambar Kegiatan di Posyandu
D. Kualitas Penduduk Menurut Mata Pencarian
Proyeksi pertambahan angkatan kerja antara tahun 1985 sebesar 14 juta dan dalam tahun 1995-2005 sebesar 29 juta. Tentu saja hal ini memelukan perhatian khusus. Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan usaha pembangunan secara nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut merupakan beban.
Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus ditangani secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional.
 
Sesuai dengan asas pemerataan yang diteta
pkan sebagai kebijakasanaan umum pembangunan nasional, maka pemerintah mempunyai emppat kebijaksaan umum di bidang perluasan kesempatan kerja, seperti berikut:
1) Kebijaksanaan di bidang ekonomi dan sosial
2) Kebijaksanaan di sektor produksi
3) Kebijaksanaan regional (daerah)
4) Kebijaksanaan khusus
Disamping kebijasanaan umum yang telah disebutkan di atas, pemerintahan menjalankan kebijaksanaan khusus dilakukan dengan beberapa langkah antara lain sebagai berikut.
a. Mengurangi pengangguran di daerah berpenduduk padat, miskin dan rawan terhadap bencana alam meleui berbagai program,
misalnya pembangunan desa.
b. Meningkatkan penyaluran, penyebaran, dan pemanfaatan tenaga kerja melalui Program Penggunaan dan Penyebaran Tenaga
AKerja (PPTK), Bursa Tenaga Kerja, dan cara-cara efektif lainnya
c. Meningkatkan keterampilan yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, terutama tenaga kerja usia muda dan wanita pedesaan melalui program latihan dan keterampilan tenaga kerja.
d. Meningkatan hubungan perburuhan yang mantap dan dinamis, serta membina kesejahteraan dan ketenangan buruh dalam kegiatan pembangunan melalui program hubungan dan perlindungan tenaga kerja.

BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Kualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, seprti pangan, sandang,prumahan, kesehatan, pendidikan. Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh:
1.      Tingkat pendapatan
2.      Tingkat Pendidikan
3.      Tingkat Kesehatan
4.      Tingkat Mata Pencaharian
Sebagai salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia mengalami masalah dalam sumber daya manusia antara lain pertumbuhan penduduk yang masih sangat tinggi, penyebaran yang kurang merata, dan kurang seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk, yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk yang masih muda serta mutu penduduk yang masih relatif rendah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan masalah besar dalam suatu negara, jika tidak di imbangi dengan peningkatan produksi dan efisiensi di bidang lainnya. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi hal ini antara lain melaksanakan program keluarga berencana dan meningkatkan mutu sumber daya manusia (baik dengan pendidikan formal maupun nonformal) yang telah ada, sehingga dapat menunjang peningkatan produktivitas guna mengimbangi laju pertumbuhan penduduknya. Penyebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat nya terjadi ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya. Tidak seimbangnya beban penduduk antar daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja. Oleh karena itu pemerintah melakukan penyelenggaraan program transmigrasi dan memperbaiki serta menciptakan lapangan – lapangan pekerjaan di daerah tertinggal. Komposisi penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar
 
B.    SARAN
Penulis mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh Karena itu penulis membutuhkan saran-saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini karena dengan adanya saran saran tersebut penulis dapat mengetahui letak dari kekurangan makalah makalah ini dan bisa jadi pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan makalah yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wadiyatmoko K. 2012. Geografi SMA/MA Jilid 2. Jakarta: Erlangga

No comments:

Post a Comment