Friday, 25 January 2019

Alat Musik dan Teknik Memainkan Rampak Bedug


Waditra Rampak Bedug

Mengamati Lingkungan
Pernahkah anda mengamati sebuah pohon kelapa yang memiliki banyak manfaatnya mulai dari akarnya hingga buah kelapanya itu sendiri? Akar pohon kelapa dapat dijadikan sebagai obat, sedangkan daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk pembuatan bungkus ketupat, janur hingga dimanfaatkan bagian lidinya untuk dibuat menjadi sebuah sapu. Tidak hanya itu saja, pada buah kelapa selain air yang terkandung didalamnya bisa dirninum secara langsung buahnyapun dapat juga dinikmati langsung atau bisa dijadikan sebagai bahan tambahan dalam racikan bumbu masakan seperti pembuatan santan kelapa. Terakhir pada bagian Batang pohon kelapa, ternyata tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar dan pembuatan mebeler saja, tetapí bagi masyarakat di Pandeglang batang pohon kelapa banyak digunakan sebagai bahan dasar pokok untuk pembuatan sebuah bedug. Bentuk bedug memiliki beberapa macarm jenis ada yang berupa bedug biasa yang sering anda lihat di mesjid-mesjid atau mushola; ataupun bedug yang biasa digunakan dalam pertunjukan seni rampak bedug. Dalarm bab ini akan dibahas secara rinci mengena alat musik atau waditra yang serng digunakan dalam pertunjukan seni rampak bedug.
Materi yang akan dibahas dalam bab ini menyangkut tentang berbagai macam alat bedug yang digunakan serta pola menabuhnya sesuai dengan seni rampak bedug buhunnya yang menjadi patokan dasar dalam seni menabuh alat musik sebagai musik iringan dalam sebuah pertunjukan seni rampak bedug. Kemudian tahukah kamu mengenai kesenian dan kebudayaan yang ada dan berkembang didaerah sekitarmu?
Memahami Taks
A.    Alat Musik (Waditra) dalam Seni Rampak Bedug
Peralatan-peralatan musik yang sering dipakaí oleh beberapa kelompok seni rampak bedug dalam pertunjukan seni bedug sangat bervariatif. Pada umumnya peralatan musik yang sering digunakan oleh setiap kelompok pada pertunjukan seni rampak bedug diantaranya adalah bedug besar sebanyak 4-8 buah bedug yang berfungsi sebagai bass, tilingtit atau tingtit sebanyak 1 set (3 buah) yang didalamnya terdiri dari bedug anting carang dan bedug anting kerep yang berfungsi sebagai melodi, pongpet sebuah bedug kecil yang memiliki fungsi sebagai pengatur iringan memulaí dan mengakhiri sebuah lagu, antuk berfungsi untuk menurunkan menaikan tempo, serta dologdog dan gedug yang berfungsi sebagai bass. Semuanya memiliki fungsi sebagai pengiring lagu. Sebenarnya masih banyak lagi alat musik lainnya yang dikreasikan yang banyak digunakan dalam pertunjukan seni rampak bedug diantaranya adalah rebana, marawis,  gamelan dan lain sebagainya tetapi kesemua alat musik terbut menjadi bagian dari kreasi seni perturjukan rampak bedug yang digagas oleh sang kreator seniman.
Pada perkembangan berikutnya posisi bedug tidak lagi berada tergeletak dibawah namun sudah menggunakan tiang penyangga yang dinamakan dengan ancak. Ancak ini memiliki dua jenis yaitu ancak yang dapat menyangga atau menopang bedug lebih dari satu bedug (menyatu) dan ada juga ancak yang hanya dapat menopang satu bedug saja (satuan). Ancak awalnya terbuat dari bahan kayu, namun seiring perkembangannya ancak kini banyak yang menggunakan dari besi. Hal ini terjadi karena dilihat dari sisi kekuatan serta sisi kepraktisannya ketika akan menggelar sebuah pertunjukan seni rampak bedug.
Pola tabuh yang biasanya disebut dengan lagu sering sekali dibawakan dalam pertunjukan seni rampak bedug. Pola-pola tabuh tersebut diantaranya adalah:
a.       Pingping Cakcak
b.      Rurudatan
c.       Shalawat Badar
d.      Sela Gunung
e.       Bajing Luncat
f.       Celementre
g.      Turumbu
h.      Tonggeret, dll.
Adapun beberapa contoh lirik pada lagu yang sering dinyanyikan dalam pertunjukan seni rampak bedug diantaranya adalah sebagai berikut:
Al-Madad
Allah-allah hurobbuna ahmad kabir sabilallah
ibnu ulwan syoi'ullillah hasan husen sabilałiah
Bagdadu hiya darul shodiq daarul manna bari waropiq
Lanjali sait shodik manurul syeh abdal godir"
Shalawatan
"Allohuma shalí ała sayidina
Wamaułana Muhammadin
Sel hin san bata poh
Wa ala olihi wasohbihi ajma ina uia aihi wasohbihi ajma in"

B.     Proses Pembuatan Bedug
Sebelum menjadi sebuah alat musik yang dapat dimainkan secara langsung tentunya terdapatproses pembuatannya terlebih dahulu, termasuk dengan alat musik bedug. Proses pembuatan bedug mengalami beberapa tahapan yang cukup rumit. Hal yang Pertama yang harus dilakukan adalah mencari bahan pokok bedug, bahan utama pembuatan bedug yang digunakan dalam pertunjukan seni rampak beduk adalah batang kayu dan kulit sapi atau kerbau. Ciri khas dari bedug Pandeglang adalah dengan menggunakan batang kayu dari pohon kelapa sebagai bahan utamanya serta kulit kerbau.
Batang pohon kelapa yang banyak digunakan adalah batang pohon yang memiliki kualitas bagus dan sudah dikatakan tua. Hal ini perlu dilakukan agar kualitas bedug dapat tahan lama serta suara yang dihasilkannya terdengar baik. Setelah ditebang selanjutnya batang pohon kelapa tersebut dikelupas pada bagian kulit batangnya hingga terlihat lebih bersih.
Setelah batang pohon kelapa tersebut selesai dikelupas pada bagian kulit luarnya, proses selanjutnya adalah dengan melubangi bagian' dalam dari batang pohon kelapa tersebut hingga membentuk lubang tembus pada tiap sisinya. Pada tahap ini dibutuhkan keterampilan yang sangat baik karena jika salah melakukan pelubangan maka tidak menutup kemungkinan bahan batang pohon kelapa tersebut dapat mengalami keretakan pada bagian luarnya sehingga batang pohon kelapa tersebut tidak dapat lagi dugunakan sebagai bahan pokok dari pembuatan bedug.
Seletah batang pohon kelapa terlubangi dengan sempurna maka untuk proses selanjutnya adalah menghaluskan pada bagian-bagian batang pohon kelapa dengan menggunakan hamplas agar batang pohon kelapa tersebut terlihat lebih halus sebelum batang pohon kelapa tersebut diberikan cat warna dan kulit hewannya sebagai sumber suara yang akan dihasilkannya.
Proses selanjutnya untuk bahan bagian penutup bedug yang digunakan adalah bahan dari kulit hewan kerbau. Kulit hewan ini setelah proses pembersihan harus dijemur terlebih dahulu untuk menghilangkan bau hewan yang menempel pada kulit hewan tersebut dan menghilangkan kadar air dalam kulit agar tidak mudah membusuk serta membuatnya menjadi bahan kulit hewan yang awet. Cara menjemur kuli thewan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentangkan bagian kulitnya dan ditarik dengan menggunakan tali yang dikatkan pada sebuah bambu yang sudah dibentuk sesuai dengan ukuran kulit hewan tersebut.
Setelah kulit hewan tadi benar-benar kering, maka tahap berikutnya adalah dengan membuat pola pada kulit hewan tersebut agar sesuai dengan ukuran diameter lubang dari batang pohon kelapa tadi yang sudah mengalami proses pembentukan.
Pada tahap selanjutnya yaitu pemasangan kulit hewan yang sudah dipotong pada batang pohon kelapa yang akan digunakan. Pada tahap ini memerlukan kemampuan khusus untuk memasangkan kulit dengan batang pohon kelapa terseout. Kulit hewan harus ditarik kuat dengan menggunakan tali dan direkatkan menutupi lubang dari batang pohon kelapa tersebut hingga menutupi seluruh bagian lubang dan dapat menghasilkan suara ketika ditabuh dengan alat pemukul.
Proses selanjutnya adalah jika batang pohon kelapa tersebut sudah dilubangi maka perlu dilakukan pelubangan tahap selanjutnya dengan menggunakan pahatan. Kall ini prosesnya hanya untuk merapihkan pelubangan saja yang mengikuti pola lingkaran dari batang pohon kelapa tersebut, dengan tujuan agar memberikan ruang getaran untuk suara yang dihasilkan ketika bedug ditabuh, sehingga suara yang dihasilkan enak untuk didengar.
Pada Tahap akhir adalah finishing atau perapihan agar tampilan bedug yang dibuat sel suaranya enak didengar tampilannya pun menarik dan enak untuk dilihat, pada tahap ini bedug dapat di cat ataupun diberikan pernis sesuai kebutuhan serta selera masing- masing agar seca keseluruhan bedug dapat terlihat lebih indah.

C.    Teknik Memainkan Alat Musik
Bila diperhatikan secara seksama, beberapa waditra atau alat musik yang digunakan dalam pertunjukan seni rampak bedug merupakan kelompok waditra atau alat musik yang bersifat membranophone. Pengertian dari Membranopone itu sendiri adalah sebuah alat musik yang berbentuk-menyerupai tabung dan ditutup dengan selaput membran dan cara memainkannya degan. dipukul/ditabuh.
Meski bedug memiliki kemiripan pada pola memainkannya tetapi pada pelaksanannya ada beberapa variasi pola tabuhan yang dapat kita amati. Bedug dapat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul berupa batang kayu. Beberapa variasi dalam teknik memukul bedug diantaranya adalah dengan cara memukul pada bagian tengah bedug, samping kanan dan kiri serta pada bagian atas dan bawah bedug atau dapat juga dipukul dengan menggunakan kedua tangan secara bergantian.
Beberapa pola yang terdapat dalam pertunjukan musik dalam seni rampak bedug diantaran-ya yaitu, bedug kecil (tilingtit/tingtitt) selaku musik pengiring pemandu irama dan gerakan, bedug besar (gebrag) sebagai penguat pada gerakan tarian rampak bedug, dologdog dan gedug sebagai bass/penguat rasa pada komponen musik, serta antuk sebagai variasi irama musik. Bedug besar dimainkan oleh para pemain putra dan putri yang ditabuh sambil melakukan tarian, biasanya para pemain musik selain memainkan alat musiknya mereka juga selalu melantunkan lagu lagu yang bernuansa islami atau shalawat sebagai salah satu bentuk motif iringan pada tarian yang dibawaknya.
Keterangar/gambar diatas:
1.      Tingtit/Tilingtit
2.      Aning carang
3.      Anting kerep
4.      Antuk
5.      Pongpet
Dalam pertunjukan seni rampak bedug, alat utama yang digunakan adalah bedug. Bedug saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sekali dari waktu ke waktu. Awalnya dalam pertunjukan seni bedug ketika tradisi ngadu bedug masih sering dilakukan dengan pongkat alat musik bedug kecilsisi bedug yang ditabuh berada tergeletak dibawah dan diinjak oleh kaki seperti gambar berikut ini.