Waditra
Rampak Bedug
Mengamati
Lingkungan
Pernahkah
anda mengamati sebuah pohon kelapa yang memiliki banyak manfaatnya mulai dari
akarnya hingga buah kelapanya itu sendiri? Akar pohon kelapa dapat dijadikan
sebagai obat, sedangkan daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan bungkus ketupat, janur hingga dimanfaatkan bagian lidinya untuk
dibuat menjadi sebuah sapu. Tidak hanya itu saja, pada buah kelapa selain air yang
terkandung didalamnya bisa dirninum secara langsung buahnyapun dapat juga
dinikmati langsung atau bisa dijadikan sebagai bahan tambahan dalam racikan
bumbu masakan seperti pembuatan santan kelapa. Terakhir pada bagian Batang
pohon kelapa, ternyata tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar dan
pembuatan mebeler saja, tetapí bagi masyarakat di Pandeglang batang pohon
kelapa banyak digunakan sebagai bahan dasar pokok untuk pembuatan sebuah bedug.
Bentuk bedug memiliki beberapa macarm jenis ada yang berupa bedug biasa yang
sering anda lihat di mesjid-mesjid atau mushola; ataupun bedug yang biasa
digunakan dalam pertunjukan seni rampak bedug. Dalarm bab ini akan dibahas
secara rinci mengena alat musik atau waditra yang serng digunakan dalam pertunjukan
seni rampak bedug.
Materi
yang akan dibahas dalam bab ini menyangkut tentang berbagai macam alat bedug yang
digunakan serta pola menabuhnya sesuai dengan seni rampak bedug buhunnya yang
menjadi patokan dasar dalam seni menabuh alat musik sebagai musik iringan dalam
sebuah pertunjukan seni rampak bedug. Kemudian tahukah kamu mengenai kesenian
dan kebudayaan yang ada dan berkembang didaerah sekitarmu?
Memahami
Taks
A.
Alat
Musik (Waditra) dalam Seni Rampak Bedug
Peralatan-peralatan
musik yang sering dipakaí oleh beberapa kelompok seni rampak bedug dalam
pertunjukan seni bedug sangat bervariatif. Pada umumnya peralatan musik yang
sering digunakan oleh setiap kelompok pada pertunjukan seni rampak bedug
diantaranya adalah bedug besar sebanyak 4-8 buah bedug yang berfungsi sebagai
bass, tilingtit atau tingtit sebanyak 1 set (3 buah) yang didalamnya terdiri
dari bedug anting carang dan bedug anting kerep yang berfungsi sebagai melodi,
pongpet sebuah bedug kecil yang memiliki fungsi sebagai pengatur iringan
memulaí dan mengakhiri sebuah lagu, antuk berfungsi untuk menurunkan menaikan
tempo, serta dologdog dan gedug yang berfungsi sebagai bass. Semuanya memiliki fungsi
sebagai pengiring lagu. Sebenarnya masih banyak lagi alat musik lainnya yang
dikreasikan yang banyak digunakan dalam pertunjukan seni rampak bedug
diantaranya adalah rebana, marawis, gamelan
dan lain sebagainya tetapi kesemua alat musik terbut menjadi bagian dari kreasi
seni perturjukan rampak bedug yang digagas oleh sang kreator seniman.
Pada
perkembangan berikutnya posisi bedug tidak lagi berada tergeletak dibawah namun
sudah menggunakan tiang penyangga yang dinamakan dengan ancak. Ancak ini
memiliki dua jenis yaitu ancak yang dapat menyangga atau menopang bedug lebih
dari satu bedug (menyatu) dan ada juga ancak yang hanya dapat menopang satu
bedug saja (satuan). Ancak awalnya terbuat dari bahan kayu, namun seiring
perkembangannya ancak kini banyak yang menggunakan dari besi. Hal ini terjadi
karena dilihat dari sisi kekuatan serta sisi kepraktisannya ketika akan
menggelar sebuah pertunjukan seni rampak bedug.
Pola
tabuh yang biasanya disebut dengan lagu sering sekali dibawakan dalam
pertunjukan seni rampak bedug. Pola-pola tabuh tersebut diantaranya adalah:
a. Pingping
Cakcak
b. Rurudatan
c. Shalawat
Badar
d. Sela
Gunung
e. Bajing
Luncat
f. Celementre
g. Turumbu
h. Tonggeret,
dll.
Adapun beberapa contoh lirik pada lagu
yang sering dinyanyikan dalam pertunjukan seni rampak bedug diantaranya adalah
sebagai berikut:
Al-Madad
Allah-allah
hurobbuna ahmad kabir sabilallah
ibnu
ulwan syoi'ullillah hasan husen sabilałiah
Bagdadu
hiya darul shodiq daarul manna bari waropiq
Lanjali
sait shodik manurul syeh abdal godir"
Shalawatan
"Allohuma
shalí ała sayidina
Wamaułana
Muhammadin
Sel
hin san bata poh
Wa
ala olihi wasohbihi ajma ina uia aihi wasohbihi ajma in"
B.
Proses
Pembuatan Bedug
Sebelum menjadi
sebuah alat musik yang dapat dimainkan secara langsung tentunya terdapatproses pembuatannya
terlebih dahulu, termasuk dengan alat musik bedug. Proses pembuatan bedug
mengalami beberapa tahapan yang cukup rumit. Hal yang Pertama yang harus
dilakukan adalah mencari bahan pokok bedug, bahan utama pembuatan bedug yang
digunakan dalam pertunjukan seni rampak beduk adalah batang kayu dan kulit sapi
atau kerbau. Ciri khas dari bedug Pandeglang adalah dengan menggunakan batang
kayu dari pohon kelapa sebagai bahan utamanya serta kulit kerbau.
Batang pohon
kelapa yang banyak digunakan adalah batang pohon yang memiliki kualitas bagus
dan sudah dikatakan tua. Hal ini perlu dilakukan agar kualitas bedug dapat
tahan lama serta suara yang dihasilkannya terdengar baik. Setelah ditebang
selanjutnya batang pohon kelapa tersebut dikelupas pada bagian kulit batangnya
hingga terlihat lebih bersih.
Setelah
batang pohon kelapa tersebut selesai dikelupas pada bagian kulit luarnya,
proses selanjutnya adalah dengan melubangi bagian' dalam dari batang pohon
kelapa tersebut hingga membentuk lubang tembus pada tiap sisinya. Pada tahap
ini dibutuhkan keterampilan yang sangat baik karena jika salah melakukan
pelubangan maka tidak menutup kemungkinan bahan batang pohon kelapa tersebut
dapat mengalami keretakan pada bagian luarnya sehingga batang pohon kelapa
tersebut tidak dapat lagi dugunakan sebagai bahan pokok dari pembuatan bedug.
Seletah
batang pohon kelapa terlubangi dengan sempurna maka untuk proses selanjutnya
adalah menghaluskan pada bagian-bagian batang pohon kelapa dengan menggunakan
hamplas agar batang pohon kelapa tersebut terlihat lebih halus sebelum batang
pohon kelapa tersebut diberikan cat warna dan kulit hewannya sebagai sumber suara
yang akan dihasilkannya.
Proses
selanjutnya untuk bahan bagian penutup bedug yang digunakan adalah bahan dari
kulit hewan kerbau. Kulit hewan ini setelah proses pembersihan harus dijemur
terlebih dahulu untuk menghilangkan bau hewan yang menempel pada kulit hewan tersebut
dan menghilangkan kadar air dalam kulit agar tidak mudah membusuk serta membuatnya
menjadi bahan kulit hewan yang awet. Cara menjemur kuli thewan tersebut dapat dilakukan
dengan cara membentangkan bagian kulitnya dan ditarik dengan menggunakan tali
yang dikatkan pada sebuah bambu yang sudah dibentuk sesuai dengan ukuran kulit hewan
tersebut.
Setelah
kulit hewan tadi benar-benar kering, maka tahap berikutnya adalah dengan
membuat pola pada kulit hewan tersebut agar sesuai dengan ukuran diameter
lubang dari batang pohon kelapa tadi yang sudah mengalami proses pembentukan.
Pada
tahap selanjutnya yaitu pemasangan kulit hewan yang sudah dipotong pada batang
pohon kelapa yang akan digunakan. Pada tahap ini memerlukan kemampuan khusus
untuk memasangkan kulit dengan batang pohon kelapa terseout. Kulit hewan harus
ditarik kuat dengan menggunakan tali dan direkatkan menutupi lubang dari batang
pohon kelapa tersebut hingga menutupi seluruh bagian lubang dan dapat
menghasilkan suara ketika ditabuh dengan alat pemukul.
Proses
selanjutnya adalah jika batang pohon kelapa tersebut sudah dilubangi maka perlu
dilakukan pelubangan tahap selanjutnya dengan menggunakan pahatan. Kall ini
prosesnya hanya untuk merapihkan pelubangan saja yang mengikuti pola lingkaran
dari batang pohon kelapa tersebut, dengan tujuan agar memberikan ruang getaran
untuk suara yang dihasilkan ketika bedug ditabuh, sehingga suara yang
dihasilkan enak untuk didengar.
Pada
Tahap akhir adalah finishing atau perapihan agar tampilan bedug yang dibuat sel
suaranya enak didengar tampilannya pun menarik dan enak untuk dilihat, pada
tahap ini bedug dapat di cat ataupun diberikan pernis sesuai kebutuhan serta
selera masing- masing agar seca keseluruhan bedug dapat terlihat lebih indah.
C.
Teknik
Memainkan Alat Musik
Bila
diperhatikan secara seksama, beberapa waditra atau alat musik yang digunakan
dalam pertunjukan seni rampak bedug merupakan kelompok waditra atau alat musik
yang bersifat membranophone. Pengertian dari Membranopone itu sendiri adalah
sebuah alat musik yang berbentuk-menyerupai tabung dan ditutup dengan selaput
membran dan cara memainkannya degan. dipukul/ditabuh.
Meski
bedug memiliki kemiripan pada pola memainkannya tetapi pada pelaksanannya ada
beberapa variasi pola tabuhan yang dapat kita amati. Bedug dapat dimainkan
dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul berupa batang kayu. Beberapa
variasi dalam teknik memukul bedug diantaranya adalah dengan cara memukul pada
bagian tengah bedug, samping kanan dan kiri serta pada bagian atas dan bawah
bedug atau dapat juga dipukul dengan menggunakan kedua tangan secara
bergantian.
Beberapa
pola yang terdapat dalam pertunjukan musik dalam seni rampak bedug diantaran-ya
yaitu, bedug kecil (tilingtit/tingtitt) selaku musik pengiring pemandu irama
dan gerakan, bedug besar (gebrag) sebagai penguat pada gerakan tarian rampak
bedug, dologdog dan gedug sebagai bass/penguat rasa pada komponen musik, serta
antuk sebagai variasi irama musik. Bedug besar dimainkan oleh para pemain putra
dan putri yang ditabuh sambil melakukan tarian, biasanya para pemain musik
selain memainkan alat musiknya mereka juga selalu melantunkan lagu lagu yang
bernuansa islami atau shalawat sebagai salah satu bentuk motif iringan pada
tarian yang dibawaknya.
Keterangar/gambar
diatas:
1. Tingtit/Tilingtit
2. Aning
carang
3. Anting
kerep
4. Antuk
5. Pongpet
Dalam pertunjukan seni rampak bedug,
alat utama yang digunakan adalah bedug. Bedug
saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sekali dari waktu ke waktu. Awalnya dalam pertunjukan seni bedug
ketika tradisi ngadu bedug masih sering dilakukan dengan pongkat alat musik
bedug kecilsisi bedug yang ditabuh berada tergeletak dibawah dan diinjak oleh kaki seperti gambar berikut ini.