MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
Diajukun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ISBD
Dosen pengampu: Ruri Fahruri M.pd
Disusun Oleh:
Kelompok 2
-Wawan Kurniawan
- Rosan
- Muhammad Ridwan
- Rita
- Yuyun Wahyuni
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BABUNNJAH MENES-PANDEGLANG
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat rahmat, hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah makalah yang berjudul Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah ilmu budaya dasar.
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
\
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu................................................... 2
B. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Sosial...................................................... 2
C. Interaksi Sosial ,unsur-unsur social dan faktor-faktor manusia
Berinteraksi...................................................................................................... 3
D. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial....................... 4
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 6
A. Kesimpulan...................................................................................................... 6
B. Saran................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk pribadi dan juga makhluk sosial. jika manusia dipandang sebagai makhluk individu, maka paham individualisme beranggapan bahwa manusia semata-mata hanya makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial. Sebaliknya, sosialisme menyatakan sebagai makhluk sosial. sebagai makhluk sosial, maka manusia akan berinteraksi dengan manusia lain dalam wujud interaksi sosial.
Menurut Hermanto dan Winarno pada buku Ilmu Sosial Budaya Dasar, interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial.
Oleh karena itu, tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama-sama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak aakn menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam ini baru akan terjadi apabila orang-orang atau kelompok manusia saling bekerja sama, saling berbicara untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apa hakikat Manusia sebagai makhluk individu?
2. Seperti apa hakikat manusia sebagai makhluk sosial?
3. Apa itu interaksi sosial, unsur-unsur sosial, dan faktor-faktor manusia berinteraksi?
4. Apa itu dilema kepentingan individu dan kepentingan sosial?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui seperti apa hakikat manusia sebagai makhluk individu
2. Untuk mengetahui seperti apa hakikat manusia sebagai makhluk sosial
3. Untuk mengetahui apa itu interaksi sosial, unsur-unsur sosial, dan faktor-faktor manusia berinteraksi
4. Untuk mengetahui apa itu dilema kepentingan individu dan kepentingan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Kata Individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Individu berasal dari bahasa latin kata individium (tidak terbagi) dan dalam bahasa inggris berarti in (salah satunya mengandung pengertian tidak) dan divide (terbagi).Manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi individu hanya sebutan yang tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
Sebagai mahluk
individu manusia sangat unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap
individu akan sangat ekspresif tentang dirinya. Hal ini yang dikategorikan oleh
para ahli dengan sifat, kepribadian, dan banyak istilah lain. Ekspresi manusia
dapat melalui penampilan fisik, tingkah laku, nilai-nilai yang diyakini, dan setiap
media dalam hidupnya adalah bentuk ekspresi individu. Ciri-ciri watak seorang
individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya identitas khusus, disebut
sebagai “kepribadian”.
Banyak pakar yang memberikan pengertian tentang kepribadian. Dari beberapa
konsep atau pengertian tentang kepribadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepribadian adalah ciri-ciri / karakteristik watak individu yang konsisten yang
berkenaan dengan sikap, keinginan, pola pikiran dan tingkah laku untuk berbuat,
berpikir, dan merasakan khususnya apabila individu itu berhubungan dengan orang
lain atau menanggapi suatu keadaan di lingkungannya. Kepribadian mempunyai
karakteristik yang konsisten dan mencirikan kepribadian secara normal.
Karakteristik kepribadian tersebut merupakan perpaduan antara bawaan atau
warisan yang dibawa sejak lahir dengan faktor lingkungan.
B. HAKIKAT MANUSIA SEBAGI MAKHLUK SOSIAL
Mahluk hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang bergaul/berkawan (animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup bersama). Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lainCiri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1. Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
2. Faktor saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
C. INTERAKSI SOSIAL, UNSUR-UNSUR DAN FAKTOR MANUSIA BERINTERAKSI
A. INTERAKSI SOSIAL
Merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak.
Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya sebagai akibat hubungan yang di maksud.
B. UNSUR-UNSUR SOSIAL
Unsur social ada 4:
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi.
Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR MANUSIA BERINTERAKSI
a. Faktor imitasi
Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
b. Faktor sugesti
Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan.
c. Faktor identifikasi
Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Contoh anak-anak belajar norma-norma sosial dari hasil identifikasinya terhadap orang tua mereka. Di dalam identifikasi anak akan mengabil oper sikap-sikap ataupun norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat identifikasi itu.
d. Faktor Simpati,
merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Oleh karena merupakan perasaan maka timbulnya atas dasar emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik pada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Lawan dari simpati adalah antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat negatif.
D. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INIVIDU DAN MASYARAKAT
Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya: korupsi.
Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial karena tidak bisa hidup dengan individu, namun ada kalanya manusia bisa menjadi manusia yang hidup sendiri (individu), biasanya manusia menjadi makhluk yang individu dikarenakan kepentingan pribadi yang orang lain tidak boleh mengetahuinya.
B. SARAN
Demikianlah pokok pembahasan makalah dari saya selaku penulis, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, tapi apalah daya karena keterbatasan intelektual dan referensi membuat makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press.
Kappara. (). Pengertian Sosial dan Politik. [Online]. Tersedia: (http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2234715-pengertian-sosial-dan-politik/#ixzz2KfDPhVhf). [11 Februari 2013].
Sadulloh, U. (2003). Pengantar Filsafal Pendidikan. Bandung: Alfabeta