MAKALAH
PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM TULISAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Menulis II
Dosen Pengampu: Meliyawati, M.Pd.
Disusun oleh.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyusun
makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam kami limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan seluruh
umatnya sampai akhir zaman.
Adapun isi dari makalah ini jauh dari sempurna
karena keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun
kemampuan apersepsi.Sehingga harap di maklumi apabila isi makalah kami banyak
kekurangan, itu sebabnya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca, dan menjadi tambahan bagi khazanah ilmiah bagi
kita semua.
Cikaliung,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf ......................................................................................... 2
2.2 Ciri-ciri Paragraf .............................................................................................. 3
2.3 Sarat-syarat Paragraf yang Baik ...................................................................... 3
2.4 Jenis-jenis Paragraf .......................................................................................... 5
2.5 Pola Pengembangan Paragraf .......................................................................... 9
2.6 Fungsi Paragraf ................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .......................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan
adanya paragraf,kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir.
Kita akan merasakesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu paragraf.
Adanya paragraf dalam setiap wacana atau karangan tentu mengandung
maksud atau tujuan tertentu. Kalau tidak ada tujuan yang jelas dan penting,
untuk apa paragraf itu diadakan dalam setiap wacana atau karangan.
Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila
paragraf-paragraf penyusunannya tidak baik, sama halnya dengan paragraf tidak
mungkin menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat penyusunannya juga
tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin diperoleh kalimat yang
baik bila kata-kata penyusunannya tidak tepat dan tidak sesuai.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun
paragraf. Hal itudikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna
paragraf itu sendiri.Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas tentang
paragraf. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pengertian paragraf,
ciri-ciri paragraf, syarat-syarat pembuatan paragraf yang baik, jenis-jenis
dari paragraf, pola pengembangan paragraf, dan fungsi dari paragraf.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf?
2.
Apa
saja ciri-ciri dari paragraf?
3.
Bagaimana
syarat-syarat paragraf yang baik?
4.
Apa
saja yang termasuk jenis-jenis paragraf?
5.
Bagaimana
pola pengembangan paragraf?
6.
Apa
fungsi dari paragraf?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari paragraf.
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri dari paragraf.
3.
Untuk
mengetahui syarat-syarat pembuatan paragraf yang baik.
4.
Untuk
mengetahui jenis-jenis dari paragraf.
5.
Untuk
mengetahui apa saja pola pengemabangan paragraf.
6.
Untuk
mengetahui fungsi dari paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pragraf
Paragraf disebut juga alinea, kata paragraf diserap dalam bahasa
Indonesia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa
Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal
dari bahasa latina lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa
Inggris paragraph berasal dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan
grafein yang berarti menulis atau menggores. Pada mulanya paragraf atau alenia
tidak dituliskan terpisah dengan mulai garis baru seperti yang kita kenal
sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda
sebagai ciri awal paragraf.
merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan
pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri
atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering
kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat.
Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tidak satu pun dari
kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan
masalah itu. Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas
kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu
kesatuan pikiran.
Berikut
ini contoh sebuah paragraf:
Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang dituliskan atau dicetak,
berupa karangan, sedangkan bahasa lisan ialah bahasa yang diucapkan atau
dituturkan, berupa pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis paragraf merupakan
bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan merupakan bagian dari suatu
tuturan.
Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam tulisan-tulisan lain kita juga akan menjumpai topik paragraf yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf itulah topik paragraf.
Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam tulisan-tulisan lain kita juga akan menjumpai topik paragraf yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf itulah topik paragraf.
2.2 Ciri – ciri paragraf
1.Kalimat pada baris pertama terletak agak dalam. Yakni, dengan
jarak lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa. Untuk kalimat pada
baris selanjutnya biasanya lebi maju dari kalimat pad abaris pertama.
2. Paragraf memiliki dua jenis kalimat. Yakni, kalimat utama dan
kalimat penjelas.
3. Memiliki satu gagasan utama yang tersirat pada kalimat utama.
4. Memiliki gagasan – gagasan penjelas yang dinyatakan dalam
kalimat penjelas yang berisi detail – detail atau pendukung gagasan utama.
Berikut ini adalah contoh paragraf baik yang memenuhi kaidah:
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Hampir di setiap
daerah di Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan sehari – hari. Penggunaan
nasi sebagai bahan makanan pokok karena proses penanamannya yang mudah dan
cepat. Para petani hanya membutuhkan sawah dan merawatnya selama 6 bulan untuk
menghasilkan beras yang akan menjadi nasi. Sekali masa panen, para petani bisa
menghasilkan puluhan kwintal beras. Di samping proses penanamannya yang cepat
dan mudah, nasi juga memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Karbohidrat inilah yang menjadi
sumber energi bagi kita. Oleh karena itu, nasi sangatlah cocok untuk orang
Indonesia yang sangat membutuhkan energi yang banyak untuk mendukung aktivitsnya
sehari – hari.
2.3 Syarat-syarat Paragraf
yang Baik
a. Kesatuan
Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh
karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat
agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada
kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf itu, maka
paragraf itu menjadi tidak padu dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu
harus dikeluarkan dari paragraf.
Perhatikan paragraf di bawah
ini.
Jateng
sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai
pertandingan final Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri
Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi
Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama
ini dapar terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali
perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke
tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah
diraih oleh Jateng dalam arena kejurnas.
Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Dalam paragraf itu,
kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu
kota propinsi Jateng menyimpang dari
pokok pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok
pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab
itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan sehingga paragraf itu menjadi utuh.
b. Kepaduan
Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara
logis dan dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang
logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam
paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang
dibicarakan.
Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung
transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk menghubungkan
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah sebagai berikut.
(1) Hubungan tambahan:
lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya,
demikian pula, begitu juga, lagi pula.
(2) Hubungan pertentangan:
akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun
begitu, lain halnya.
(3) Hubungan perbandingan:
sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
(4) Hubungan akibat: oleh
sebab itu, jadi, akibatnya, maka
(5) Hubungan tujuan: untuk
itu, untuk maksud itu.
(6) Hubungan singkatan:
singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai
simpulan.
(7) Hubungan waktu:
sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian
(8) Hubungan tempat:
berdekatan dengan itu.
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait
antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Belum
ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.
Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai guncang menampung serbuan para
pemburu saham. Agaknya, pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya
saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung
minat pemilik yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG)
dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat
ke tingkat 101,828 persen.
Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena
itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf
tersebut, kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-kalimat
dalam paragraf itu logis dan kompak.
c. Isi yang memadai
Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika memiliki
sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok pikiran
paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang kerkaitan dengan
pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang
terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan rincian
yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas
tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat utama dijelaskan oleh
beberapa kalimat penjelas.
2.4 Jenis-jenis Paragraf
a. Berdasarkan letak
kalimat topik
Dilihat dari
segi letak kalimat topik, paragraf dibedakan atas paragraf deduktif, induktif,
dan campuran.
1.
Paragraf
Deduktif
Paragraf
yang pengarangnya meletakkan kalimat topik pada awal kalimat adalah
paragrafdeduktif. Berikut paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal
kalimat.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang demokratis. Ia tidak mengenal
tingkatan dalam pemakaian. Tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja
sehubungan dengan perubahan subjek yang melakukan pekerjaan tersebut.
2.
Paragraf
Induktif
paragraf
yang kalimat topik ada pada akhir paragraf disebut paragrafinduktif. Berikut
ini contoh paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir.
Bahasa
Indonesia bukanlah sistem tunggal. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang hidup
memiliki variasi yang berfungsi dalam proses komunikasi. Variasi-variasi
tersebut sejajar; tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Salah satu fungsi
tersebut diangkat untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. Variasi tersebut
dinamakan bahasa standar atau baku.
3.
Paragraf
Campuran atau deduktif-induktif
Adapun
paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal dan di akhir paragraf disebut
paragraf campuran atau deduktif induktif. Kalimat topik pada awal paragraf
diulang pada akhir paragraf. Maksud pengulangan tersebut adalah untuk memberi
tekanan atau penegasan kepada pikiran pokoknya. Akan tetapi, kalimat topik
ulangan tidak harus tepat sama dengan kalimat topik pada awal paragraf.
Kata-kata dan susunan kalimatnya dapat diubah, tetapi ide pokok harus tetap
sama. Paragraf berikut adalah campuran antara paragraf deduktif dan induktif.
Topik dan judul itu berbeda. Topik merupakan pokok pembicaraan atau
masalah yang dibahas, sedangkan judul merupakan kepala karangan. Topik harus
ditentukan sebelum seseorang mulai menulis, sedangkan judul dapat ditentukan
ketika mulai menulis atau setelah tulisan itu selesai. Dengan demikian, topik
dan judul berbeda.
b.
Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Paragraf pembuka
Paragraf
pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk sampai kepada masalah yang akan
diuraikan.
2. Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan
penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.
3.
Paragraf
penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan atau bagian karangan.
c. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi
1. Paragraf narasi
Secara
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi
yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi
yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Contoh:
Pernah suatu
ketika aku bermimpi bertemu seorang kakek berjenggot panjang yang menyuruhku
untuk pergi ke arah timur . Aku tidak mengerti apa maksudnya. Sesudah bangun ,
keinginan untuk memenuhi perintah si kakek itu seperti tidak terbendung. Aku
harus pergi ke arah timur. Timur…timur mana ? Jakarta Timur?
2. Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran mengenai
suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau
merasakan hal tersebut.
Contoh:
Pantai Nusa
Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang
mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya
rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga
menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata
dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif( Deskripsi
objektif/tempat )
3.
Paragraf
eksposisi
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Contoh:
Pemerintah
akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan
pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya.
Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang
rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya
rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut
ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM.
4.
Paragraf
argumentasi
Karangan
ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/
fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan
pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta
atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Pola pengembangan paragraf argumentasi
a.
Pola
pengembangan sebab-akibat
Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap
sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan
sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan,
dikarenakan dll.
b.
Pola
pengembangan akibat-sebab
Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap
sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang
mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh:
1.
Pola
pengembangan sebab-akibat
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama
di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan
bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari
pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri
yang sering membuang sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak
sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah
penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh
sampah.
2.
Pola
pengembangan akibat-sebab
Jumlah
anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi
jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai
macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang
sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup
dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika
krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab
kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
5.
Paragraf
persuasi
Karangan
ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi
pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam
karangannya.
Contoh:
Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu
beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik
tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang
didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik
mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras
nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu,
mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat
meningkatkan taraf hidup.
2.5 Pola pengembangan paragraf
Ada dua macam pola pengembangan paragraf, yaitu pola deduksi dan
pola induksi
1.
Pola
deduksi
Pola
deduksi adalah pengembangan paragraf dengan cara menyampaikan hal umum terlebih
dahulu dan kemudian dikembangkan dengan menyajikan hal – hal khusus sebagai
penjelas atau pendukung hal umum yang menjadi gagasan utamanya.
Contoh:
Hand
phone kini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Benda kecil ini
memberikan manfaat yang besar, diantaranya adalah sebagai alat komunikasi.
Benda kecil ini memungkinkan manusia untuk selalu terhubung dengan teman,
keluarga, atau koleganya. Meskipun mereka sangat jauh, berkat ponsel jarak
tersebut bukanlah sebuah penghalang. Disamping itu, kini ponsel juga bisa
memudahkan urusan manusia karena ada banyak fitur – fitur yang sangat berguna
seperti google map, mesin penghitung, games, dan masih banyak lagi.
2.
Pola
induksi
Pola
induksi adalah pola yang mengembangkan paragraf dengan cara menjabarkan hal –
hal khusus sebagai gagasan penjelas, kemudian mengarah kepada sebuah hal yang
umum sebagai kesimpulan. Pola ini sering digunakan dalam paragraf generalisasi,
analogi, sebab – akibat, dan akibat – sebab.
Contoh:
Sampah yang menumpuk menimbulkan bau yang tidak sedap. Keadaan ini
sungguh mengganggu penciuman kita. Selain bau, sampah – sampah tersebut juga
dapat menjadi sarang penyakit. Banyak penyakit yang bisa tumbuh dan berkembang
di tempat sampah seperti diare, kolera, dan lain – lain. Bahkan sampah – sampah
yang menumpuk tersebut akan menghilangkan keindahan dan merusak keasrian
lingkungan kita. Oleh karena itu, sampah sangatlah merugikan bagi kehidupan
manusia.
2.6 Fungsi Paragraf
Adapun fungsi dari paragraf sediri adalah:
1.
Mengekspresikan
gagasan yang tertulis
Maksudnya
mengekspresikan gagasan disisni ialah memberikan bentuk suatu pikiran dan juga
perasaan ke dalam rangkaian kalimat yang tersusun sehingga membentuk suatu
kesatuan.
2.
Untuk menandai peralihan gagasan baru
Maksudnya
sebuah karangan yang terdiri beberapa paragraf memiliki beberapa ide atau
gagasan. Dan ide atau gagasan tersebuat teletad di masing masing paragraf.
Sehingga jika kita membuat paragraf baru maka kita juga membuat gagasan baru.
3.
Untuk
memudahkan menulis dan pembaca
Yakni
memudahkan penulis dalam menyusun gagasannya. Dan untuk memudahkan pembaca
dalam memahami gagasan dari penulis.
4.
Memudahkan
pengembangan topik
Yakni
dalam mengembangkan topik sebuah
karangan ke dalam bentuk pemikiran yang lebih kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
paragraf
adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang
berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Ciri
– ciri paragraf yaitu Kalimat pada baris pertama terletak agak dalam, Paragraf
memiliki dua jenis kalimat, Memiliki satu gagasan utama yang tersirat pada
kalimat utama, Memiliki gagasan – gagasan penjelas yang dinyatakan dalam
kalimat penjelas yang berisi detail – detail atau pendukung gagasan utama. Syarat-syarat
Paragraf yang Baik ialah adanya Kesatuan, kepaduan isi yang memadai. Adapun Jenis-jenis
Paragraf Berdasarkan letak kalimat topik ada Paragraf Deduktif, Paragraf
Induktif, Paragraf Campuran atau deduktif-induktif, Berdasarkan sifat dan
tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu Paragraf pembuka, Paragraf
penghubung, Paragraf penutup, Berdasarkan isi paragraf terbagi menjadi paragraf
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi. Sedangkan mengenai Pola
pengembangan paragraf Ada dua macam pola pengembangan paragraf, yaitu pola
deduksi dan pola induksi. Ada beberapa Fungsi Paragraf yaitu Mengekspresikan
gagasan yang tertulis, Untuk menandai
peralihan gagasan baru, Untuk memudahkan menulis dan pembac, Memudahkan
pengembangan topik, dan Untuk memudahkan pengendalian variable.
3.2
Saran
Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengertian paragraf, ciri-ciri
paragraf, syarat-syarat penulisan paragraf yang baik, jenis-jenis paragraf,
polapengembangan paragraf, dan fungsi paragraf. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki penulisan makalah yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment