Sunday, 28 May 2017

MAKALAH PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM TULISAN


MAKALAH
PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM TULISAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Menulis II
Dosen Pengampu: Meliyawati, M.Pd.








Disusun oleh.


                                             







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN  ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR
2016





KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam kami limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Adapun isi dari makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun kemampuan apersepsi.Sehingga harap di maklumi apabila isi makalah kami banyak kekurangan, itu sebabnya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan menjadi tambahan bagi khazanah ilmiah bagi kita semua.





Cikaliung,



Penyusun








 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ................................................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah ............................................................................................  1
1.3  Tujuan Penulisan ..............................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Paragraf .........................................................................................  2
2.2  Ciri-ciri Paragraf ..............................................................................................  3
2.3  Sarat-syarat Paragraf yang Baik ......................................................................  3
2.4  Jenis-jenis Paragraf ..........................................................................................  5
2.5  Pola Pengembangan Paragraf ..........................................................................  9
2.6  Fungsi Paragraf ................................................................................................  10
BAB III PENUTUP                                                                                                                   
3.1  Simpulan ..........................................................................................................  11
3.2  Saran ................................................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya paragraf,kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan merasakesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu paragraf.
Adanya paragraf dalam setiap wacana atau karangan tentu mengandung maksud atau tujuan tertentu. Kalau tidak ada tujuan yang jelas dan penting, untuk apa paragraf itu diadakan dalam setiap wacana atau karangan.
Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-paragraf penyusunannya tidak baik, sama halnya dengan paragraf tidak mungkin menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat penyusunannya juga tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata penyusunannya tidak tepat dan tidak sesuai.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf. Hal itudikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri.Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas tentang paragraf. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, syarat-syarat pembuatan paragraf yang baik, jenis-jenis dari paragraf, pola pengembangan paragraf, dan fungsi dari paragraf.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2.      Apa saja ciri-ciri dari paragraf?
3.      Bagaimana syarat-syarat paragraf yang baik?
4.      Apa saja yang termasuk jenis-jenis paragraf?
5.      Bagaimana pola pengembangan paragraf?
6.      Apa fungsi dari paragraf?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari paragraf.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri dari paragraf.
3.      Untuk mengetahui syarat-syarat pembuatan paragraf yang baik.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis dari paragraf.
5.      Untuk mengetahui apa saja pola pengemabangan paragraf.
6.      Untuk mengetahui fungsi dari paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pragraf
Paragraf disebut juga alinea, kata paragraf diserap dalam bahasa Indonesia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa latina lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa Inggris paragraph berasal dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti menulis atau menggores. Pada mulanya paragraf atau alenia tidak dituliskan terpisah dengan mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal paragraf.
merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Berikut ini contoh sebuah paragraf:
Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang dituliskan atau dicetak, berupa karangan, sedangkan bahasa lisan ialah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan merupakan bagian dari suatu tuturan.
Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam tulisan-tulisan lain kita juga akan menjumpai topik paragraf yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf itulah topik paragraf.
2.2  Ciri – ciri paragraf
1.Kalimat pada baris pertama terletak agak dalam. Yakni, dengan jarak lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa. Untuk kalimat pada baris selanjutnya biasanya lebi maju dari kalimat pad abaris pertama.
2. Paragraf memiliki dua jenis kalimat. Yakni, kalimat utama dan kalimat penjelas.
3. Memiliki satu gagasan utama yang tersirat pada kalimat utama.
4. Memiliki gagasan – gagasan penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas yang berisi detail – detail atau pendukung gagasan utama.
Berikut ini adalah contoh paragraf baik yang memenuhi kaidah:
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Hampir di setiap daerah di Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan sehari – hari. Penggunaan nasi sebagai bahan makanan pokok karena proses penanamannya yang mudah dan cepat. Para petani hanya membutuhkan sawah dan merawatnya selama 6 bulan untuk menghasilkan beras yang akan menjadi nasi. Sekali masa panen, para petani bisa menghasilkan puluhan kwintal beras. Di samping proses penanamannya yang cepat dan mudah, nasi juga memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Karbohidrat inilah yang menjadi sumber energi bagi kita. Oleh karena itu, nasi sangatlah cocok untuk orang Indonesia yang sangat membutuhkan energi yang banyak untuk mendukung aktivitsnya sehari – hari.
2.3  Syarat-syarat Paragraf yang Baik                                                       
            a. Kesatuan
Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari  pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.
 Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapar terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena kejurnas.
Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Dalam paragraf itu, kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng  menyimpang dari pokok pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan sehingga paragraf itu menjadi utuh.
b. Kepaduan
Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.
Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah sebagai berikut.
(1)   Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
(2)   Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
(3)  Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
(4)   Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya,  maka
(5)   Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
(6)   Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
(7)   Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian
(8)   Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai guncang menampung serbuan para pemburu saham. Agaknya, pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen.
Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf  tersebut, kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
c.  Isi yang memadai
Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan rincian yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat utama dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas.
2.4  Jenis-jenis Paragraf
       a. Berdasarkan letak kalimat topik
Dilihat dari segi letak kalimat topik, paragraf dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, dan campuran.
1.      Paragraf Deduktif
Paragraf yang pengarangnya meletakkan kalimat topik pada awal kalimat adalah paragrafdeduktif. Berikut paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal kalimat.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang demokratis. Ia tidak mengenal tingkatan dalam pemakaian. Tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja sehubungan dengan perubahan subjek yang melakukan pekerjaan tersebut.
2.      Paragraf Induktif
paragraf yang kalimat topik ada pada akhir paragraf disebut paragrafinduktif. Berikut ini contoh paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir.
Bahasa Indonesia bukanlah sistem tunggal. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang hidup memiliki variasi yang berfungsi dalam proses komunikasi. Variasi-variasi tersebut sejajar; tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Salah satu fungsi tersebut diangkat untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. Variasi tersebut dinamakan bahasa standar atau baku.
3.      Paragraf Campuran atau deduktif-induktif
Adapun paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal dan di akhir paragraf disebut paragraf campuran atau deduktif induktif. Kalimat topik pada awal paragraf diulang pada akhir paragraf. Maksud pengulangan tersebut adalah untuk memberi tekanan atau penegasan kepada pikiran pokoknya. Akan tetapi, kalimat topik ulangan tidak harus tepat sama dengan kalimat topik pada awal paragraf. Kata-kata dan susunan kalimatnya dapat diubah, tetapi ide pokok harus tetap sama. Paragraf berikut adalah campuran antara paragraf deduktif dan induktif.
Topik dan judul itu berbeda. Topik merupakan pokok pembicaraan atau masalah yang dibahas, sedangkan judul merupakan kepala karangan. Topik harus ditentukan sebelum seseorang mulai menulis, sedangkan judul dapat ditentukan ketika mulai menulis atau setelah tulisan itu selesai. Dengan demikian, topik dan judul berbeda.
b. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.   Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur      untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan.
2.   Paragraf penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.
3.      Paragraf penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan.
c. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi
1.  Paragraf narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Contoh:
Pernah suatu ketika aku bermimpi bertemu seorang kakek berjenggot panjang yang menyuruhku untuk pergi ke arah timur . Aku tidak mengerti apa maksudnya. Sesudah bangun , keinginan untuk memenuhi perintah si kakek itu seperti tidak terbendung. Aku harus pergi ke arah timur. Timur…timur mana ? Jakarta Timur?
2.   Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Contoh:
Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif( Deskripsi objektif/tempat )
3.       Paragraf eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Contoh:
Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM.
4.       Paragraf argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Pola pengembangan paragraf argumentasi
a.       Pola pengembangan sebab-akibat
Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.
b.      Pola pengembangan akibat-sebab
Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh:
1.      Pola pengembangan sebab-akibat
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.
2.      Pola pengembangan akibat-sebab
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
5.       Paragraf persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Contoh:
Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
2.5  Pola pengembangan paragraf
Ada dua macam pola pengembangan paragraf, yaitu pola deduksi dan pola induksi
1.      Pola deduksi
Pola deduksi adalah pengembangan paragraf dengan cara menyampaikan hal umum terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan dengan menyajikan hal – hal khusus sebagai penjelas atau pendukung hal umum yang menjadi gagasan utamanya.
Contoh:
Hand phone kini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Benda kecil ini memberikan manfaat yang besar, diantaranya adalah sebagai alat komunikasi. Benda kecil ini memungkinkan manusia untuk selalu terhubung dengan teman, keluarga, atau koleganya. Meskipun mereka sangat jauh, berkat ponsel jarak tersebut bukanlah sebuah penghalang. Disamping itu, kini ponsel juga bisa memudahkan urusan manusia karena ada banyak fitur – fitur yang sangat berguna seperti google map, mesin penghitung, games, dan masih banyak lagi.
2.      Pola induksi
Pola induksi adalah pola yang mengembangkan paragraf dengan cara menjabarkan hal – hal khusus sebagai gagasan penjelas, kemudian mengarah kepada sebuah hal yang umum sebagai kesimpulan. Pola ini sering digunakan dalam paragraf generalisasi, analogi, sebab – akibat, dan akibat – sebab.
Contoh:
Sampah yang menumpuk menimbulkan bau yang tidak sedap. Keadaan ini sungguh mengganggu penciuman kita. Selain bau, sampah – sampah tersebut juga dapat menjadi sarang penyakit. Banyak penyakit yang bisa tumbuh dan berkembang di tempat sampah seperti diare, kolera, dan lain – lain. Bahkan sampah – sampah yang menumpuk tersebut akan menghilangkan keindahan dan merusak keasrian lingkungan kita. Oleh karena itu, sampah sangatlah merugikan bagi kehidupan manusia. 
2.6  Fungsi Paragraf
Adapun fungsi dari paragraf sediri adalah:
1.      Mengekspresikan gagasan yang tertulis
Maksudnya mengekspresikan gagasan disisni ialah memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam rangkaian kalimat yang tersusun sehingga membentuk suatu kesatuan.
2.      Untuk  menandai peralihan gagasan baru
Maksudnya sebuah karangan yang terdiri beberapa paragraf memiliki beberapa ide atau gagasan. Dan ide atau gagasan tersebuat teletad di masing masing paragraf. Sehingga jika kita membuat paragraf baru maka kita juga membuat gagasan baru.
3.      Untuk memudahkan menulis dan pembaca
Yakni memudahkan penulis dalam menyusun gagasannya. Dan untuk memudahkan pembaca dalam memahami gagasan dari penulis.
4.      Memudahkan pengembangan topik
Yakni dalam mengembangkan topik sebuah  karangan ke dalam bentuk pemikiran yang lebih kecil.




BAB III
PENUTUP
3.1    Simpulan
paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Ciri – ciri paragraf yaitu Kalimat pada baris pertama terletak agak dalam, Paragraf memiliki dua jenis kalimat, Memiliki satu gagasan utama yang tersirat pada kalimat utama, Memiliki gagasan – gagasan penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas yang berisi detail – detail atau pendukung gagasan utama. Syarat-syarat Paragraf yang Baik ialah adanya Kesatuan, kepaduan isi yang memadai. Adapun Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak kalimat topik ada Paragraf Deduktif, Paragraf Induktif, Paragraf Campuran atau deduktif-induktif, Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu Paragraf pembuka, Paragraf penghubung, Paragraf penutup, Berdasarkan isi paragraf terbagi menjadi paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi. Sedangkan mengenai Pola pengembangan paragraf Ada dua macam pola pengembangan paragraf, yaitu pola deduksi dan pola induksi. Ada beberapa Fungsi Paragraf yaitu Mengekspresikan gagasan yang tertulis, Untuk  menandai peralihan gagasan baru, Untuk memudahkan menulis dan pembac, Memudahkan pengembangan topik, dan Untuk memudahkan pengendalian variable.
3.2    Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, syarat-syarat penulisan paragraf yang baik, jenis-jenis paragraf, polapengembangan paragraf, dan fungsi paragraf. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki penulisan makalah yang akan datang.








DAFTAR PUSTAKA