Monday 22 January 2018

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
BACA SELENGKAPNYA

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas kehidupan dan perkembagan bangsa. Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Menurut UU No.20 tahun 2003 (dalam Sagala, 2012:3) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Depdiknas (2006) mengemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Banyak usaha yang telah dilakukan dalam menangani permasalahan mengenai rendahnya kualitas pendidikan. Salah satu upayanya yaitu perubahan kurikulum. Guru diharapkan untuk dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator dan mediator dituntut untuk mengembangkan media pembelajaran yang inovatif, sesuai dengan karakteristik materi, siswa, sumber belajar yang ada, dan lingkungan belajar siswa.
Komponen-komponen pembelajaran perlu dirancang dan disiapkan dengan matang demi kelancaran kegiatan pembelajaran. Salah satu komponen penting dalam pembelajaran yaitu media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Joni (1984:12) yang menyatakan bahwa dalam merencanakan program belajar mengajar ada beberapa kemampuan yang harus dipenuhi guru, salah satunya yaitu kemampuan dalam merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran. Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa. Menurut Arsyad (2002:12) media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan-pesan pembelajaran yang bersifat abstrak disampaikan melalui media agar dapat diterima siswa secara lebih konkret. Seperti yang diungkapkan oleh Sadiman (2011:17-18) bahwa media mempunyai kegunaan antara lain memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
Media  pembelajaran yang sering digunakan untuk menyampaikan materi di SD pada umumnya berupa buku cetak. Sebenarnya banyak sekali jenis media yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Susilana dan Riyana (2008:13), berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu grafis dan gambar diam, media proyeksi diam, media audio, media video, media film, media televisi, dan multimedia.
Pada abad 21 ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari semakin mudahnya seseorang dalam berkomunikasi dan bertukar informasi. Salah satu bidang yang mendapatkan manfaat atas perkembangan TIK tersebut ialah bidang pendidikan. Berkaitan dengan bentuk media pembelajaran, pada abad  ini sangat mungkin untuk digunakan media pembelajaran berbasis multimedia. Multimedia secara umum diartikan sebagai gabungan data, suara, video, animasi, grafik, teks, dan bunyi-bunyian yang mana gabungan elemen-elemen tersebut mampu dipaparkan melalui komputer (Oetomo, 2002:109). Secara lebih rinci media pembelajaran berbasis multimedia diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengemas seperangkat materi secara sistematis dan menarik, digunakan sebagai panduan belajar siswa ataupun sebagai acuan guru untuk mengajarkan materi kepada siswa dengan menggunakan sistem komunikasi berbasis komputer dalam suatu penyajian secara terintegrasi. Istilah berbasis komputer berarti bahwa program multimedia menggunakan komputer dalam menyajikan pembelajaran. Sedangkan istilah terintegrasi berarti bahwa multimedia dapat menampilkan teks, gambar, audio, dan video atau animasi dalam satu kali tayangan presentasi.
Dewasa ini kebijakan pendidikan mengalami peningkatan. Salah satunya kebijakan mengenai dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang memberikan efek positif bagi peningkatan kualitas pendidikan. Dana BOS dapat digunakan sebagai sumber  untuk pengadaan media pembelajaran. Seperti yang dijelaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 51/2011 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS  dan Laporan Keuangan BOS bahwa dana BOS dapat digunakan untuk mendukung pengadaan media pembelajaran di suatu sekolah (Kemendikbud, 2013:17). Dengan adanya dana BOS, hampir di semua Sekolah Dasar (SD) telah mampu untuk menyediakan komputer dan LCD proyektor. Komputer beserta perangkat LCD biasanya hanya digunakan saat jam pembelajaran komputer. Sebenarnya, komputer dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai perangkat pendukung pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. Cole dan Chan (1990:356) mengemukakan manfaat komputer dalam pembelajaran antara lain dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa pada materi pembelajaran serta meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Berdasarkan kegiatan observasi dan keterangan yang didapat dari guru di SD Negeri Karang Besuki 1 Malang, dapat diketahui bahwa SD tersebut sudah memiliki perangkat komputer sebanyak 21 unit dan 1 unit LCD proyektor. Tetapi selama ini kurang dimanfaatkan secara maksimal. Komputer hanya digunakan saat jam pembelajaran komputer saja, sedangkan saat pelajaran yang lain tidak pernah dimanfaatkan. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya sajian materi terpercaya yang siap ditampilkan melalui perangkat komputer dan LCD. Rata-rata guru merasa kesulitan untuk membuat sajian materi dalam bentuk power point atau sejenisnya secara mandiri. Tetapi kalau sekedar mengoperasikan perangkat komputer dan LCD proyektor guru sudah mampu.
Penggunaan komputer untuk pembelajaran perlu dilakukan dalam situasi yang tepat. Situasi tepat yang dimaksud meliputi ketidak mungkinan menghadirkan benda asli sebagai media pembelajaran pada materi-materi tertentu yang bersifat abstrak. Seperti yang diungkapkan oleh Alessi dan Trollip (1991:6) bahwa komputer dapat digunakan sebagai perangkat pendukung pembelajaran saat terdapat kesulitan yang logis dalam pembelajaran konvensional, materi sulit dipahami, serta motivasi siswa kurang. Pada situasi yang telah disebutkan, komputer sangat memungkinkan digunakan sebagai perangkat pendukung dalam menghadirkan media pembelajaran.

No comments:

Post a Comment