Saturday 27 January 2018

MAKALAH SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN



MAKALAH
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN














Oleh :
Agus Sugianto
B04150046





FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR
Tahun 2018

KATA PENGANTAR

            Puji dan Syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun berharap dengan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penyusun dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.




Pandeglang,   Januari 2018


Penyusun

DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................................  1
B.     Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian persediaan........................................................................... 2
B.     Klasifikasi persediaan........................................................................... 2
C.     Sistem pencatatan persediaan ..............................................................  3
D.    Metode dalam penentuan nilai persediaan........................................... 8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

B.     Latar Belakang
Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang di simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko, 1997:hal 333)
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajement persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan untuk melayani permintaan tersebut.
         
C.    Tujuan
      Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk membahas tentang sistem pencatatan persediaan, dengan disusunnya makalah ini semoga memberikan manfaat yang besar bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian persediaan
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.

B.     Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a)      Menurut PSAK no.14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
Ø  tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
Ø  dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
Ø  dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi 
b)      Menurut jenis perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk selesai.

C.    Sistem pencatatan persediaan
Persediaan merupakan bagian penting dalam proses berjalannya suatu perusahaan. Dikatakan demikian karena persedian terbilang sangat menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan nantinya. Jika persediaan yang dimiliki sangat memadai, maka bukan tidak mungkin ada harapan keuntungan yang bisa di capai, namun akan sebaliknya, jika persediaan kurang memadai maka akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan perusahaan bersangkutan.
Dan berikut ini ada dua sistem pencatatan untuk persediaan,  yaitu :
Ø  Sistem pencatatan persediaan perpetual (Perpetual Inventory System)
Ø  Sistem pencatatan persediaan periodik (Periodic Inventory System)
1.      Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
2.      Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
Persediaan adalah barang yang dimiliki  untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH– PERSEDIAAN AKHIR
Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Pisik/Periodik (Periodik/Phisical Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan  dan Retur penjualan.
PERIODE AWAL
Perobahan persediaan   (Harga Pokok)
999,999.99

Persediaan

999,999.99

PEMBELIAN
Pembelian (Harga Pokok)
999,999.99

Ppn
999,999.99

Utang / Kas

999,999.99
  
PENJUALAN
Piutang/ Kas /Bank
999,999.99

Penjualan

999,999.99
Ppn

999,999.99

AKHIR PERIODE
Persediaan
999,999.99

Perubahan Persediaan (Harga Pokok)

999,999.99

Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname).
Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai  posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung  operasional. Laporan neraca  dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
2.     Metode Perpetual  (Continual Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik  untuk di print_out maupun secara visual.
A.       WAKTU PEMBELIAN
Persediaan
999,999.99

Ppn
999,999.99

Utang/Kas/Bank

999,999.99

B.       WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN)     
Persediaan barng dalam proses
999,999.99

Pesediaan bahan baku

999,999.99
  


C.      PENERIMAAN HASIL PRODUKSI
Persediaan barang Jadi
999,999.99

Persediaan Dalam Proses

999,999.99
PENJUALAN
1.       Harga Jual
Piutang/Kas/Bank
999,999.99

Penjualan

999,999.99
Ppn

999,999.99

2.       Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan
999,999.99

Persediaan Barang yang dijual

999,999.99

PENYESSUAIAN AKHIR
1.       JIKA SALDO SEMENTARA <  STOCK OPNAME
Koreksi persediaan/Barang dalam proses
999,999.99

Koreksi pemakaian bahan

999,999.99

2.       JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian Bahan
999,999.99

Persediaan/Barang dalam prosess

999,999.99

Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan  fisik dengan catatan buku.
Penilaian Persediaan
Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :
Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.
Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca)
Harga Pokok (Cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual.
Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain, namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos angkut sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.
Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut  persediaan  adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system akuntansi.  Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system  Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan
Subs system yang secara langsung berkaitan dengan persediaan adalah  Accounts Payable, Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat berhubungan secara langsung  dan dapat pula tidak.
Subs System Inventory, Purchase dan Invoice  biasa merupakan subs system khusus mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan sebagai dasar  pecatatan ke buku besar  buku jurnal.
Persediaan dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses menyusun jurnal transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya mencatat transaksi pada formulir elektronik yang disediaakan selanjutnya adalah tugasnya komputer.

D.    Metode dalam penentuan nilai persediaan
Metode yang dapat kita pergunakan. Yaitu : 1. Metode FIFO   2. Metode LIFO    3.Metode rata-rata   4.Metode identifikasi khusus.

1.    Metode FIFO ( First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap dijual terlebih dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan kita adalah barang-barang yang terakhir dibeli oleh kita.

2.    Metode LIFO ( Last In First Out )
Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama disebutkan diatas. Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah barang yang terakhir kali dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita adalah barang-barang yang pertama kali kita beli.

3.    Metode rata-rata ( Average Method )
Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara penghitungan yang berbeda.
a.    Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga beli barang secara global.
b.    Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.

4.    Metode idetifikasi khusus.
Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai masing-masing jenis barang yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang haruslah jelas darimana asal-usulnya serta harga yang diperoleh ketika pembelian barang tersebut.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan. Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada dua, yaitu:
1.      Metode Stock Opname atau Metode Periodik (Fisik)
2.      Metode Perpetual.
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangat tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya untuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan tanggal neraca belum terjual harus dicantumkan di Neraca. Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.


DAFTAR PUSTAKA

http://erisetyo21.blogspot.co.id/2015/02/makalah-akuntansi-persediaan.html
https://dosenakuntansi.com/metode-pencatatan-persediaan-barang-dagang
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2015/03/21/metode-pencatatan-persediaan/
http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/metode-sistem-pencatatan-persediaan-periodik-dan-perpetual-beserta-contoh-transaksinya/


No comments:

Post a Comment