MAKALAH
ANGKA
KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2015
Disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran PKN
Disusun
oleh :
Euis
Destiana
Kelas
XII MIA 4
SMA NEGERI
4 PANDEGLANG
Jl. Raya
Labuan Km 29 Menes Pandeglang
Tahun
Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan yang
terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun berharap
dengan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penyusun dan bagi para
pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan
meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.
Menes, Septmeber 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KAT APENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.....................................................................
1
B.
Tujuan.................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi Kemiskinan .......................................................................... 2
B.
Angka
Kemiskinan Tahun 2015.........................................................
2
C.
Angka Kemiskinan Tahun 2016.........................................................
4
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.........................................................................................
6
B.
Saran...................................................................................................
6
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keadaan Perekonomian dewasa ini sangat memprihatinkan. Yang
kita ketahui khususnya di Indonesia kini terdapat berbagai permasalahan yang
menyangkut mengenai kehidupan bermasyarakat, antara lain masalah kemiskinan,
masalah pengangguran, masalah lingkungan hidup, dll. Permasalahan tersebut
timbul akibat semakin meningkatnya keadaan ekonomi yang tidak disesuaikan
dengan kondisi masyarakat. Khususnya masyarakat menengah kebawah. Hingga kini
kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di
dunia ini.
Pada kesempatan ini penulis mencoba memaparkan secara global
kemiskinan negara-negara di dunia, yaitu negara-negara berkembang yang
nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik
mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan Negara
berkembang adalah Negara yang memiliki standar pendapatan rendah dengan infrastruktur
yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma
secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian
Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-negara
pinggiran benua Asia.
B.
Tujuan
Tujuan
disusunya makalah ini adalah untuk memberikan sumber informasi tentang angka
kemiskinan dari sejah tahun 2015 sampai 2016, dengan disusunya makalah ini
semoga menjadi motifasi bagi kita semua, baik bagi penyusun khususnya maupun
bagi pembaca umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti
tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun
kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna
yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini
bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi
negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa
dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang
dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian:
kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang
termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah
garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan,
sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan
sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
B.
Angka Kemiskinan Tahun 2015
Jakarta (ANTARA
News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia
per September 2015 mencapai 28,51 juta orang, bertambah 780 ribu orang
dibanding September 2014 sebanyak 27,73 juta orang.
Kepala BPS Suryamin
di Jakarta, Senin, mengatakan kenaikan jumlah penduduk miskin paling signifikan
tercatat pada periode September 2014 ke Maret 2015, di antaranya dipicu oleh
kenaikan harga bahan bakar minyak pada November 2014, dan juga imbas dari
perlambatan ekonomi yang menekan indikator kesejahteraan di sektor riil.
"Dari
September 2014, bila kita bandingkan dengan September 2015 masih naik. Kenaikan
ada 0,78 juta orang," ujarnya. Merujuk data BPS, inflasi periode September
2014 ke Maret 2015 terekam tinggi, sebesar 4,03 persen, dengan laju inflasi
pedesaan periode September 2014-Maret 2015 sebesar 4,4 persen.
Begitu juga
dengan harga beras pada periode tersebut yang mengalami penigkatan 14,48 persen
menjadi Rp 13.089 per kilogram pada Maret 2015. Nilai Tukar Petani (NTP) pada
Maret 2015 juga melemah 1,34 persen dibanding September 2014.
Namun, menurut
Suryamin, setelah program sosial pemerintah berjalan, dan juga antisipasi
kenaikan inflasi sejak Maret, jumlah penduduk yang keluar dari kategori miskin
mulai bertambah. Sehingga, dari periode Maret-September 2015, terdapat
penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 80 ribu orang.
"Memang
kalau dilihat dari September tahun lalu naik, tapi jika dilihat per Maret 2015
justeru menurun," ujarnya.
BPS menggunakan
garis kemiskinann sebesar Rp344.809 per kapita per bulan per September 2015
untuk menghitung penduduk miskin. Garis kemiskinan itu meningkat 4,24 persen
dari Rp 330.776 per kapita per bulan per Maret 2015.
"Setelah
harga BBM naik tentu ada upaya bantuan sosial untuk kesehatan dan pendidikan
serta bantuan raskin. Sehingga angka kemiskinan selama Maret hingga September
menurun," ujar dia.
Di samping itu,
Suryamin mencatat mencatat harga beras eceran turun 0,92 persen dari harga Rp
13.089 per kilogram (kg) pada Maret 2015 menjadi Rp 12.968 per kg pada
September 2015. Selain beras, harga minyak goreng juga tercatat turun 2,8
persen.
"Peranan
komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditas non makanan," kata dia. Dari sisi geografis, jumlah
penduduk miskin paling banyak mendominasi di pulau Jawa sebesar 15,31 juta
jiwa. Sementara sisanya tersebar di Sumatera sebesar 6,31 juta jiwa, Bali dan
Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, pulau Sulawesi 2,19 juta jiwa, Maluku sebanyak
1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa.
C.
Angka Kemiskinan Tahun 2016
Inflasi
yang rendah dan terkendali dinilai menjadi penyebab berkurangnya jumlah orang
miskin di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk
miskin Indonesia 28,01 juta atau 10,86% pada Maret 2016, berkurang dibanding
September 2015 yang tercatat 28,51 juta orang atau 11,13%.
"Jumlah
penduduk miskin menurun karena selama September 2015 inflasi rendah dan
terkendali, yaitu 1,71%," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers
tentang profil kemiskinan Indonesia Maret 2016 di Jakarta, Senin (18/7/2016).
Faktor
lain yang memengaruhi penurunan penduduk miskin adalah rata-rata harga
kebutuhan pokok yang turun selama periode September 2015 sampai Maret 2016,
seperti misalnya harga daging ayam ras sebesar 4,08% (Rp37.742 menjadi
Rp36.203).
Selain
itu, tingkat pengangguran terbuka juga menurun di mana pada Agustus 2015
sebesar 6,18% menjadi 5,5% pada Februari 2016. Penurunan tingkat pengangguran
terbuka tersebut berperan meningkatkan pendapatan bagi sebagian masyarakat,
kata Suryamin.
Faktor
berikutnya yang memengaruhi penurunan penduduk miskin adalah nilai rata-rata
upah buruh petani per hari Maret 2016 dibanding September 2015 naik 1,75% dari
Rp46.793 menjadi Rp47.559. Nilai rata-rata upah buruh bangunan per hari Maret
2016 dibanding September 2015 naik 1,23% dari Rp79.657 menjadi Rp81.481.
Dari
jumlah penduduk miskin nasional, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan
pada September 2015 tercatat 8,22% juga turun menjadi 7,79% pada Maret 2016.
Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan naik dari 14,09 persen
pada September 2015 menjadi 14,11 persen pada Maret 2016.
Selama
periode September 2015 sampai Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah
perkotaan turun 0,28 juta orang (10,62 juta menjadi 10,34 juta), dan di
pedesaan turun 0,22 juta orang (17,89 juta menjadi 17,67 juta).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang,
perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah
dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam
artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan
hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa
penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1.
Pemerintah
sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar
dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
2.
Sebagai
warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah
dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia terbebas
dari kemiskinan.
3.
Marilah
kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu saudara kita yang
masih mengalami kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment