Saturday, 27 January 2018

MAKALAH ANGKA KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2015

MAKALAH
ANGKA KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2015

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran PKN






Disusun oleh :
Euis Destiana
Kelas XII MIA 4






SMA NEGERI 4 PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km 29 Menes Pandeglang
Tahun Ajaran 2016/2017


KATA PENGANTAR

            Puji dan Syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun berharap dengan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penyusun dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.




Menes,   Septmeber 2016


Penyusun


DAFTAR ISI

KAT APENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B.     Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Kemiskinan ..........................................................................  2
B.     Angka Kemiskinan Tahun 2015......................................................... 2
C.     Angka Kemiskinan Tahun 2016......................................................... 4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................... 6
B.     Saran................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Keadaan Perekonomian dewasa ini sangat memprihatinkan. Yang kita ketahui khususnya di Indonesia kini terdapat berbagai permasalahan yang menyangkut mengenai kehidupan bermasyarakat, antara lain masalah kemiskinan, masalah pengangguran, masalah lingkungan hidup, dll. Permasalahan tersebut timbul akibat semakin meningkatnya keadaan ekonomi yang tidak disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Khususnya masyarakat menengah kebawah. Hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini.
Pada kesempatan ini penulis mencoba memaparkan secara global kemiskinan negara-negara di dunia, yaitu negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-negara pinggiran benua Asia.

B.     Tujuan
      Tujuan disusunya makalah ini adalah untuk memberikan sumber informasi tentang angka kemiskinan dari sejah tahun 2015 sampai 2016, dengan disusunya makalah ini semoga menjadi motifasi bagi kita semua, baik bagi penyusun khususnya maupun bagi pembaca umumnya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

B.     Angka Kemiskinan Tahun 2015
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia per September 2015 mencapai 28,51 juta orang, bertambah 780 ribu orang dibanding September 2014 sebanyak 27,73 juta orang.
Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin, mengatakan kenaikan jumlah penduduk miskin paling signifikan tercatat pada periode September 2014 ke Maret 2015, di antaranya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak pada November 2014, dan juga imbas dari perlambatan ekonomi yang menekan indikator kesejahteraan di sektor riil.
"Dari September 2014, bila kita bandingkan dengan September 2015 masih naik. Kenaikan ada 0,78 juta orang," ujarnya. Merujuk data BPS, inflasi periode September 2014 ke Maret 2015 terekam tinggi, sebesar 4,03 persen, dengan laju inflasi pedesaan periode September 2014-Maret 2015 sebesar 4,4 persen.
Begitu juga dengan harga beras pada periode tersebut yang mengalami penigkatan 14,48 persen menjadi Rp 13.089 per kilogram pada Maret 2015. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2015 juga melemah 1,34 persen dibanding September 2014.
Namun, menurut Suryamin, setelah program sosial pemerintah berjalan, dan juga antisipasi kenaikan inflasi sejak Maret, jumlah penduduk yang keluar dari kategori miskin mulai bertambah. Sehingga, dari periode Maret-September 2015, terdapat penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 80 ribu orang.
"Memang kalau dilihat dari September tahun lalu naik, tapi jika dilihat per Maret 2015 justeru menurun," ujarnya.
BPS menggunakan garis kemiskinann sebesar Rp344.809 per kapita per bulan per September 2015 untuk menghitung penduduk miskin. Garis kemiskinan itu meningkat 4,24 persen dari Rp 330.776 per kapita per bulan per Maret 2015.
"Setelah harga BBM naik tentu ada upaya bantuan sosial untuk kesehatan dan pendidikan serta bantuan raskin. Sehingga angka kemiskinan selama Maret hingga September menurun," ujar dia.
Di samping itu, Suryamin mencatat mencatat harga beras eceran turun 0,92 persen dari harga Rp 13.089 per kilogram (kg) pada Maret 2015 menjadi Rp 12.968 per kg pada September 2015. Selain beras, harga minyak goreng juga tercatat turun 2,8 persen.
"Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas non makanan," kata dia. Dari sisi geografis, jumlah penduduk miskin paling banyak mendominasi di pulau Jawa sebesar 15,31 juta jiwa. Sementara sisanya tersebar di Sumatera sebesar 6,31 juta jiwa, Bali dan Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, pulau Sulawesi 2,19 juta jiwa, Maluku sebanyak 1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa.

C.    Angka Kemiskinan Tahun 2016
Inflasi yang rendah dan terkendali dinilai menjadi penyebab berkurangnya jumlah orang miskin di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia 28,01 juta atau 10,86% pada Maret 2016, berkurang dibanding September 2015 yang tercatat 28,51 juta orang atau 11,13%.
"Jumlah penduduk miskin menurun karena selama September 2015 inflasi rendah dan terkendali, yaitu 1,71%," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers tentang profil kemiskinan Indonesia Maret 2016 di Jakarta, Senin (18/7/2016).
Faktor lain yang memengaruhi penurunan penduduk miskin adalah rata-rata harga kebutuhan pokok yang turun selama periode September 2015 sampai Maret 2016, seperti misalnya harga daging ayam ras sebesar 4,08% (Rp37.742 menjadi Rp36.203).
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka juga menurun di mana pada Agustus 2015 sebesar 6,18% menjadi 5,5% pada Februari 2016. Penurunan tingkat pengangguran terbuka tersebut berperan meningkatkan pendapatan bagi sebagian masyarakat, kata Suryamin.
Faktor berikutnya yang memengaruhi penurunan penduduk miskin adalah nilai rata-rata upah buruh petani per hari Maret 2016 dibanding September 2015 naik 1,75% dari Rp46.793 menjadi Rp47.559. Nilai rata-rata upah buruh bangunan per hari Maret 2016 dibanding September 2015 naik 1,23% dari Rp79.657 menjadi Rp81.481.
Dari jumlah penduduk miskin nasional, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2015 tercatat 8,22% juga turun menjadi 7,79% pada Maret 2016. Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan naik dari 14,09 persen pada September 2015 menjadi 14,11 persen pada Maret 2016.
Selama periode September 2015 sampai Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun 0,28 juta orang (10,62 juta menjadi 10,34 juta), dan di pedesaan turun 0,22 juta orang (17,89 juta menjadi 17,67 juta).


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.

B.     Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1.      Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
2.      Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia terbebas dari kemiskinan.
3.      Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.




DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment