MAKALAH
YODIUM
Disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Penjaskes
Guru : Idris Supriadi, S.Or, M.Pd
Disusun
oleh :
Kelompok 4
Ø
Difa Adelia
Ø
Nani rida
Ø
Enjel Azkia Sakinah
Ø
Nadya Astri Utami
Ø
Elis
SMK
BABUNNAJAH
Tahun Ajaran
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Penyusun menyadari banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan yang
terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun berharap dengan
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penyusun dan bagi para pembaca pada
umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan meningkatkan prestasi
dimasa yang akan datang.
Pandeglang, Januari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI.................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................
1
B.
Tujuan.................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Yodium.................................................................................
2
B. Pangan Sumber Iodium...................................................................... 3
C. Fungsi
Mineral Yodium.....................................................................
4
D. Dampak Kelebihan Yodium............................................................... 6
E. Dampak Kekurangan Yodium........................................................... 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.........................................................................................
7
B.
Saran................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTKAA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu masalah
gizi yang masih merupakan masalah utama di Indonesia adalah Gangguan Akibat
Kurang Yodium (GAKY). GAKY merupakan masalah serius, karena diperkirakan pada
saat ini terdapat sekitar 42 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah yang
lingkungannya miskin yodium.
Garam beryodium
yang digunakan sebagai konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI), yakni mengandung yodium sebesar 30 - 80 ppm. Kebutuhan tubuh terhadap
yodium adalah 100 150/g tiap orang per hari. Dianjurkan, setiap orang mengonsumsi
garam beryodium sekitar enam gram atau satu sendok teh setiap hari. Kebutuhan
ini dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari yang diolah dengan menggunakan
garam sebagai penambah rasa dalam hidangan. Defisiensi yodium, terdapat di
banyak daerah di seluruh Indonesia secara endemik, terutama di kepulauan besar
dan di daerah pegunungan. Ini karena air dan tanah di daerah tersebut miskin
kandungan zat yodium, sedangkan bahan makanan berasal dari laut yang kaya
yodium tidak terdapat di daerah tersebut.
Untuk mengetahui
apakah garam yang dijual di warung atau toko mengandung yodium atau tidak,
dengan membaca label kemasannya. Pada kemasan garam beryodium harus tertera
tulisan 'Garam Beryodium'. Selain itu dapat diketahui dengan melakukan
pengujian mutu garam beryodium menggunakan cairan uji iodina tes.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini
adalah untuk membahas tentang yodium, dengan diususnnya makalah ini semoga
memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Yodium
Yodium merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral
mikro. Dalam keadaan normal, yodium dikonsumsi hewan melalui air dan
tumbuh-tumbuhan yang menyerap zat tersebut dari tanah. Apabila kandungan yodium
dalam pakan ternak belum tercukupi biasanya peternak memeberikan mineral yodium
dalam bentuk garam dapur pada ransum pakan terak. Yodium ditemui dalam bentuk
inorganik dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium berada dalam satu
siklus di alam. Sebagian yodium ada di laut, sebagian lagi merembes dibawa
hujan, angin dan banjir turun ke tanah dan gunung di sekitarnya. Yodium
terdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Air berasal dari
sumur-sumur tersebut merupakan sumber yodium. Daerah pegunungan di seluruh
dunia termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia kurang mengandung yodium, terutama
pegunungan yang ditutupi es dan mempunyai curah hujan tinggi yang mengalir ke
sungai. Yodium di dalam tanah dan laut terdapat sebagai iodide. Ion iodide
dioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur yodium yang mudah menguap. Yodium
kemudian dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian yodium ke tanah
berjalan lambat dan sedikit dibandingkan dengan kehilangan semula, dan banjir
berulang kali akan menyebabkan yodium yang tersedia di tanah hanyut terbawa air
Sumber, garam dapur difortifikasi, makanan laut, air dan
sayur didaerah non gondok dan hewanyang makan makanan tersebut. Zat mineral
yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun
tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium Sumber Yodium :
Makanan hasil laut, telur, susu, garam beryodium, tiram, dan rumput laut. Untuk
menghindari hal ini, orang dewasa harus mendapatkan antara 120 hingga 150 mcg
yodium sehari. Sumber utama yodium adalah garam. Anda juga bisa mendapatkannya
dari kerang, bawang putih dan biji wijen.
Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu
sehari-hari sertakan bahan bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan
yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan.
Kebutuhan yodium setiap hari di dalam makanan yang
dianjurkan saat ini adalah:
·
50 mikrogram untuk bayi (12 bulan
pertama).
·
90 mikrogram untuk anak (usia 2-6
tahun).
·
120 mikrogram untuk anak usia
sekolah (usia 7-12 tahun).
·
150 mikrogram untuk dewasa (diatas
usia 12 tahun).
·
200 mikrogram untuk ibu hamil dan
menyusui.
B.
Pangan Sumber Iodium
Iodium dapat
diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda-beda tergantung
asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan iodium pada
buah dan sayur tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada jaringan
hewan serta produk susu tergantung pada kandungan iodium pada pakan ternaknya.
Pangan asal laut merupakan sumber iodium alamiah. Sumber lain iodium
adalah garam dan air yang difortifikasi (Muchtadi. dkk, 1992). Hal
yang sama juga dikemukakan oleh Sauberlich, (1999) bahwa makanan laut dan
ganggang laut adalah sumber iodium yang paling baik. Penggunaan garam
beriodium di Amerika Serikat diberikan sebagai sumber iodium penting.
Di USA konsumsi garam beriodium per hari per orang mendekati 10 – 12 gram
dimana garam tersebut mengandung 76 mg iodium per gram.
Soehardjo
(1990) mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi pangan yang kaya iodium dapat
menekan atau bahkan mengurangi besarnya prevalensi gondok. Berikut Gibson
(1990) menyebutkan rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan antara
lain : Ikan Tawar 30 mg; Ikan Laut 832 mg; Kerang 798
mg; Daging 50 mg; Susu 47 mg; Telur 93 mg; Gandum 47 mg; Buah-buahan 18 mg;
Kacang-kacangan 30 mg dan Sayuran 29 mg.
C.
Fungsi
Mineral Yodium
Yodium
berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada
anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok, gondong atau
gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada
kelenjar tiroid. Disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu hormon yang
dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan saraf otot pusat, pertumbuhan
tulang, perkembangan fungsi otak dan sebagian besar metabolisme sel tubuh kecuali
sel otak. Yodium juga dibutuhkan untuk sel darah merah dan pernafasan sel serta
menjaga keseimbangan. metabolisme tubuh Yodium dari makanan akan diserap dan
menjadi bentuk yodida. Yodida adalah bentuk yodium yang berada dalam tubuh yang
merupakan bagian penting dari dua hormon yaitu triiodothyronine/T3 dan
tetraiodothyronine/T4, yang dihasilkan oleh hormone thyroid. Iodine ini yang
berperan mengatur suhu tubuh, reproduksi dan fungsi iodine lainnya Tubuh yang
sehat mengandung 15-20 mg iodium dimana 70-80 % ada di kelenjar gondok dalam
bentuk thyroglobulin. Sisanya di kelenjar air liur, kelenjar lambung, jaringan
dan sebagian kecil beredar di seluruh tubuh. Umumnya bahan makanan sumber
hewani seperti ikan dan kerang mengandung tinggi yodium. Bahan makanan sumber
nabati yang mengandung tinggi yodium adalah rumput laut. Yodium merupakan
bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin triodotironin (T3) dan
tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur
pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel
menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormon tiroid mengontrol kecepatan
pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi. Tiroksin dapat
merangsang metabolisme sampai 30 %. Disamping itu kedua hormon ini mengatur
suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan
saraf. Yodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif
vitamin A, sintesa protein dan absorbsi karbohidrat dari saluran cerna. Yodium
berperan pula dalam sintesis kolesterol darah. Yodium disimpan dalam kelenjar
tiroid sebagai tiroglobulin.
Fungsi Yodium :
1.
Aktivitas kelenjar tiroid
2.
Komponen hormon tiroksin
3.
Komponen hormon triyodotironin
Dalam saluran pencernaan, iodium
dalam bahan makanan dikonversikan menjadi Iodida yang mudah diserap dan ikut
bergabung dengan pool-iodida intra/ekstraseluler. Iodium tersebut
kemudian memasuki kelenjar tiroid untuk disimpan. Setelah mengalami
peroksidasi akan melekat dengan residu tirosin dari tiroglobulin.
Struktur cincin hidrofenil dari residu tirosin adalah iodinate ortho pada grup
hidroksil dan berbentuk hormon dari kelenjar tiroid yang dapat dibebaskan (T3
dan T4) (Linder, 1992). Iodium adalah suatu bagian integral dari hormon
tridothyronine tiroid (T3) dan thyroxin (T4). Hormon tiroid kebanyakan
menggunakan, jika tidak semua, efeknya melalui pengendalian sintesis
protein. Efek-efek tersebut adalah efek kalorigenik, kardiovaskular,
metabolisme dan efek inhibitor pada pengeluaran thyrotropin oleh pituitary
(Sauberlich, 1999).
Kebanyakan Thyroxine (T4) dan Triidothyronine (T3) diangkut dalam bentuk
terikat-plasma dengan protein pembawa. Thyroxine-terikat protein
merupakan pembawa hormon tiroid utama yang beberapa di antaranya juga terikat
dengan thyroxin-terikat prealbumin (Sauberlich, 1999).
Tingkat bebasnya hormon-hormon tersebut dalam plasma dimonitor oleh hipotalamus
yang kemudian mengontrol tingkat pemecahan proteolitis T3 dan T4 dari
tiroglobulin dan membebaskannya ke dalam plasma darah, melalui tiroid
stimulating hormon (TSH). Kadar T4 plasma jauh lebih besar dari pada
T3, tetapi T3 lebih potensial dan “turn overnya” lebih cepat.
Beberapa T3 plasma dibuat dari T4 dengan jalan deiodinasi dalam jaringan
non-tiroid. Sebagian besar dari kedua bentuk terikat pada protein
plasma, terutama thyroid-binding-globulin (TBG), tetapi hormon yang bebas
aktivitasnya pada sel-sel target. Dalam sel-sel target dalam hati, banyak
dari hormon tersebut didegradasi dan iodidat dikonversikan untuk digunakan
kembali kalau memang dibutuhkan.
D.
Dampak Kelebihan Yodium
Kelebihan yodium di dalam tubuh
dikenal juga sebagai hipertiroid. Hipertiroid terjadi karena kelenjar
tiroid terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin.
Kelebihan yodium
ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering
berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan
bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata
menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan. Jika tidak
segera diobati, sistem pernafasan melemah, penderita mengalami kejang,
sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya terjadi gagal jantung.
E.
Dampak Kekurangan Yodium
Pada ibu hamil, kekurangan hormon tiroid,
dikhawatikan bayinya akan mengalami cretenisma, yaitu tinggi badan di bawah
ukuran normal (cebol) yang disertai dengan keterlambatan perkembangan jiwa dan
tingkat kecerdasan.
Pada masa kanak-kanak, terjadi kretinisme atau manusia
kerdil yaitu yang menunjukkan gejala antara lain : misal tinggi badan di bawah
normal, kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa
dan kecerdasan, dari hambatan jiwa ringan sampai dengan yang berat disebut
debilitas. Pembesaran gondok yang sangat dikhawatirkan pada anak adalah
kemungkinan terjadinya kretinisme ini. Di India, terkenal sebuah desa bernama
the abofe of falls yang mana di desa tersebut sebagian besar penduduknya menderita
gondok dan menjadikan mereka sebagai orang sinting dan dungu. Kejadian
pembesaran kelenjar gondok terbanyak ditemukan pada usia 9-13 tahun pada anak
laki-laki dan antara usia 12-18 tahun pada anak perempuan.
Pada orang dewasa, kekurangan yodium menimbulkan keadaan
lemas dan cepat lelah, produktivitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah,
serta gondok pada leher. Selain disebabkan oleh kekurangan yodium murni,
penyakit gondok juga bisa timbul akibat zat goiterogen. Zat tersebut ditemukan
dalam sayuran dari jenis Brassica seperti kubis, lobak, dan kol kembang. Zat
ini juga ditemukan dalam kacang kedelai, kacang tanah, dan obat-obatan
tertentu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Yodium
merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
walaupun dalam jumlah yang relative kecil. Namun apabila diabaikan dapat
menimbulkan efek atau dampak yang cukup berpengaruh dalam kehidupan semua
orang.
Kelebihan yodium
ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering
berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan
bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata
menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan.
Pada ibu hamil, kekurangan
hormon tiroid, dikhawatikan bayinya akan mengalami cretenisma, yaitu
tinggi badan di bawah ukuran normal (cebol) yang disertai dengan keterlambatan
perkembangan jiwa dan tingkat kecerdasan.
B. Saran
- Diharapkan adanya peran serta aktif masyarakat dalam menggunakan garam yodium.
- Diharapkan adanya penyebaran informasi tentang pentingnya garam beryodium oleh tenaga kesehatan kapada masyarakat.
- Peran aktif mahasiswa dalam pelaksanaan program yodiumnisasi
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES
RI,Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Jakarta 1996.
Lisdiana, Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan
Gizi, Trubus Agriwidaya, Bandar Lampung 1998.
Notoatmodjo Soekidjo,Prof.Dr, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Rineka Cipta,Jakarta 1996.
Nyoman I Dewa dkk, Penilaian Status Gizi,EGC
Jakarta 2002.
Sr.Alfonsine C.B, B.Sc, Pengantar Ilmu Gizi, Intan,
Jakarta 1984.
No comments:
Post a Comment