MAKALAH
PENGENDALIAN INTEREN DALAM SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
Oleh
Nurfauzi Ahmad
B04150010
FAKULTAS
EKONOMI
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS
MATHLA’UL ANWAR
Tahun 2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah tentang “Sistem
Informasi Akuntansi” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata
kuliah sistem informasi akuntansi .
Penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Kami sebagai penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa
yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi kami selaku penyusun makalah pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
serta bisa menjadi tambahan referensi di bidang ilmu Komunikasi Data bagi
penyusun makalah di masa yang akan datang.
Pandeglang, Januari 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ....................................... 2
2.1.1
Pengertian Sistem..............................................................
2
2.1.2
Pengertian Sistem Akuntansi ............................................. 4
2.1.3
Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi.............................
5
2.2
Komponen Sistem Informasi Akuntansi ..................................... 5
2.3
Pengendalian Intern......................................................................
6
2.3.1
Pengertian
Pengendalian Intern........................................
6
2.3.2
Tujuan Pengendalian Intern..............................................
7
2.3.3
Aktivitas Pengendalian Fisik............................................
8
2.3.4
Unsur dan Struktur Pengendalian Intern.......................... 9
2.3.5
Pengendalian Intern dalam Sistem
Pembelian.................. 10
2.4
Organisasi .................................................................................... 12
2.5
Analisis dan Perancangan Sistem.................................................
13
2.5.1
Pengertian Analisis Sistem...............................................
13
2.5.2
Tujuan
Analisis Sistem.....................................................
13
2.5.3
Tahapan Analisis Sistem...................................................
14
2.6
Studi
Kasus..................................................................................
14
2.7
Pemecahan Studi Kasus...............................................................
15
2.8
Job
Description Struktur Organisasi
............................................ 16
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi merupakan
salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam
mengangani kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi
akuntansi serta informasi lainnya mengenai proses bisnis perusahaan yang
diperlukan oleh manajemen dan pihak-pihak terkait lainnya sehubungan dengan
pengambilan keputusan dan kebijakan-kebijakan lainnya.
Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangatlah pesat, sehingga banyak sekali menawarkan kemudahan-kemudahan dalam
menjalankan aktivitasnya, baik merupakan pekerjaan ringan dalam rumah tangga
maupun pekerjaan rumit dalam dunia industri/perusahaan, sehingga pada akhirnya
kita dimanjakan oleh teknologi tersebut.
Kehadiran teknologi ini dimaksudkan
untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan efektif dan efisien yang tinggi.
Dan ketika teknologi merajai di berbagai bidang usaha hal ini yang menjadi
dasar penerapan dalam sebuah aplikasi nyata penggunanaan media komunikasi dan
pengolahan data pada perusahaan.
Untuk mendampingi perkembangan
teknologi informasi, struktur organisasi yang baik juga perlu dibentuk oleh
suatu perusahaan PT Arai dimiliki oleh Pak Hirata adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan penjualan produk baja anti
kara.
Sistem organisasi pada PT Arai
tersebut harus memiliki sistem organisasi yang baik menurut oengendalian intern
dan sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan agar pekerjaan masing-masing
bagian bisa efektif dan efisien.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi
Akuntansi
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2001 : 2)
“Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu
dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai
sistem yaitu sebagai berikut :
a. Setiap
sistem terdiri dari unsur-unsur
b. Unsur-unsur
tersebut adalah bagian yang terpadu dari sistem yang bersangkutan.
c. Unsur
suatu sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan system
d. Suatu
sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih besar.
Menurut James A. Hall
(2001 : 7)
“Sistem informasi adalah sebuah rangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses, menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada para pemakai”. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 1)
“Sistem Informasi Akuntansi adalah Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi”.
Menurut Widjajanto
(2001 : 2) “Sistem adalah Sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input,
proses, dan output”.
Menanggapi pengertian
dari Sistem Akuntansi ini Bastian (2001 : 151) mendefenisikan sistem akuntansi ini
sebagai berikut Sistem Akuntansi adalah “Organisasi formulir, catatan dan
laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh manjemen guna menentukan dasar kebutuhan informasi”.
Dalam arti luas
ungkapan “sistem“ ternyata
telah disamakan maknanya dengan ungkapan “cara“. Sehingga kita akan dapat
membaca rangkaian kata seperti: sistem penilaian, system pengawalan, sistem
perwasitan, dan lainnya. Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem apabila
memenuhi dua syarat .
Pertama adalah memiliki bagian-bagian
yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian-bagian
itu disebut subsistem atau ada pula yang menyebutnya sebagai prosedur.
Agar sistem dapat
berfungsi secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem atau
prosedur-prosedur itu harus saling berinteraksi antar satu dengan lainnya.
Interaksi ini bisa tercapai terutama melalui komunikasi informasi yang relevan
antar subsistem. Namun demikian, biasanya antara subsistem dengan subsistem
lainnya tidak dapat dilihat garis pemisahnya secara tegas, karena interaksi
yang terjalin anatara subsistem itu demikian kuatnya dan acapkali saling
bertumpang tindih.
|
|
|
Romney dan Steinbart (2004:3) membagi
SIA menjadi lima komponen:
1.
Orang-orang yang mengoperasikan sistem
tersebut dan melaksanakan
2.
Prosedur-prosedur, baik manual maupun
yang terotomatisasi yang berbagai fungsi dilibatkan dalam mengumpulkan,
memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3.
Data tentang proses-proses bisnis
organisasi.
4.
Software yang dipakai untuk memproses
data organisasi.
5.
Infrasturuktur teknologi informasi,
termasuk komputer, peralatan
Kelima komponen tersebut secara
bersama-sama memungkinkan suatu system informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi
pentingnya dalam organisasi, yaitu:
1.
Mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan organisasi, sumber daya yang dipengaruhi
oleh aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas
tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai dan pihak luar yang berkepentingan
dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2.
Mengubah data menjadi informasi yang
berguna bagi pihak manajemen untuk
3.
Membuat keputusan dalam aktivitas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
4.
Menyediakan pengendalian yang memadai
untuk menjaga aset-aset organisasi termasuk data organisasi untuk memastikan
bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan handal. pendukung
(peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Boockholdt (1999)
menyatakan, “Information system is a set of organized procedures that, when
executed, provides information to support decision making and control in an
organization.”
Moscove dan Simkin
(2001) menyatakan, “An information system is a set of interrelated subsystems
that work together to collect, process, store, transform information for
planning, decision making, and control.”
Connolly dan Begg (2002) menulis, “Information
system is the resources that enable the collection, management, control, and
dissemination of information throughout an organization.”
2.1.2 Pengertian Sistem Akuntansi
Bodnar
dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (2000) mendefinisikan, “Sistem
Akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang dibuat
untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan
transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi
aktiva dan kewajiban yang berkaitan.”
Mulyadi (2001) menulis,
“Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir-formulir, catatan-catatan, dan
laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Gelinas dan Oram (1996)
menulis, “The accounting information system (AIS) is a specialized subsystem of
the management information system (MIS) whose purpose is to collect, process,
and report information related to financial transaction.”
Wilkinson dan Cerullo
(2000) menyatakan, “An accounting information ssytem is a unified structure
within an entity, such as business firm, that employs physical resources and
other components to transform economic data into accounting information.”
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Bodnar dan Hopwood
(2000) seperti yang diterjemahkan Amir Abadi Jusuf, “Sistem Informasi Akuntansi
adalah sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data
akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah Sistem Informasi Akuntansi
diperluas mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, penggunaan tehnologi
informasi, dan pengembangan sistem informasi.” Romney dan Steinbart (2003)
menulis, “Accounting Information System is the human and capital resources
within an organization that responsible for the preparation of financial
information and the information obtained from collecting and processing company
transaction.”
2.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Romney dan Steinbart
(2003) menyatakan, “Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen,
yaitu:
1.
People, yang mengoperasikan sistem dan
melakukan berbagai fungsi.
2.
Procedures, baik yang manual maupun
otomatis termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemprosesan, dan penyimpanan data
tentang kegiatan organisasi.
3.
Data, tentang kegiatan / proses bisnis
organisasi.
4.
Software, digunakan untuk memproses data
organisasi.
5.
Information technology infrastructure,
termasuk didalamnya komputer, peralatan komunikasi jaringan.
2.3 Pengendalian Intern
2.3.1 Pengertian Pengendalian
Intern
Istilah pengendalian
intern oleh sebagian orang diterjemahkan dengan istilah pengawasan intern
sedangkan sebagian lagi dikenal dengan istilah internal control. Menurut
Widjajanto, pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi
struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan
dengan tujuan untuk:
1.
Mengamankan aktiva perusahaan,
2.
Mengecek kecermatan dan ketelitian data
akuntansi,
3.
Meningkatkan efisiensi, dan
4.
Mendorong agar kebijaksanaan manajemen
dipatuhi oleh setiap jajaran organisasi.
Sedangkan menurut
Mulyadi, pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manjemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu: keandalan pelaporan
keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan efektifitas
dan efisiensi operasi.
Sistem pengendalian
intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek keteilitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manjemen.
Menurut tujuannya,
sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a.
Pengendalian intern akuntansi ( internal
accounting control )
Menurut
Tunggal, Pengendalian intern akuntansi adalah pengendalian yang meliputi
pengamanan terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan
akuntansi. Pengendalian intern yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para
investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan
laporan keuangan yang dapat dipercaya.
b.
Pengendalian intern admistratif (
internal administrative control)
Pengendalian
intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
2.3.2 Tujuan
Pengendalian Intern
Tujuan sistem
pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
Manajemen
harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan
operasi perusahaan. Contoh ; harga jual barang jadi sebagian ditentukan
berdasarkan data baiya produksi, jumlah barang jadi yang akan diproduksi
dipengaruhi oleh jumlah persediaan barang yang berada di gudang perusahaan dan
pesanan yang belun dikirim karena menunggu persediaan barang yang berada di
gudang perusahaan dan pesanan yang belum dikirim karena menunggu pengangkutan.
Sistem
pengendalian akuntansi intern bertujuan untuk mengamankan atau menguji
kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya dengan jalan
mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan pada saat yang tepat.
2.
Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan
pembukuannya
Mencegah atau menemukan harta yang hilang
dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
3.
Untuk menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian dalam suatu perusahaan juga
dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan yang berganda yang tidak
perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahaan
terhadap penggunanan sumber-sumber dana yang tidak efisien.
4.
Untuk mendorong ditaatinya kebijakan
pimpinan yang telah digariskan Manajemen.
Manajemen
menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem
pengendalian intren memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peratuaran
adalah jaminan akan ditataatinya prosedur tersebut pada perusahaan.
2.3.3 Aktivitas Pengendalian Fisik
a.
Otorisasi Transaksi
Tujuan
; Untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi
valid dan sesuai dengan tujuan dari pihak manajemen.
b.
Pemisahan Tugas
Tujuan
;
1. Agar
otorisasi transaksi terpisah dari proses transaksi. Contoh proses pembelian hanya boleh dilakukan jika ada
permintaan lain dari pihak otorisasi persediaan, bahwa barang yang diminta
tidak ada atau kurang.
2. Tanggung jawab pemeliharaan asset harus
dipisah dari tanggungjawab pencatatan. Contoh mesin tanggungjawab
pemeliharaannnya oleh departemen pabrik, sedangkan pencatatannya oleh
departemen harga atau akunting.
3. Struktur organisasi harus dilaksanakan
agar penipuan antara dua pihak atau lebih yang memiliki tanggungjawab tidak
dapat disatukan. Contoh pembelian barang dan pembayaran dilakukan oleh orang
yang berbeda.
c.
Supervisi
Meminimalisasi
terjadinya atau adanya pengawasan.
d.
Pencatatan Akuntansi
Dari
dokumen sumber, jurnal, buku besar, dan lain-lain. Catatan ini bisa dijadikan
pengendali atas transaksi yang terjadi.
e.
Pengendalian Akses
Hanya personal
yang dapat mengakses aktiva penting dan catatan akuntansi.
f.
Verifikasi Independen
Yaitu
pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan
prosedur dan kesalahan penyajian.
2.3.4
Unsur
dan Struktur Pengendalian Intern
Mulyadi
(2001) menyatakan, “Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
1.
Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas.
2.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya.
3.
Praktek yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawabnya.
Arens dan Loebbecke
yang diterjemahan Amir Abadi Jusuf mendefinisikan, “Struktur pengendalian
intern mencakup lima kategori dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan
digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan
pengendalian dapat dipenuhi.” Kelima kategori ini disebut sebagai komponen
struktur pengendalian intern. Kelima komponen tersebut adalah:
1.
Lingkungan pengendalian
2.
Penetapan resiko oleh manajemen
3.
Sistem informasi dan komunikasi
akuntansi
4.
Aktivitas pengendalian
5.
Pemantauan
2.3.5
Pengendalian
Intern dalam Sistem Pembelian
Unsur pengendalian
intern dalam sistem pembelian digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu sistem
pengendalian intern yang terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan, dan praktek yang sehat.
2.4 Organisasi
1.
Fungsi pembelian harus terpisah dari
fungsi penerimaan.
2.
Fungsi pembelian harus terpisah dari
fungsi akuntansi.
3.
Fungsi penerimaan harus terpisah dari
fungsi penyimpanan barang.
4.
Transaksi pembelian harus dilaksanakan
oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan, fungsi akuntansi.
Tidak ada transaksi pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu
fungsi tersebut.
5.
Surat permintaan pembelian diotorisasi
oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi
pemakai barang, untuk barang yang langsung pakai.
6.
Surat order pembelian diotorisasi oleh
fungsi pembelian atau fungsi yang lebih tinggi.
7.
Laporan penerimaan barang diotorisasi
oleh fungsi penerimaan barang.
8.
Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi
akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.
9.
Pencatatan terjadinya utang didasarkan
pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
10.
Pencatatan ke dalam kartu utang dan
register bukti kas keluar (voucher register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
11.
Surat permintaan pembelian bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.
12.
Surat order pembelian bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
13.
Laporan penerimaan barang bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.
14.
Pemasok dipilih berdasarkan jawaban
penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok.
15.
Barang hanya diperiksa dan diterima oleh
fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian
dari fungsi pembelian.
16.
Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan
barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi
barang tersebut dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.
17.
Terdapat pengecekan terhadap harga,
syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum
faktur tersebut diproses untuk dibayar.
18.
Catatan yang berfungsi sebagai buku
pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang
dalam buku besar.
19.
Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan
sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk
memperoleh potongan tunai.
2.5 Organisasi
20.
Fungsi pembelian harus terpisah dari
fungsi penerimaan.
21.
Fungsi pembelian harus terpisah dari
fungsi akuntansi.
22.
Fungsi penerimaan harus terpisah dari
fungsi penyimpanan barang.
23.
Transaksi pembelian harus dilaksanakan
oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan, fungsi akuntansi.
Tidak ada transaksi pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu
fungsi tersebut.
24.
Surat permintaan pembelian diotorisasi
oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi
pemakai barang, untuk barang yang langsung pakai.
25.
Surat order pembelian diotorisasi oleh
fungsi pembelian atau fungsi yang lebih tinggi.
26.
Laporan penerimaan barang diotorisasi
oleh fungsi penerimaan barang.
27.
Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi
akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.
28.
Pencatatan terjadinya utang didasarkan
pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
29.
Pencatatan ke dalam kartu utang dan
register bukti kas keluar (voucher register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
30.
Surat permintaan pembelian bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.
31.
Surat order pembelian bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
32.
Laporan penerimaan barang bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.
33.
Pemasok dipilih berdasarkan jawaban
penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok.
34.
Barang hanya diperiksa dan diterima oleh
fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian
dari fungsi pembelian.
35.
Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan
barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi
barang tersebut dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.
36.
Terdapat pengecekan terhadap harga,
syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum
faktur tersebut diproses untuk dibayar.
37.
Catatan yang berfungsi sebagai buku
pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang
dalam buku besar.
38.
Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan
sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk
memperoleh potongan tunai.
2.6 Analisis dan Perancangan Sistem
2.6.1
Pengertian
Analisis Sistem
Boockholdt (1999) menyatakan,
“System analysis is the process of examine an existing information system and
its environment to identify potential improvement.”
Bodnar dan Hopwood (2000)
yang diterjemahan Amir Abadi Jusuf menulis, “Analisis Sistem meliputi formulasi
dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem, penekanan dalam analisis sistem
adalah pada tujuan keseluruhan sistem dan dasar dari semua ini adalah analisis
untung rugi diantara tujuan-tujuan sistem.”
Mcleod (2001) seperti yang
diterjemahkan Hendra Teguh menulis, “Analisis sistem adalah penelitian atas
sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau
diperbarui.”
2.6.2
Tujuan
Analisis Sistem
Gelinas dan Oram (1996) menulis, “Tujuan analisis
sistem adalah:
1.
Mendefinisikan masalah yang ada secara
tepat.
2.
Merencanakan solusi alternatif.
3.
Memilih dan menentukan salah satu dari
solusi alternatif yang ada.
4.
Mengembangkan spesifikasi logik untuk
solusi yang telah dipilih.
5.
Mengembangkan kebutuhan fisik untuk
solusi yang telah dipilih.
6.
Membuat anggaran belanja/budget untuk
dua fase pengembangan sistem ke depan.
2.6.3
Tahapan
Analisis Sistem
Mcleod (2001) menyatakan, “Analisis sistem
dapat dibagi menjadi:
1.
Mengumumkan penelitian proyek.
2.
Mengorganisasikan tim proyek.
3.
Mendefinisikan kebutuhan informasi.
4.
Mendefinisikan kriteria kerja sistem.
5.
Menyiapkan usulan rancangan.
6.
Menyetujui atau menolak rancangan
proyek.
2.7 STUDI KASUS
PT Arai dimiliki oleh Pak Hirata adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan penjualan produk baja anti
karat. Berikut adalah info yang berkaitan dengan proses bisnis PT Arai :
·
Bahan baku Baja olahan di impor dari
negara tetangga dengan harga yang berfluktuatif mengikuti nilai dolar, biasanya
saat harga rendah PT Arai membeli bahan baku sebanyak-banyaknya untuk menghemat
biaya produksinya.
·
Proses pembuatan barang melalui tiga
proses, yaitu : Pengolahan, finishing, dan packing.
·
Dalam proses produksinya PT Arai
menggunakan mesin-mesin sederhana bantuan dari pemerintah.
·
Perusahaan menjual barang hingga ke luar
negeri.
·
Pek Hirata sebagai pemilik berpendapat
bahwa dia seharusnya juga turun langsung mengawasi perusahaanya.
·
Proses produksinya tidak tergantung dari
banyak sedikitnya pesanan.
·
Penjualan dilakukan secara kredit dan
tunai, kebanyakan pembelian dengan kuantitas banyak bisa dilakukan dengan
kredit.
·
Dengan pangsa pasar yang luas dan
pendapatan yang tinggi pak Hirata tetap ingin melakukan efisiensi dan
efektifitas dari proses produksinya.
Sebagai konsultan
sistem anda diminta membuat organisasi yang baik menurut pengendalian intern
dan sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan agar pekerjaan masing-masing
bagian bisa efisien dan efektif sertakan juga tugas (Job Desc) dari masing-masing bagian dan personal di dalamnya.
2.8 PEMECAHAN STUDI KASUS
- Langkah pak Hirata membeli bahan baku sebanyak banyaknya saat harga dollar rendah cukup efektif dan efisien karena bahan baku tersebut dapat menjadi persediaan saat dollar melonjak.
- Saat dollar melonjak, pak hirata dapat memproduksi persediaan tersebut dengan hasil olahan dan dijual dengan harga tinggi sehingga mendapat keuntungan yang lebih atau berlipat.
- Proses pembuatan barang harus dipisahkan menurut tenaga ahlinya. Misalnya SDM A bertugas bagian pengolahan, SDM B bagian finishing, SDM C bagian packing. Agar pekerjaan lebih sempurna dengan spesifikasi tersebut.
- Pak Hirata sebaiknya tidak hanya mengandalkan mesin sederhana dari pemerintah namun juga harus menambah jumlah mesin atau mengganti mesin yang lebih canggih untuk mempercepat proses produksi sehingga perputaran penjualan semakin cepat.
- Pak Hirata sebagai pemilik juga perlu merekrut karyawan baru untuk membantu menjalankan proses pengawasan dalam produksi.
- Dengan kebijakan penjualan dengan kuantitas yang banyak bisa dengan kredit, pak hirata harus menentukan jatuh tempo kredit tersebut sehingga perputaran modal juga cepat dan meminimalisir gagal bayar.
2.9 Job Description Struktur Organisasi
CEO
1. Merencanakan, mengelola dan menganalisis
segala aktifitas fungsional bisnis seperti operasional, sumber daya manusia,
keuangan dan pemasaran.
2. merencanakan dan mengelola proses
penganggaran, lalu mengamati dan menganalisis apabila ada kejanggalan dalam
praktiknya.
3. mengelola perusahaan dengan tujuan strategis
perusahaan dengan keefektifan dan biaya seefissien mungkin.
CIO
1. Mempelajari dan memahami secara menyeluruh
dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan.
2. membangun kredibilitas direktorat sistem
informasi yang dipimpinnya.
3. memasyarakatkan teknologi informasi agar
dipergunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan.
4. mencanangkan visi teknologi informasi.
5. membuat suatu perusahaan mendapat profit
margin yang besar akibat adanya perubahan-perubahan teknologi, pasar dan
regulasi yang membawa dampak perubahan perilaku bisnis.
MANAGER
SYSTEM DEVELOPMENT
Manajer
pengembangan sistem membantu memastikan bahwa proses dan mekanisme perusahaan
yang memadai, fungsional dan sesuai dengan rekomendasi atas kepemimpinan dan
standar industri. Mereka merencanakan dan mengkoordinasikan pemeliharaan,
upgrade dan implementasi sistem informasi.
DATA
ADMINISTRATOR
Tugas-tugas seorang administrator database
bervariasi, tergantung pada job description-nya, perusahaan,
peraturan Teknologi Informasi (TI), fitur-fitur teknis, dan juga kemampuan dari
DBMS yang diberikan. Semua itu termasuk pemulihan setelah bencana (backups and
testing of backups), analisis kinerja dan tuning, pemeliharaan data
dictionary, dan desain database.
DBA
- Pemasangan perangkat lunak baru - Ini adalah tugas DBA untuk menginstal versi baru dari perangkat lunak DBMS, aplikasi perangkat lunak, dan perangkat lunak lain yang berhubungan dengan administrasi DBMS. Penting bahwa DBA atau anggota staf IS menguji software baru sebelum pindah ke sebuah lingkungan produksi.
- Konfigurasi hardware dan software dengan sistem administrator – Dalam banyak kasus, perangkat lunak sistem hanya dapat diakses oleh administrator sistem. Dalam kasus ini, DBA bekerja sama dengan administrator sistem untuk melakukan instalasi perangkat lunak, dan untuk mengkonfigurasi hardware dan software agar berfungsi secara optimal dengan DBMS.
- Pengamanan administrasi - Salah satu tugas utama DBA adalah untuk memantau dan mengelola keamanan DBMS. Hal ini melibatkan penambahan dan menghapus pengguna, pemberian quota, audit, dan memeriksa masalah keamanan.
- Analisis data – DBA menganalisis data yang tersimpan dalam database dan membuat rekomendasi yang berkaitan dengan kinerja dan efisiensi penyimpanan data. Ini termasuk penggunaan indeks efektif, memungkinkan “Paralel Query” eksekusi, atau fitur khusus DBMS lainnya.
- Database design (awal) - DBA dapat terlibat di awal tahap desain database, hal ini bertujuan menghilangkan berbagai masalah yang mungkin terjadi. DBA tahu bahwa DBMS dan sistem, dapat menunjukkan potensi masalah, dan dapat membantu pengembangan kinerja tim dengan pertimbangan khusus.
- Data pemodelan dan optimasi – pemodelan data befungsi untuk mengoptimalkan sistem tata letak untuk mengambil yang paling keuntungan dari I / O subsystem.
- Bertanggung jawab atas administrasi perusahaan yang berhubungan dengan database dan analisis, desain, dan penciptaan database baru.
MANAJER
TELECOMUNICATION
- Mengelola Teknologi Informasi dan sistem computer
- Bertanggung jawab pada kesiapan dan ketersediaan sistem komputer / aplikasi dalam lingkungan perusahaan
- Membuat dan/atau implementasi semua sistem dan aplikasi
- Merancang, mengelola dan mengawasi serta meng-evaluasi operasional dari sistem informasi (software dan aplikasi) dan pendukungnya (hardware, infrastruktur, telekomunikasi)
- Membuat dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur TI (IT policy) termasuk kebijakan keamanan TI (IT security policy)
- Berkerja sama dengan TI vendor untuk merancang , membuat dan meng-implementasikan sistem atau aplikasi jika diperlukan
- Membuat dan mengawasi anggaran TI (budget) dan expenditures
MANAGER AND USER COMPUTER
Manajer End User
Computing bertanggung jawab atas pengiriman perusahaan dari pelanggan
menghadapi layanan teknologi. Posisi ini akan memimpin sebuah tim dibebankan
dengan memberikan kualitas tinggi, layanan biaya yang efektif termasuk klien
hardware komputasi dan perangkat lunak, dukungan service desk / bantuan, dan
pelayanan bidang. Posisi ini bertanggung jawab untuk bermitra dengan semua IT
dan kepemimpinan bisnis untuk mengembangkan strategi teknologi, implementasi
rencana, metodologi adopsi dan dukungan operasional untuk wilayah layanan yang
telah disebutkan sebelumnya. Manajer End User Computing bertanggung jawab untuk
terus berkembang penawaran produk dan strategi sourcing yang sejalan dengan
strategi bisnis untuk memastikan kinerja terbaik dan hasil untuk ABM.
Bertanggung jawab atas
pengiriman perusahaan dari pelanggan menghadapi pelayanan teknologi. Dalam
memimpin seebuah tim untuk memberikan kualitas yang tinggi, biaya yg efektif
termaksuk hardware, computasi, dan perangkat lunak dukungan service desk.
Bermitra dengan semua IT dan kepemimpinan bisnis untuk mengembangkan strategi
teknologi, implementasi rencana, metodologi adopsi dan dukungan operasional
MANAGER COMPUTER
OPERATION
Manajer operasi
komputer akan merencanakan dan mengkoordinasikan instalasi dan upgrade
perangkat keras dan perangkat lunak pemrograman dan desain sistem. Mereka akan
secara langsung mengawasi pekerjaan insinyur perangkat lunak komputer dan
programer. Mereka bertanggung jawab untuk koordinasi kerja antar departemen
terkait dan tidak terkait dalam perusahaan mereka. Mereka menganalisis
kebutuhan komputer dan informasi dari perusahaan mereka dari perspektif
strategis dan membuat keputusan tentang personel langsung dan jangka panjang
dan persyaratan peralatan. Mereka menetapkan dan meninjau pekerjaan bawahan dan
mempelajari teknologi terbaru untuk menjaga perusahaan mereka kompetitif.
Beberapa mungkin mengevaluasi teknologi terbaru untuk menentukan apakah mereka
akan berguna dan di perusahaan mereka kepentingan terbaik. Mereka juga dapat
terlibat dalam pengembangan persyaratan, anggaran dan penjadwalan untuk
proyek-proyek teknologi perusahaan mereka. Para manajer ini akan mengkoordinasikan
proyek-proyek tersebut dari pembangunan untuk pelaksanaan dan mengkoordinasikan
kerja antara klien, vendor dan konsultan. Ini biasanya proyek-proyek yang
digunakan untuk meng-upgrade keamanan
informasi perusahaan.
BAB
III
KESIMPULAN
Sistem Informasi
akuntansi sangatlah penting didalam suatu perusahaan. Sistem yang berarti cara
yang merupakan langkah yang harus disusun setiap perusahaan agar meningkatnya
nilai perusahaan itu sendiri. Misalnya komponen sistem akuntansi yang meliputi
people atau orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi
diberbagai bidang, istilahnya kemampuan seseorang sangatlah dibutuhkan demi
meningkatkan produktivitas perusahaan. Procedurs atau langkah-langkah yang akan
digunakan baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan pengumpulan,
pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi. Data tentang
kegiatan/proses bisnis organisasi, software digunakan untuk memproses data
organisasi., dan Information Technology Insfrastructure yaitu alat-alat yang
digunakan termasuk didalamnya komputer, peralatan komunikasi jaringan. Selain
komponen sistem, unsur suatu sistem juga dibutuhkan dalam bekerja sama agar
tercapainya tujuan sitem.
Disamping
itu ada sistem pengendalian intern yang dapat diartikan sebagai pengawasan
intern. Sistem ini harus benar-benar terlaksana atau tersusun sesuai organisasi
yang telah dibentuk oleh suatu perusahaan agar dapat terhindar dari
risiko-risiko yang mungkin terjadi.
Dibuatnya
struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan sangat lebih efektif dalam
membentuk sistem informasi dan pengawasannya didalam setiap bidang sesuai job
desk masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
B. Romney, Marshall dan Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9. Jakarta:
Salemba Empat.
W. Wilkinson, Joseph. 1995. Sistem Akunting dan Informasi. Jakarta: Binarupa Aksara.
L. Whitten, Jeffrey, Lonnie D. Bentley dan Kevin C. Dittman. 2005. System
Analysis and Design Methods. New York: McGraw Hill
Companies Inc.
Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
No comments:
Post a Comment